Loading...

Pembahasan Khulafa ar-Rasyidin (Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) - Sejarah Peradaban Islam (Ach. Syukron Nawawi) C3


A. Biografi Utsman bin Affan (R.A)

Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama masuk Islam). Rasulullah sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Utsman adalah kholifah yang ketiga yang memerintah dari tahun 644 hingga 656 (selama 11-12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu, Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonomi yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. beliau mendapat julukan "Dzun Nurain" yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum. [1]


B. Kondisi social politik masa Utsman bin Affan (R.A)

Seperti telah dikemukakan pada pendahuluan Utsman bin Affan diangkat sebagai kholifah berdasarkan musyawarah "tim formatur" yang terdiri dari 6 sahabat termuka yang telah di tunjuk oleh sahabat Umar bin Khattab sebelumnya. Sesudah Utsman terpilih dan menduduki tampuk kepemimpinan, banyak langkah-langkah yang diambil sebagai realisasi tugas kekholifaan.

Menurut sejarawan masa pemerintahan Utsman bin Affan menjadi dua periode yang sama enam tahun pertama (23-29H) merupakan pemerintahan yang baik dan enam tahun kedua (30-35H) merupakan pemerintahan yang mengalami kekacauan. [2]

C. Pemberontakan Dalam Negeri

Dalam pemerintahan Khalifah Utsman tergolong sukses pada enam tahun awal dari pemerintahannya, namun sesuai dengan catatan sejarah bahwa enam kedepan banyak terjadi perubahan-perubahann termasuk tuntutan rakyat, dimana adanya Nepotisme ditubuh pemerintahan Utsman sangat meresahkan kehidupan rakyat. Saat diperjalanan, menuju daerah masing-masing, pemberontak asal Mesir memergoki seorang kurir yang membawa surat perintah, yang isi surat tersebut ditujukan kepada Gubernur Mesir untuk membunuh pemimpin pemberontak ketika mereka sampai di Mesir, dan surat tersebut berstempelkan Khalifah. Dalam memahami isi surat tersebut terdapat kekeliruan maksud sebenarnya adalah sambutlah bukan bunuhlah. [3] Ditambah lagi provokasi Abdullah bin Saba' maka hilanglah keimanan dan ketaqwaan mereka terhadap ajaran-ajaran Islam, yang ada saat itu hanyalah dendam dan nafsu ingin membunuh Utsman bin Affan. Akibat nafsu yang tidak dapat dikendalikan lagi, sesampai di Madinah mereka langsung mendatangi rumah Utsman bin Affan, ketika itu Ali dan kedua anaknya Hasan dan Husin dan beberapa orang lainnya berusaha menghalau dan mencoba bernegosiasi kembali, Namun hal tersebut gagal karena banyaknya para pemberontak, Ali bin Tholib dan yang lainnya tak kuasa menghalangi mereka yang penuh dengan hawa nafsu untuk membunuh Utsman bin Affan. Mereka mengepung rumah Utsman selama kurang lebih 40 hari. Meskipun rumah Utsman bin Affan dijaga oleh putra Ali dan Zubair mereka tetap masuk dan membunuh Utsman yang sedang membaca Al-qur'an sehabis shalat, istrinya Nailah pun menjadi korban keganasan orang-orang peberontak tersebut. Hingga Wardan bin Samurah berhasil membunuh beliau. Kejadian ini berlangsung pada hari jum'at 8 dzulhijjah 35 Hijriah. Dengan tangan-tangan Iblis para pemberontak itu menghujamkan pedangnya kearah Utsman yang sudah tua renta itu, Dan pemberotak lainnya berduyun-duyun menghabisi Utsman dan akhirnya beliau tewas bersama keluarganya. [4]

D. Perkembangan dan Kemajuan Pada Masa Kholifah Utsman bin Affan

Setelah Umar bin Khottab meninggal, Usman bin Affan perluasan wilayah melanjutkan dan dilakukan dengan membentuk angkatan laut untuk menyerang daerah kepulawan yang terletak dilaut tengah. Pada saat itu kholifah Utsman bin Affan membangun kapal perang untuk menyerang di pulau Cyprus pada tahun 28 hijriah yang di pimpin oleh Muawiyah bin Abu Shofyan, Muawiyah berhasil memenangkan pertarungan tersebut bukan hanya pulau Cyprus saja tetapi Muawiyah juga berhasil mengalahkan Armenia kecil sampai ke kikilia dengan perdamaian dengan membayar pajak dan jizyah. [5]

E. Tuduhan nopotisme dan lain-lain

1. Mengenai para gubernur, mereka para kaum peberontak menuduh kholifah memecat sebagian pejabat dan diganti dengan sanak kerabatnya

2. Mengenai harta milik umum. Para kaum pemberontak menuduh utsman dan bani umayyah, kerabatnya memanfaatkan harta atau yang bukan hak mereka

3. Mengenai sikapnya terhadap sebagian sahabat utama dan tindakan-tindakan keras keras yang dilakukan terhadap sebagian mereka

4. Kholifah dituduh melakukan bit'ah agama. Penyebab terjadinya dituduh melakukan bid"ah ada 3 yaitu :

a. Beliau tidak mengqoshor sholatnya ketika berada dimekkah

b. Beliau membakar mushaf-mushaf

c. Beliau membangun masjid di madinah. [6]

Jadi, dari keterangan diatas banyak sekali yang kita ketahui tentang utsman bin affan bahwa beliau adalah kholifah yang ketiga pengganti umar bin khottab, kholifah utsman bin affan terkenal dengan sikab kelembutannya dan dermawan. Pada masa Rasulullah masih hidup, Utsman terpilih sebagai salah satu sekretaris Rasulullah sekaligus masuk dalam tim penulis wahyu yang turun dan pada masa kekhalifahannya al qur'an dibukukan secara tertib. beliau mendapat julukan Dzun Nurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum. Sikap yang di miliki oleh Utsman bin Affan dapat kita teladani karena meskipun dermawan Utsman bin Affan tidak sombong, ramah dan sering sedekah. Namun di masa Utsman bin Affan tejadi banyak beberapa faktor diantaranya : konflik sosial politik, pemfitnaan terhadap beliau dan lain-lain. Namun meskipun banyaknya terjadinya penfitnaan tersebut banyak juga keberhasilan memperluas wilayah islam, membangun masjid di madinah, mengumpulkan mushaf-mushaf alqur'an dan mengganti dengan bahasa yang baku. Serta memperadakan membayar pajak dan jyzah.

Konflik yang terjadi di massa Utsman bin Affan saat menjadi kholifah menjadi 2 periode. Periode dalam 6 tahun pertama mengalami keberhasilan yang pesat, diantaranya penumpas pemberontakan yang mengambil kesempatan atas wafatnya umar. Juga melakukan perluasan kekuasaan wilayah sampai daerah e Tripolli, Tabristan, Harah, Kabul dan beberapa daerah lainnya, Serta membayar pajak dan jyzah. Apa jyzah itu…?

Jyzah adalah hak yang diberikan kepada Alloh serta untuk menuntutnya dari pada orang kafir kerena mereka tunduk kepada keperintahan islam.

Sedangkan periode dalam 6 tahun kedua mengalami kekacauan, pada saat beliau mengambil kebijaksanaan antara lain di bidang politik dengan mengangkat keluarga dekat menjadi gubernur.

Bila dicermati, system pemerintahannya yang di terapkan oleh kholifah Utsman terlihat ada beberapa kebijaksanaan yang mencerminkan bahwa beliau tidak mampu mengendalikan pengaruh keluarganya, terutama pada masa 6 tahun kedua. Hal ini terlihat jelas ketika beliau mengangkat beberapa keluarga dekatnya menjadi pejabat dan gubernur, sehingga wajar bila pada akhirnya Utsman di sebut nepotisme. Apa Nepotisme itu…. ?

Nepotisme adalah sebuah kecendrungan untuk mengutamakan atau menguntungkan keluarganya sendiri terutama dalam maslah jabatan. Kata nepotisme berasal dari bahasa latin yaitu nepos atau nepatis yang berarti cucu( arti kiasan). Nepotisme juga berasal dari bahasa inggris, yaitu nepotism yang artinya kecendrungan untuk mengutamakan sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan. Nopotisme dapat disimpulkan : di larang oleh ajaran islam karena Nopotisme yang semata-mata didasarkan pada pertimbangan keluarga atau sanak familinya sendiri. Adapun Nepotisme yang di sertai dengan pertimbangan adalah sifat yang amanah, maka hal ini tidak dilarang.

Adapun pejabat-pejabat yang diangkat oleh ustman bin affan antara lain:

1) Abdulloh bin sa'ad (saudara sesusuan kholifah utsman bin affan) yang diangkat menjadi gubernur mesir yang menggantikan Amr bin ash

2) Abdulloh bin amir bin khuraiz sebagai wali bahsrah menggantikan Abu Musa Al-Asy'ari. Beliau ini masih sanak keluarganya yaitu putra bibinya

3) Walid bin uqbah bin muiz(saudara sesusuan kholifah utsman bin affan) sebagai walikota kufah menggantikan Sa'ad bin Abi Waqqah

4) Marwan bin hakam (putra pamannya) sebagai sekertaris Kholifah

5) Muawiyah bin abu sufyan sebagai gubernur di syam adalah putra pamannya.

Begitu pula Nepotisme seperti halnya korupsi dan kolusi keterianya adalah menggunakan dalam jaringan kekuasaan dan bisnis yang tidak sehat. Tujuan Nepotisme mengawetkan atau dalam batas-batas tertentu memaksakan kehendak dan kepentingannya sendiri untuk tetap memegang kekuasaan (politik) dan penguasa ekonomi (bisnis) sehingga salah satu dampaknya adalah praktik monopoli yang di minati oleh keluarga atau orang-orang terdekat tertentu. Jadi, dalam hukum islam nepotisme yang di larang adalah mendahulukan keluarga padahal tidak memiliki kemampuan/kompetensi dalam bidang itu. Sebaliknya, nepotisme diperbolehkan jika saudara atau orang terdekat tersebut benar-benasr teruji secara kompetensi dan ilmunya sudah mendarah daging di bandingkan orang lain, bahkan dalam islam dianjurkan untuk mendahului keluarga disbanding orang lain. Sudah jelas bahwa Nepotisme itu tergantung pada layak atau tidaknya sanak keluarga dalam memegang atau menjalankan sesuatu yang diamahkan kepadanya. Menjadi kholifah atau pemimpin sangatlah berat tanggungannya tidak seperti yang kita bayangkan kita harus memikirkan bagitu matang dalam memutuskan berbagai masalah, kemaslahatan maupun keputusan. Dan akhirnya syaidina utsman bin affan meninggal ketika beliau sedang membaca al qur'an pada tanggal 17 juni 656 Masehi. Dan di makamkan di jannatul baqi, Madinah, Saudi Arab.

A. Biografi Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah

Nama pertama yang di kasih ibundanya adalah "asad" yang berarti singa, nama itu diambil dari nama kakeknya, tak lama lagi nama tersebut di ganti dengan kata yang lebih lembut lagi yaitu "haidaraah" (macan). karena ibunya menginginkan anaknya menjadi anak yang gagah dan pemberani, namun ayahnya memberikan nama yaitu Ali yang berarti yang berarti tinggi ( derajat disisi alloh ). Ali putra Abu Tholib bin Abdul Muthollib bin Hasyim, ia berasal dari keturunan yang mulia dan terhormat, Abu Tholib adalah paman baginda nabi Muhammad SAW sedangkan ibunya adalah Fatimah binta Asad binta Hasyim. [7] Ali bin Abi Tholib lahir pada 15 september 600 Masehi di Mekkah Saudi Arabia atau sekitaran 23 rajab pra 23 hijriah dan wafat pada 18 januari 661 Masehi / 21 ramadhan 40 hijriyah. Ali bin Abi Tholib adalah kholifah ke empat ia adalah pengganti kholifah Utsman bin Affan setelah kholifah di bunuh oleh pemberontak di Madinah, Ali bin Abi Tholib menjadi kholifah pada tahun 656 sampai 661 Setelah beliau menikah dengan fatimatuz Zahra binta rasululloh. [8]

B. Pembaitan kepada ali bin abi tholib karromallohu wajhah

Setelah terbunuhnya kholifah ustman bin affan kota mekkah di datangi sebuah kericuhan, Wali Kota Al Ghofiqi bin Hard sedang mencari cari siapa seseorang yang akan di baiatkan sebagai kholifah pengganti Ustman bin Affan. Para penduduk Mesir meminta Ali untuk memangku kekholifaaan tetapi beliau enggan dan menghindar. penduduk Kufah mencari Zubair bin Al Awwam namun mereka tidak menemukannya, penduduk Bahsrah meminta Tholhah untuk menjadi kholifah tetapi Tholhah tidak menerima ajakan penduduk bahsrah tersebut, akhirnya mereka menetapkan bahwa yang paling bertanggung jawab atas pembunuhan kholifah Ustman bin Affan adalah orang Madinah ia di kasih waktu dua hari jika dalam waktu dua hari tersebut tidak menemukan pelaku, maka Ali Zubair, Tholhah dan banyak orang yang lainnya akan membunuh orang-orang tersebut. maka dari situ orang Madinah mendatangi Ali dan meminta agar Ali bersedia di bai'atkan menjadi kholifah, namun Ali tetap saja menolak ajakan tersebut, tetapi orang-orang Madinah bersikukuh untuk membaiatkan Ali bin Abi Tholib, antara lain yang menyutujui pembaitan Ali bin Abi Tholib adalah kaum Muhajirin, kaum Anshor serta kelompok lainnya diantaranya ; Tholhah, Zubair, Al-Awwam, Abdulloh bin Umar, Sa'ad bin Abi Waqqos. Setelah di rayu-rayu akhirnya pun Ali bersedia menjadi kholifah dan Ali dibaiatkan pada hari jumat 5 dzulhijjah 35 hijriyah, [9]

C. Terjadi konflik dan perang melawan Muawiyah

Terjadinya politik antara Ali bin Abi Tholib dan Muawwiyah bin Abu Sufyan pada pengunjung periode pemerintahan khulafaur rosyidin menimbulkan sejumlah perang saudara, diantar yang kita kenal adalah perang shiffin yang terjadi pada 37 hijriah atau berselang 25 tahun pasca wafatnya Rosululluh SAW. Benih-benih perpecahan dikalangan sahabat semakin berkembang sejak terbunuhnya Utsman bin Affan di tangan kaum pemberontak pada 17 juni 656 (18 dzulhijjah 35 H ). Ali yang dipilih menjadi pengganti Utsman bin Affan sebagai kholifah, menghadapi situasi Negara yang tidak stabil lantaran ada perlawanan dari beberapa kelompok Muawiyah yang di masa itu menjadi gubernur Syam (Syuriah), Muawiyah yang masih mempunya hubungan kerabat dengan Utsman bin Affan supaya yang membunuh Ustman bin Affan di adili. Namun, Muawiyah menganggap Ali tidak ada niatan untuk melakukan hal tersebut, sehingga Muawiyah memberontak kepada Ali bin Abi Tholib, Ali mengirim pasukan agar negoisasi perdamaian kepada Muawiyah agar tidak dengan kekerasan melaikan perdamaian, namun negoisasi di tolak oleh Muawiyah, akhirnya Ali mengirim pasukan sebanyak 90 ribu tentara ke Syam yang di bagi 7 unit, sementara Muawiyah di dukung 120 ribu pasukan dan dibagi 7 kelompok, setelah kedua kubu bertemu di daerah shiffin, kedua pihak langsung mengambil posisi siaga dan melakukan perundingan dan negoisasi. Abu muslim Al-Kaulani beserta beberapa orang mendatangi Muawiyah dan berkata :

" apakah engkau menentang Kholifah Ali "? kata Abu Muslim

" tidak, demi Alloh. sesungguh saya megetahui bahwa Ali pantas menjadi pengganti kholifah, tetapi yang saya inginkan cuman ingin kholifah menyerahkan orang yang membunuh Ustman bin Affan dan saya akan tuntuk!".... Kata Muawiyah

Namun Ali tidak mengabulkan permintaan Muawiyah tersebut dan akhirnya perang pun terjadi selama 3 hari yaitu pada tanggal 26-28 juli 657 ( 9-11 shafar 37 H ) [10]

D. Terjadinya perang melawan Tholhah, Zubair dan Aisyah R.A ( perang jamal )

Setelah Ali dibaiatkan menjadi kholifah Zubair dan Tholhah meminta izin agar keluar dari madinah, Kholifah Ali menyetujui permintaan Tholhah dan Zubair tersebut. Tholhah dan Zubair menuju ke Mekkah dan berjumpa dengan Aisyah R.A, saat itu Aisyah mendengar kabar bahwa Utsman bin Affan terbunuh dan mereka pun berkumpul dan mencari tantangan balas atas terbunuhnya Utsman bin Affan. Tidak lama kemudian Ya'la bin Munyah dari Bashrah dan Abdulloh bin Amir dari Kufah beserta pasukanya datang ke Mekkah untuk menuntut siapa yang terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu mereka berangkat dan setelah sampai di Bashrah gubernur Bashrah menghentikan dan melarang masuk serta disuruh nunggu kholifah datang, ketika rumit Jabalah keluar, lalu beliau menyerang 700 personil sementara itu banyak juga orang Bahrah yang mengikuti pasukan Tholhah, Zubair dan Aisyah. Kholifah Ali keluar dari Madinah setelah sampai di Kufah Ali mendengar bahwa terjadi perang dahsyat di Bashrah Ali pun langsung bergegas menuju ke Bashrah peserta 10.000 orang untuk menyerang Zubair dan Tolhah. Tholhah dan Zubair berpendapat untuk mengqishos para wartawan Ustman, setelah kesepatan itu mereka makan malam dengan tenang, sementara pengikut Abdulloh bin Saba mencoba makan malam dengan buruk dan tidak akan berprilaku sama, setelah menjelang subuh pasukan Abdulloh bin Saba menyerang beberapa pasukan Tholhah dan Zubair setelah itu mereka melarikan diri, pasukan Tholhah mengira bahwa pasukan Ali telah berhianat kepada mereka, pagi siang pasukan Tholhah menyerang pasukan Ali dan melihat hal itu pasukan Ali mengira pasukan Tholhah sudah berhianat kepadanya akhirnya pun mereka sama-sama menyerang. [11]

Oleh karena itu, Abu Tholib memberikan nama Ali yang berarti tinggi ( derajatnya disisi Alloh ). Karna Abu Tholib memikir anak tersebut akan menjadi penggantinya kelak, karena anak laki-laki dimasa itu adalah sebuah kehormatan bagi keluarganya dan malah sebaliknya jika melahirkan anak perempuan itu akan menjadi malah petaka dan menjadi aib bagi keluarga tersebut. Hal tersebut pernah terjadi ketika Fatimah bin Asad bin Hasyim (Istri Abu Tholib) melahirkan anak perempuan Abu Tholib langsung mengubur anak tersebut karna takut kaum kafir qurasy mendengarnya. Ali adalah anak yang cerdas dan pemberani sejak kecil ia tidak pernah menyembah berhala, karena Ali sejak kecil diajarkan ilmu agama dan menyembah Alloh, seluruh hidupnya hanya untuk mengagungkan Alloh karna itulah pantas saja jika beliau mendapat julukan karromallohu wajhah. Disini kita tahu bahwa Syayidina Ali adalah sahabat Nabi Muhammad yang paling muda diantara khalifah yang lain, selain sahabat Nabi Muhammad Ali adalah mantu dan masih familinya Nabi Muhammad yang bernasab dari ayahnya, ilmunya sangat luar biasa Rosululloh pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya. Beliau berkata :" Aku ( Muhammad ) kotanya ilmu Ali adalah pintunya. Ada hadits lain menerangkan bahwa Rosululloh pernah berkata : "Aku dan Ali sama seperti Musa dan Harun, tetapi sayangnya Aku adalah nabi yang paling terakhir dari semua Nabi dan Rosul". (H.R Bukhori-muslim) Setelah itu para sahabat mendengar perkataan rosululloh tersebut lalu ia bertanya kepada ali bin abi tholib :

" wahai ali apakah kamu tahu Alloh dari Muhammad ?. kata sahabat

"tidak!!! Jika saya tahu alloh itu dari Muhammad atau orang lain maka saya tidak akan menyembah Alloh .! jawab ali

" lalu atas dasar apa kamu mengetahui dan menembahnyahnya" ,,,? Kata sahabat

"atas dasar kemuliaan dan keagungan alloh yang telah menghidahayai saya agar beriman kepadanya." kata Ali bin Abi Tholib .

Dari situlah seorang sahabat yakin bahwa Ali adalah haidaruddin ( macan nya agama ) seperti yang rosul bilang kepada yang lain. Tetapi Ali tidak pernah menyombongkan dirinya meskipun mendapat pujian seperti itu, karena didalam hatinya sudah tertanam ilmu yang haqiqi.

Terjadinya peperangan siffin ( perang saudara ) tersebut bisa menjadi pelajaran bagi kita andai saja Ali bin Abi Tholib menyerahkan pasukan yang membunuh Utsman bin Affan kemungkinan besar perang shiffin tidak akan terjadi dan Muawiyah akan tunduk kepada Ali bin Abi Tholib. Dan janganlah kita menggunakan angkara murka karna angkara murka itu tidak baik karna angkara murka itu mengikuti hawa nafsu kita. Perang siffin adalah perang saudara antara Ali bin Abi Tholib dan Muawiyah bin Abu Sufyan, pada masa tersebut terjadi peperangan yang sangat dahsyat atau perang besar habis-habisan. Namun, setelah sekian lama berperang Muawiyah dan Ali berdamai dan mengadakan 2 batasan Negara dan masing-masing memegang kekuasaan.

Perang jamal adalah perang konflik terjadinya penfitnaan, dari sini kita sudah banyak mengerti bahwasanya fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan. Syaikhul imam ibnu taimiyah mengatakan : jika fitnah sudah terjadi, orang-orang pintar tidak akan mampu melerai orang-orang bodoh. Alloh berfirman QS AL ANFAL AYAT 25 :

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya : dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.

Pada perang jamal itu banyak sekali kaum muslimin yang meninggal. Inilah fitnah yang kita harapkan kepada Alloh agar menyelamatkan pedang-pedang kita darinya, kita memohon kepada Alloh agar menridhoi dan memberi ampunan kepada kaum muslimin yang ikut dalam perang tersebut.

Ali bin Abi Tholib wafat pada 18 januari 661 Masehi / 21 ramadhan 40 Hijriyah yang di pukul dengan pedang oleh Abdurrohman bin Muljam seorang asalnya Syiah, yang kemudian berhianat, karena Ali bin Abi Tholib berdamai dengan Muawiyah. Soal tempat dimana makamnya itu dirahasiakan oleh keluarganya karena takut dijadikan bahan sembahan oleh kaum Syiah dan malah menyekutukan Alloh. Ada yang mengatakan bahwa makam syaiyidina Ali bin Abi Tholib itu di Najaf, sedangkan syaiyidina Ali meninggal di Kufah sangat tidak memungkinkan bila makam syaiyidina Ali berada di Najaf karena jarak dari Kufah ke Najaf sekitaran 70 kilometer. Ada sebagian ulama mengatakan bahwa yang di Najaf itu adalah makamnya Mughiroh bin Syu'bah, tetapi sama pengikut-pengikut ibn saba' makam itu di sulap menjadi makam Ali bin Abi Tholib.

Wallohu a'lamu bish showab


DAFTAR PUSTAKA

Ø Fuad,Ah.Zaki, Sejarah PeradapanIislam (surabaya: Uinsa Press,2008) h.80

Ø Fuad,Ah.Zaki, Sejarah Peradapan islam (surabaya: Uinsa press,2008) h.82

Ø Hepi andi bastoni, Wajah Politik Muawiyah Ibn Abu Sufyan (bogor: pustaka al bustan:2012) h.134

Ø Karim, Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Cetakan ke III(, Yogyaarta: Bagaskara, 2011). H. 103-104

Ø Khair, Miftahul, " Utsman ibn affan: nepotisme dan pemberontakan", https://qistiya.wordpress.com/2013/10/28/utsman-ibn-affan-nepotisme-dan-pemberontakan/ pada tanggal 23 september 2018 pada jam 20:15

Ø Munir, Amin Syamsul, sejarah peradaban islam ( Jakarta:PT.amzah, 2010) h.225

Ø Murtiningsih,"Tuduhan Nopotisme Terhadap Utsman bin Affan Dan Pengaruhnya Terhadap Kholifah Ali bin Abi Tholib",JIA, Vol.01.No.01 (juni: 2018/2019)h.166

Ø Murat, Musthofa dalam tarikh al tabari , jilid 4 h 434

Ø Murat, Musthofa, Kisah Hidup Ali bin Abi Tholib ( Jakarta:dat al-fajr. 2007 ) h. 02

Ø Murat, Musthofa, Kisah Hidup Ali bin Abi Thalib (Jakarta:dar al-fajr,2007) h.166

Ø Muslim, Tokoh"Ali bin Abi Tholib" https://id.wikipedia.org/wiki/Ali-bin-Abi-thalib/ pada tanggal 23 september 2018 pukul 23:00



[1] Ah.Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya: Uinsa Press,2008)H.80

[2] Ah.Zakki Fuad, Sejarah P eradapan Islam (Surabaya: Uinsa Press:2008)H.82

[3] Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam ( Yogyaarta: Bagaskara, 2011). H. 103-104

[4] Miftahul khair, " Utsman ibn affan: Nepotisme dan Pemberontakan", https://qistiya.wordpress.com/2013/10/28/utsman-ibn-affan-nepotisme-dan-pemberontakan/ pada tanggal 23 september 2018 pada jam 20:15

[5] Syamsul munir amin , sejarah peradaban islam ( Jakarta: PT.amzah, 2010) h.225

[6] Murtiningsih,"tuduhan nopotisme terhadap utsman bin affan dan pengaruhnya terhadap kholifah ali bin abi tholib",JIA ,vol.1,no.1 (juni,2018/2019)h.166

[7] Musthofa murat,kisah hidup ali bin abi tholib ( Jakarta: dat al-fajr, 2007 ) h 02

[8] Tokoh muslim" ali bin abi tholib" https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_thalib/ , pada tanggal 23 september 2018 pukul 23:00

[9] Musthofa murat dalam tarikh al tabari , jilid 4 h 434

[10] Hepi andi bastoni,wajah politik muawiyah ibn abu sufyan (bogor:pustaka al bustan,2012) h.134

[11] Musthafa murat, kisah hidup ali ibn abi thalib (Jakarta:dar al-fajr,2007) h.166


Download Link




Download File Khulafa ar-Rasyidin (Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) (Format Docx.)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku



Previous
Next Post »

Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop

iklan banner