Loading...

Pembahasan Dinasti Abbasiyah/Khilafah Bani Abbasiyah - Sejarah Peradaban Islam (Diana Safrina Kholidah) A5


Nama : Diana Safrina Kholidah.

Kelas : Cosma A

NIM : D01218016

Dosen Pengampu : Bapak Dr. H Ah. Zakki Fuad, M.Ag.

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

I. Munculnya Bani Abbasiyah.

Munculnya bani Abbasiyah ini ada dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal.

Faktor internalnya yakni bani Abbasiyah muncul pada saat rapuhnya bani umayya, nama dinasti bani abbasiyah diambil dari salah satu nama paman nabi yakni al-Abbas ibn Abd al-Muthalib ibn Hisyam [1]

Jadi pada saat runtuhnya bani umayya, muncul lah salah satu paman nabi yang membentuk kalangan sebagai pemimpin umat islam yakni masa bani abbasiyah. Orang golongan abbasiyah merasa tinggi dan berhak atas kepemimpinan pada masa abbasiyah tersebut karena bani abbasiyah dari keturunan bani Hasyim dimana dilihat secara keturunan mereka lebih dekat dengan nabi Muhammad SAW. Kepemimpinan bani abbasiyah ini sejak tahun 750-1258 M [2] .


Cara meruntuhkan bani umayyah, yakni dengan membunuh Marwan yakni khalifah pada saat itu, setelah terbunuhnya Marwan, Abu al-'Abbas mencalonkan dirinya sebagai pemimpin yang pertama bani abbasiyah, namun Abu al-'Abbas ini sangat keras terhadap bani umayyah hingga diberi gelar al-Saffah yang artinya penumpah atau peminum darah, mengapa diberi gelar seperti itu karena al-'Abbas mengeluarkan suatu keputusan dimana terdapat perintah untuk membunuh khalifah atau tokoh tokoh bani umayyah, selain itu juga melakukan penggalian kuburan khalifah bani umayyah kecuali umar II, dan setelah digali dibakarlah tulang tulang tersebut. Dari situlah muncul sebuah kekuasaan yang bersifat internasional.

Pada tahun 754-775 diangkatnya Abu Ja'far sebelum al-Saffah wafat, Abu Ja'far ini diberi gelar al-Mansur yang artinya raja, khilafah ini adalah khilafah terbesar pada masa bani abbasiyah dan masa kejayaan yang tidak ada tandingnya kecuali konstatinopel.

Faktor eksternal dari munculnya Abbasiyah dikarenakan telah adanya pengkhianatan janji yang dilanggar oleh Mu'awiyah dimana telah disepakati setelah Mu'awiyah pimpinan akan digantikan dan diserahkan kepada umat islam, pada saat itu Mu'awiyah wafat pada tahun 679 M dan sudah menunjuk anaknya yang bernama Yazid untuk menggantikan posisi Mu'awiyah. Maka pada masa bani Umayyah ini sering terjadinya pemberontakan dan pemberontakan yang terakhir kalinya dari Bani Abbas yang dulu menggunakan nama Bani Hasyim. Selain sering terjadinya pemberontakan pada masa ini juga sering terjadinya peperangan dengan sesama umat muslimnya karena selain Yazid ini diangkat secara melanggar perjanjian Mu'awiyah sistem yang diterapkan oleh Yazid ini bertentangan dengan bangsa arab dimana pemerintahan arab tidak mengangkat pemimpin berdasarkan keturunan.

Pada tahun 680 M muncullah perlawanan bani Umayyah yang diawali oleh Husein Ibn Ali yang pindah dari kota Madinah menuju ke kota Kufah, tepat perjalan di desa karbala bertemu dengan pasukan Kavaleri Yazid dipimpin oleh komandan Al-Hurr hingga terjadi peperangan namun Husein Ibn Ali yang kalah sendiri jatuh wafat dalam peperangan tersebut. Wafatnya Husein Ibn Ali ini justru mereka bertambah semangat melawan pemerintah. Semangat mereka terbukti dengan adanya pertempuran kembali pada tahun 685-687 M yang dibawah oleh Al-Mukhtar. Pada saat itu Abdullah Ibn Zubeir yang menyatakan dirinya yaitu khalifah , hingga terjadilah peperangan Abdullah Ibn Zubeir dengan Yazid karena pada saat itu tentara Yazid datang mengepungnya, peperangan tersebut diakhiri dengan gugurnya Yazid dan Abdullah Ibn Zubair wafat terbunuh oleh bani Umayyah.

Tahun 99-101 H dipegang oleh khalifah Umar Ibn Aziz dari kelompok khawarij, masa ini sudah tenang tidak ada pemberontakan lebih mengarah kepada memperbaiki yang ada dalam lingkup islam. Berakhir karena meninggal dan digantikan oleh Yazid Abdul Malik pada tahun 101-105 H namun, khalifah ini hanya memperhatikan segi kehidupan dunia kurang dalam mengayomi masyarakat yang menimbulkan kekacauan hingga muncul kekuatan baru yang banyak dukungan dari kaum Syi'ah, Khawarij dan masyarakat. Sampai kurang lebih 90 tahun bani Umayyah berkuasa dan digantikan oleh bani Abbasiyah.

II. Perluasan wilayah Pada Massa Bani Abbasiyah.

Perluasan saat bani Umayyah beda dengan pada masa bani Abbasiyah di terangkan bahwa perluasan wilayah bani Abbasiyah tidak diakui oleh Spanyol, seluruh Afrika kecuali Mesir namun hanya sebentar. Mulai masuknya pengaruh-pengaruh Persia, kemajuan pengaruh Persia ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradabannya [3]

Pemerintahan bani Abbasiyyah ini sendiri yakni keturunan al-Abbas, yaitu paman Rasulullah SAW. Dengan tahunya umat islam bahwa pemerintah ini keturunan al-Abbas yang bisa di sebut keturunan Ali atau keturunan Rasulullah, maka umat islam pada massa ini menganut apa yang diperinthakan oleh bani Abbasiyah.

Di massa bani Abbasiyah ini masuknya pengaruh-pengaruh persia. Pengaruh yang berdampak besar setelah kota pemerintahnya dipindah ke Baghdad. Pada massa pemerintahan Abbas ini telah terjadi pembaiatan pada tahun 132 H di kuffah, berlangsungnya pemerintahan Abbas ini sampai tahun 136 H dikerenakan ia telah meninggal dunia, sebelum Abbas wafat ia telah mengutus Abu Ja'far sebagai penggantinya.

Pada pemerintahan Abu Ja'far ini banyak sekali peningkatan-peningkatan pada massa itu diantaranya membuat undang-undang yang dibuat oleh Khalid Ibn Barmak dan dalam masalah pemerintahan Abu Ja'far telah mengangkat Wazir untuk membawahi departemen, jadi pemerintahan Abu Ja'far ini semakin banyak musuh yang dihadapinya karena semakin kuatnya Bani Abbasiyah ini. Terbentuknya kota baru yakni Baghdad karena dianggapi untuk menjaga keamanan, menagapa ia memilih kota Baghdad, karena ia kota Baghdad ini diakui letaknya di tepi sungai.

Abu Ja'far lengser karena wafat pada bulan oktober 775 M pada saat ia melaksanakan ibadah haji, sebelum wafatnya ia telah menunjuk al-Mahdi yakni anaknya, masa pemerintahan al-Mahdi ini berlangsung kurang lebih 20 tahun.

III. Kemajuan Ilmu Pada Masa Bani Abbasiyah.

Pusat ilmu pada masa bani Abbasiyah ini terletak di kota Baghdad, selain tempatnya srategis, ibu kota, kota Baghdad juga pusat perdagangan. Kemajuan pendidikan telah di bangunnya pusat kerajaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh khalifah Ma'mun (813-833). Dalam bidang penerjemah sendiri telah dibawahi oleh Hunain Bin Ishaq (809-973 H). Beliau ini lah yang menerjemahkan buku teori filsafat Yunani, kimia, matematika, dll [4] .

Jadi ilmu yang berkembang pesat telah ada sejak bani Abbasiyah, dimana para ilmuan yang datang ke kota baghdad karena letaknya yang strategis.

1. Ilmu Agama.

Ilmu agama ini berkembang karena munculnya tokoh-tokoh agama yang meliputi ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu kalam dan ilmu tasawwuf.

a. Ilmu Tafsir.

Ilmu tafsir berkembang pada masa Abbasiyah, munculnya ilmu ini pertama kali telah disusunnya Tafsir dan membedakan ilmu Tafsir dan Hadist. Tafsir ini juga sangat dibutuhkan oleh orang non muslim yang baru masuk islam yang sangat butuh dengan penjabaran mendalam mengenai islam. Macam-macam hadist telah dijelaskan Tafsir Al Farra yakni penafsiran yang disesuaikan dengan sistematik al-Qur'an, Tafsir At-Tabari yakni tafsir dari tokoh sebelumnya, Tafsir Al-Jahiz yakni penanfsiran al-Qur'an dengan bersifat rasional.

b. Ilmu Hadist.

Ilmu Hadist sebagai pedoman umat islam setelah al-Qur'an, dalam ilmu hadist ini telah ditelusuri kebenaran hadist tersebut apakah shohih atau tidak.

Dalam ilmu hadist terbentuk dua pembagian yakni ilmu Jarhi wa Ta'di dan ilmu Mustalahul Hadis [5] , dari dua ilmu hadist ini para ulama' dapat dapat mengkondisikan hadist ini dengan teratur dan rapi. Pembukuan hadist juga dalam masa bani Abbasiyah, pada masa ini juga telah mengetahui pembagian sanad, matan, dan rawi hadist. Telah dikelompokkan hadist hasan, shohih, dll.

Kitab yang dibukukan pada saat itu adalah "Kutub As-Sittah" yang disusun oleh enam ulama' yakni :

· Imam Muslim yang telah wafat pada tahun 261 H.

· Imam Bukhori yang telah wafat pada tahun 256 H.

· Imam Turmudzi yang telah wafat pada tahun 279 H.

· Ibnu Majjah yang telah wafat pada tahun 273 H.

· Imam Nasa'i yang telah wafat pada tahun 303 H.

· Abu Daud yang telah wafat pada tahun 275 H.

Dari keenam ulama' ahli hadist yang termasuk shahih adalah Imam Bukhori dan Muslim.

c. Ilmu Kalam.

Masa Abbasiyah ini peran ilmu kalam sangat berdampak besar dalam rangka membela umat islam dari ajaran-ajaran Yahudi dan Nasrani. Aliran yang dianut pada masa ini terdapat dua aliran yakni aliran Mu'tazilah dimana berpedoman tekstual dan yang kedua yakni aliran bersifat rasionalis. Ilmu kalam pada saat itu tertuju pada akidah dimana pembahasannya mengenai keesaan tuhan sifat-sifat tuhan, dll [6] .

Adapun para ulama' yang terkenal pada saai itu yakni :

· Abu Huzail a-Allaf yang telah wafat pada tahun 235 H.

· An-Nazam yang telah wafat pada tahun 835 H.

· Bisri Ibn Mu'tamir.

· Abu Ishaq Ibrahim dari golongan Mu'tazilah.

· Amru bin Ubaid dari golongan Salaf.

Para ulama' diatas tersebut tidak berfikir secaraa agama saja namun, mereka juga berfikir secara sosial dan politik.

d. Ilmu Fiqh.

Pada masa bani Abbasiyah ini terdapat empat ulama' fiqih yang telah kita sampai sekarang yakni :

· Imam Abu Hanifah yang wafat pada tahun 129 H.

· Imam Malik yang telah wafat pada tahun 179 H.

· Imam Syafi'i yang telah wafat pada tahun 204 H.

· Imam Ahmad bin Hambal yang telah wafat pada tanggal 241 H.

Adapun madzab yang lain pada masa itu yakni :

· Madzab Jaririyah yang dibawahi oleh At-Tabari, telah wafat pada tahun 923 H.

· Madzab Dhahiriyah, dinamai madzab dhahiriyah karena dalam mengambil hukumnya ia mengambil dari bukti yang tertulis misalkan al-Qur'an dan Hadist.

Adapun dua cara untuk mengambil hukum fiqh yang kemudian terbentuknya aliran tersendiri, yakni :

· Ahl al-Hadist yakni aliran yang berpedoman pada al-Qur'an dan Hadist, aliran ini menolak dari hukum yang ditetapkan secara akal, yang termasuk dalam aliran ini adalah Imam Malik, Imam Syafi'i dan pengikut Sufyan As Sauri.

· Ahl al-Ra'yi yakni aliran yang berpedoman pada al-Qur'an dan Hadist namun, mereka juga menggunakan akal dalam mengambil suatu hukum, yang termasuk dalam aliran ini adalah Imam Abu Hanifah, Fuqaha' Irak.

e. Ilmu Tasawuf.

Ilmu Tasawuf berkembang sampai 9 H.

Ilmu ini menyebar dan dibawah oleh para ulama' Tasawuf yakni :

· Abu Kasim bin Hawzin al Qusairi dikenal dengan al-Qusairi wafat pada tahun 465 H. Karangan kitabnya yang terkenal adalah Ar-Risalah al-Qusairiyah.

· Abu Haffas Umar bin Muhammad Sahabuddin yang terkenal karangan kitabnya adalah Awariful Maarif, wafat pada tahun 632 H.

· Imam Al-Ghazali yang terkenal karangan kitabnya adalah Ihya'Ulumuddin kitab-kitab yang lain yakni Al-Basith, Maqosidu Falsafah, dll. Wafat pada tahun 502 H.

2. Ilmu Filsafat dan Sains.

a. Ilmu Filsafat

Ilmu filsafat berkembang pada masa bani Abbasiyah ini, filsafat pada masa yunani sudah diterjemahkan dan diambil dirubah dengan mencampurkan ajaran-ajaran islam. Perkembangan dari filsafat ini melahirkan golongan rahasia. Adapun tokoh-tokoh fisafat pada masa bani Abbasiyah yaitu :

· Abu Yusuf bin Ishaq Al Kindi.

  • Ibnu Sina.
  • Al farabi.
  • Ibnu Rush.

b. Ilmu Sains

Ilmu sains telah ditandai dengan banyaknya universitas yang didirikan di kota Iraq, Baghdad. Ilmu sains ini berkembang ada ilmu kedokteran pada khalifah Harun Ar-Rasyid abad 9 M. Diantara ulama' ahli kedokteran pada masa itu yaitu A-Razi dan Ibnu Sina.

c. Ilmu Kimia

Ilmuan yang terkenal ahli kimia pada bani Abbasiyah ini adalah Jabir Ibnu Hayyam.

d. Ilmu Astronomi

Ulama' ahli astronomi yang terkenal pada masa Abbasiyah yaitu Al-Khawarizmi dimana ilmu astronomi ini yang menentukan arah kiblat.

e. Ilmu Matematika

Dua ilmuan yakni Ibnu Haitam dan Al-Khawarizmi yang menemukan teori matematika diantaranya yakni teori al-jabbar [7]

IV. Kemundurannya Bani Abbasiyah.

Kemunduran bani Abbasiyah Wazir terkadang menjalankan tugasnya dengan penuh namun juga pernah menjalankan tugasnya tidak sepenuhnya. Dalam akhir pemerintahan ini terdapat menteri-menteriBila dibandingkan dengan pemerintah bani umayyah hanya sedikit perubahan saja [8]



[1] Jurnal tarbiyah volume: 1 No: 1 2015(77-108) hal 79.

[2] Ibid

[3] Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: SAP 2015) Hal 155

[4] Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: SAP 2015) Hal 158

[5] Ibid.. Hal 159

[6] Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: SAP 2015) Hal 160

[7] Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: SAP 2015) Hal 169

[8] Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: SAP 2015) hal 178


Download Link




Download File Dinasti Abbasiyah/Khilafah Bani Abbasiyah (Format rtf.)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku




Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop