KHULAFA AR-RASYIDIN
ABU BAKAR AS-SIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB
A. Abu Bakar as-Siddiq
Abu Bakar As-Siddiq adalah salah satu sahabat nabi yang pertama kali mengucapkan syahadat. Abu Bakar as-siddiq lahir setelah Tahun Gajah, nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW. Pada kakek keenam, yaitu Murrah bin Ka'ab. Dibesarkan dalam perkembangan yang mulia lagi baik di bawah didikan kedua orangtuanya yang memiliki kedudukan terhormat di tengah-tengah kaumnya. Hal ini yang membuat Abu Bakar tumbuh sebagai orang yang berjiwa mulia dan berkedudukan terhormat. [1]
Setelah wafatnya Rasulullah SAW. pada tahun 632 M, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah dalam memimpin negara dan umat Islam. Saat itu daerah kekuasaan Islam hampir mencakup seluruh Semenanjung Arabia. Pada masa Khilafah Abu Bakar, banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan pada kaum muslimin baik internal maupun eksternal. Diantaranya banyaknya fenomena kemurtadan pada akhir masa kenabian, yang disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap wafatnya Ralullah SAW., kelemahan iman, kesalahan memahami nash, kerinduan terhadap kejahiliahan dan perbuatan maksiat pada masa tersebut, serta pengaruh-pengaruh asing dari kaum Yahudi, Nasrani maupun Mahjusi. [2]
Namun, karena kepiawaian sang khalifah, semua masalah yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tindakan yang dilakukan oleh Abu Bakar selaku Khalifah pada masa itu ialah memberikan khutbah di hadapan kaum muslimin. Dia memuji Allah sambil berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk maka cukuplah itu sebagai nikmat, dan memberikan karunia yang tiada terkira. Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad saat (bangsa Arab) dalam kondisi jauh dari ilmu, Islam dalam keadaan asing dan dimusuhi, tali agama tempat berpegang telah lapuk dan perjanjian mereka dengan Allah telah mereka lupakan, serta mereka sesat. Adapun ahli kitab, Allah telah membenci mereka. Allah tidak memberikan kebaikan dan tidak pula mengangkat keburukan yang ada pada mereka. Mereka telah mengubah kitab suci mereka dan menyisipkan perkara yang bukan termasuk Al-Kitab. [3]
Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar yaitu sebagaimana yang pernah dijalankan pada masa Rasulullah SAW. bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang terpusat ditangan khalifah. [4] Sebagaimana Rasulullah, Abu Bakar selalu menyediakan kesempatan bagi kaum muslimin untuk berunding dan menentukan pilihan. Inilah peradaban berpolitik dan bernegara beliau. Beliau adalah orang yang demokratis dengan tetap berpedoman kepada Al-Qur'an dan Sunnah.
Selain itu, kebijakan politik yang diterapkan oleh Abu Bakar pada masa pemerintahannya merupakan sebuah era baru, babak perluasan dakwah islam sejak peninggalan Rasulullah SAW. dan dinilai sebagai sebuah kemajuan yang signifikan, seperti memerangi kaum munafik dan kaum murtad, menghimpun al-qur'an, dan awal perluasan wilayah islam.
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 643 M tepat pada usia 63 tahun, dan dimakamkan di samping makam Nabi. Masa kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama 2 tahun 3 bulan 11 hari. [5] dan berhasil memperoleh prestasi yang gemilau sepanjang sejarah kekhilafahan islam.
DESKRIPSI
Dari berbagai penjelasan yang telah dipaparkan di atas, banyak sekali hikmah-hikmah yang dapat diambil dari kekhalifahan Abu Bakar. Banyak hal-hal positif yang dapat diterapkan di kehidupan kita sekarang ini. Jika dilihat dari silsilahnya, Abu bakar adalah keluarga nabi dari kakeknya yang ke-6, yaitu Murrah bin Ka'ab, ditambah dengan Abu Bakar dan Rasulullah SAW. adalah sahabat sejati dari sejak keduanya masih kecil. Inilah yang membuat keduanya nampak selalu bersama bahkan terlihat seperti saudara.
Abu Bakar adalah sahabat nabi yang pertama yang menjadi khalifah sejak nabi wafat. Di tengah gejolak yang semakin marak pada waktu itu di tambah lagi dengan masa kekhalifahan yang baru pertama kali dijalankan semakin membuat situasi semakin rumit. Namun, tidak disangka dengan kepiawaian sang khalifah, semua masalah yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik. Ternyata Abu Bakar menguunakan cara-cara yang pernah Rasulullah ajarkan untuk menyelasaikan suatu masalah. Dengan kegigihan dan perjuangannya, Abu Bakar mampu menentang kemungkaran dan menegakkan kebenaran, meskipun dengan waktu yang cukup lama.
Setiap khalifah mempunyai ciri khas masing-masing, begitu pula dengan Abu Bakar. Abu Bakar yang mempunyai berbagai banyak julukan salah satunya yaitu As-Siddiq membuat beliau terpandang di mata umat Islam lainnya. Meskipun Abu Bakar tidak dapat mempertahankan kedamaian umat Islam sebagaimana yang terjadi pada masa Rasulullah, namun Abu Bakar berusaha untuk mempertahankan ukhuwah diantara umat Islam. Abu Bakar selalu berusaha mengembalikan keadaan agar tetap damai sebagaimana Rasulullah masih ada. Namun, hal itu sulit sekali. Jika pada masa nabi saja masih banyak yang menentang beliau apalagi masa sepeninggalan beliau atau pada masa khilafa ar-rasyidin pastilah semakin sulit lagi.
Dari berbagai tumpah tindih permasalahan yang terjadi pada masa khalifah Abu Bakar dan dari berbagai cara mengatasi masalah tersebut ada banyak sekali ilmu-ilmu yang dapat kita ambil dan dapat kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari. Abu Bakar dijulukan sebagai As-Siddiq karena baliau orang yang pertama dan sangat percaya tentang kenabian Rasulullah. Dari sini dapat kita ambil bahwa segala apapun yang disampaikan oleh Rasulullah adalah benar adanya. Tidak ada yang diragukan lagi dari ajaran-ajaran beliau. Rasulullah adalah bukti dari cinta kasih Allah kepada kita agar menjadi hamba yang selalu taat kepadaNya.
Perjuangan Abu Bakar selama menjadi khalifah sudah tidak dapat diragukan lagi. Beliau sudah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mampu mengatasi segala masalah masa itu. Inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh bangsa Islam sekarang ini. Dengan berbagai permasalah yang hampir sama seperti yang terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar, umat Islam sekarang ini bisa menggunakan cara-cara yang pernah Abu Bakar lakukan. Namun yang menjadi masalahnya ialah, umat Islam sekarang ini belum menemukan khalifah atau pemimpin seperti Abu Bakar. Yang berjuang sekarang ini hanyalah orang-orang yang sadar akan masalah itu, sedangkan yang lainnya masih dalam kebingungan semata.
Banyak sekali umat Islam diluar sana yang belum paham bahkan tidak tahu
sama sekali tentang masalah yang sebenarnya dihadapi oleh umat Islam
sekarang ini. Padahal jika dilihat secara detail, masalah sekarang sudah
sangat mendampakkan ke beberapa aspek. Contohnya, aksi terorisme yang
selalu disangkut pautkan dengan umat Islam padahal nyatanya tidak ada
hubungannya sama sekali. Selain itu, masalah yang lebih besar lagi bukan
hanya pada umat Islam saja namun pada bangsa ini, yaitu permasalahan yang
belum menemukan titik terang sampai saat ini tidak lain ialah masalah
berpolitik dan bernegara, terutama masalah korupsi. Jika dilihat dari
kebijakan Abu Bakar tentang bagaimana cara beliau berpolitik dan bernegara
yaitu beliau selalu memegang teguh Al-Qur'an dan Sunnah. Jika bangsa ini
menerapkan sistem seperti itu maka tidak akan ada lagi masalah-masalah
seperti korupsi dll, karena siapapun yang memegang teguh Al-Qur'an dan
Sunnah Allah SWT. Akan menolongnya.
B. Umar bin Khattab
Dia adalah Ummar bin Khattab bin Nufail bin Abdul 'Uzza bin Rabbah bin Qurth bin Razah bin Ady bin Ka'ab bin Luay, sahabat nabi yang menjadi khalifah setelah Abu Bakar. Ummar bin Khattab dilahirkan 13 tahun setelah Tahun Gajah tepatnya pada tahun 513 M. [6] Garis keturunannya bertemu dengan Rasulullah SAW. pada Ka'ab bin Luayyi bin Ghalib. [7] .
Sebelum masuk Islam, Ummar bin Khattab termasuk golongan kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalah musuh Rasulullah yang paling keras dan beringas, bahkan sangat besar kemauannya untuk membunuh Rasulullah SAW. dan para pengikutnya. Akan tetapi, setelah ia masuk islam yaitu tepatnya pada bulan Dzulhijjah, enam tahun setelah kerasulan Rasulullah. Kepribadian Ummar bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia menjadi salah seorang sahabat nabi yang gigih dan selanjutnya menjadi penasehat terdekat Rasulullah sepanjang hidupnya. [8]
Abu Bakar menunjuk Ummar bin Khattab sebagai penggantinya menjadi khalifah sebelum beliau wafat. Hal tersebut dilakukannya agar kaum muslimin tidak mengalami kekosongan kepemimpinan sepeninggalan beliau. Akhirnya, Ummar bin Khattab mulai menjadi khalifah pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H dan memerintah selama 10 tahun (13-23 H/634-644 M). Khalifah Ummar bin Khattab dibai'at setelah jenazah Abu Bakar dimakamkan. Beliau di bai'at di Masjid Nabawi oleh seluruh umat islam pada waktu itu. Dan Ummar mendapat gelar sebagai Amirul Mu'minin (pemimpin orang-orang yang beriman) selama masa kekhalifahannya.
Kebijakan Umar bin Khattab sebagai kepala Negara yang dilakukan semasa pemerintahannya diberbagai bidang antara lain, [9] pemerintahan pada masa Ummar bin Khattab adalah pemerintahan yang menjamin hak-hak setiap warga negaranya dengan cara tidak membedakan antara rakyat yang miskin dengan rakyat yang kaya, antara penguasa dan rakyat biasa. Khalifah Ummar bin Khattab tidak memberikan hak istimewa baik kepada dirinya sendiri maupun kepada para pejabat yang membantunya dalam pemerintahan, bahkan juga tidak kepada keluarganya sendiri. Tidak ada istana bahkan tidak ada jubah atau pakaian kebesaran yang dikenakannya selama menjadi khalifah.
Pada masa pemerintahan Ummar, energi pemberani orang-orang Arab gurun diarahkan untuk menaklukan wilayah-wilayah Byzantium di Suriah, Palestina, Mesir, dan wilayah-wilayah Saniyah, Persia dan Irak. Langkah politik ekspansi ini dilakukannya untuk memperkuat dan memperluas pemerintahan Madinah, yaitu selama sepuluh tahun kepemimpinan Ummar r.a. Kemudian, negara Islam menjadi negara yang Adikuasa dunia saat itu. Bisa dikatakan bahwa Ummar adalah pendiri sebenar dari pemerintahan Islam. [10]
Selain itu khalifah Ummar bin Khattab terkenal sebagai negarawan yang mampu menciptakan sebuah peraturan baru, ia juga mampu memperbaiki dan mengkaji ulang terhadap segala kebajikan yang telah diterapkan pada masa Rasulullah maupun pada masa Abu Bakar. Semua itu dilakukannya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan untuk kemaslahatan bagi semua umat islam. Karena bagi Ummar, sudah menjadi suatu kewajiban seorang politikus untuk mempertimbangkan semua peristiwa disekitarnya dan dapat mengatur segala persoalan dengan pandangan yang lebih tajam.
Selama kekhalifahan Ummar bin Khattab, umat islam menjadi semakin tentram karena ketegasan Ummar dalam pemerintahan sudah tidak diragukan lagi. Ummat islam banyak mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan berhasil menggoreskan sejarah kejayaan pada peradabah umat manusia.
DESKRIPSI
Berdasarkan pemaparan materi di atas, dapat kita ambil hikmah dari khilafa ar-rasyiddin ke-2 yaitu, Ummar bin Khattab. Dari kisah-kisah beliau saat menjadi khilafah sungguh sangat memberikan motivasi yang besar untuk umat Islam yang lainnya. Perjuangan-perjuangan beliau dalam menegakkan kebenaran dan menyatukan kembali umat Islam dapat diajungi jempol. Kebijakan-kebijakan yang beliau terapkan pada masa itu sudah sangat tidak diragkan lagi.
Jika dilihat dari silsilah keluarganya, garis keturunan Ummar bin Khattab bertemu dengan Rasulullah SAW. pada Ka'ab bin Luayyi bin Ghalib. Ummar bin Khattab adalah sahabat kedua yang menjadi khalifah setelah wafatnya Abu Bakar. Sebelum masuk Islam, Ummar bin Khattab termasuk orang yang ganas dan kejam. Namun setelah masuk Islam, Kepribadian Ummar bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia menjadi salah seorang sahabat nabi yang sangat dekat dengan Rasulullah.
Ummar bin Khattab terkenal dengan ketegasannya. Sudah sangat jelas bahwa beliau berwatak keras. Kebijakannya pun sudah sangat terkenal. Ditambah dengan beliau adalah khalifah ke-2 setelah Abu Bakar yang sudah jelas beliau sudah mempunyai gambaran tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin. Di masa pemerintahan Ummar pun yang dominan dilakukan adalah pengkajian ulang peraturan-peraturan dari masa Abu Bakar ke masa beliau.
Ummar bin Khattab dijuluki dengan sebutan Amirul Mukminin yang berarti pemimpin orang-orang beriman. Beliau mengemban tugas yang sangat besar, dari masa Abu Bakar menuju masa beliau banyak sekali hal-hal yang harus diperbaiki. Mulai dari peraturan, kebijakan, dan masih banyak lagi. Karena di masa beliau banyak sekali perubaha-perubahan jaman yang terjadi, yang tidak sama dengan yang terjadi di masa kekhalifahan Abu Bakar.
Namun, inilah yang membedakan kekhalifahan Ummar dan Abu Bakar. Ummar mampu mengubah peraturan dari Abu Bakar menjadi sebuah peraturan baru tanpa menghilangkan keasliannya. Ini sebenarnya hal yang harus ditegakkan oleh umat muslim sekarang ini, bahkan bukan hanya umat muslin saj amelainkan seluruh umat manusia. Karena agama Islam itu adalah agama yang rahmatalil'alamin.
Pada masa pemerintahan Ummar, terutama dari segi berpolitiknya terlihat jelas sekali ketegasannya. Ummar benar-benar menerapkan sistem adil dalam masa pemerintahannya. Adil bukan hanya untuk rakyar nya tapi untuk diri beliau sendiri. Ummar tidak memberikan hak istimewa baik kepada dirinya sendiri maupun kepada para pejabat yang membantunya dalam pemerintahan, bahkan juga tidak kepada keluarganya sendiri. Tidak ada istina bahkan tidak ada jubah atau pakaian kebesaran yang dikenakannya selama menjadi khalifah. Inilah yang seharusnya dicontoh. Pemimpin yang masih merasa dirinya sebagai rakyat, bukan hanya rakyat yang selalu minta dipimpin.
Permasalahan sekarang ini, terutama pada bangsa Indonesia tentunya masih banyak sekali oknum-oknum yang memanfaatkan jabatan untuk kepentingannya sendiri. Jika dikembalikan lagi, semuanya lengah dalam menjunjung tinggi dasar hukum yang sebenarnya yaitu, Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan yang lebih parah lagi, semuanya lupa akan siapa pemimpin sebenarnya. Pemimpin sebenarnya bukanlah presiden atau pejabat yang lainnya, melainkan Allah SWT. Dari kekhalifahan Abu Bakar sampai dengan kekhalifahan Ummar bin Khattab, telah banyak sekali ilmu-ilmu yang dapat diambil dan diterapkan di kehidupan sekarang ini, namun masih banyak yang belum menyadarinya. Ini semua hanya sebatas pengetahuan, bahkan hanya sebatas sejarah belaka.
Daftar Pustaka
Fuad, Ah. Zakki. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Surabaya:UINSA Press.
As Shalabi, Ali Muhammad. 2014. Biografi Umar bin Khattab. Solo:Ummul Quro.
As Shalabi, Ali Muhammad. 2014. Biografi Abu Bakar Ash-Siddiq. Jakarta:Ummul Quro.
Yusuf al-Hamad, 'Adil bin Hasan. 2016. Hari-Hari Terakhir Kehidupan Rasulullah. Depok:Pustaka Khazanah Fawa'id.
Murad, Musthafa. 2007. Kisah Hidup Umar bin Khattab. Bogor:Dar Al-Fajr.
[1] Ali Muhammad Ash Shallabi dalam ( Tarikhud Da'wah ilal Islam fi Ahdi Al-Khulafa' Ar-Rasyidin (30))
[2] Ali Muhammad Ash Shallabi dalam ( Harakatur Riddah, Ali Al-Atum (110-137))
[3] 'Adil bin Hasan bin Yusuf al-Hamad. Hari-Hari Terakhir Kehidupan Rasulullah (Depok:Pustaka Khazanah Fawa'id,2016),291
[4] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam (Surabaya:UINSA Press,2014),51
[5] Jamil Ahmad, Hundret Great Muslims, (Trj. P. Firdaus), Pustaka Firdaus, Jakarta, 1992, h.11. Dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya:UINSA Press,2016),h.35.
[6] Ali Muhammad Ash Shallabi dalam (TarikhKhulafa, As-Suyuthi , hal.133)
[7] Ali Muhammad Ash Shallabi dalam ( Mahdush Shawab fi Fadhail Amiril Mu'minin Umar ibn Al-Khaththab ,(1/131))
[8] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam (Surabaya:UINSA Press,2014),56
[9] Musthafa Murad, Kisah Hidup Umar bin Khattab (Bogor:Dar Al-Fajr,2007)157-169.
[10] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam (Surabaya:UINSA Press,2014),65.
Download File Khulafa ar-Rasyidin (Abu Bakar As-shiddiq dan Umar bin Khattab)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku
ConversionConversion EmoticonEmoticon