IMAN KEPADA PARA
RASUL
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Akidah Ilmu Kalam”
Dosen
Pengampu :
Prof. Dr. KH.
Ali Mas’ud, M.Ag, M.Pd
M. Fahmi, S.Pd.I,
M.Hum, M.Pd
Disusun
oleh :
Achmad Zaynuri (D91218113)
Muhammad
Jamaluddin (D71218085)
Nikmatul
Izzah (D71218089)
Siti Imroatul Khasanah (D71218100)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akidah Ilmu Kalam.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akidah Ilmu Kalam dengan tujuan agar kita dapat mengetahui tentang iman kepada para rasul.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan tambahan, baik bagi kami pribadi maupun
bagi masyarakat luas. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada M. Fahmi, S.Pd selaku dosen
pengampu kami, kami meminta saran
masukannya guna perbaikan pembuatan makalah kami di masa mendatang.
Tidak lupa juga kami mengharapkan kritik dan juga saran dari pembaca.
Surabaya, 19 September
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar isi ............................................................................................................ ii....
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................... 1
Rumusan masalah ................................................................................ 1
Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Nabi dan Rasul ............................................................................3
Sifat- Sifat Nabi dan Rasul .............................................................................3
Tugas-tugas Nabi dan Rasul ..........................................................................9
Tanda kerasulan dan kenabian Muhammad SAW ...........................................9
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
.........................................13
Mukjizat Nabi Muhammad SAW
..................................................................17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................21
Saran
.........................................................................................................................21
Daftar Pustaka ................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah hamba Allah SWT yang
paling sempurna, karena Allah telah memberikan akal pikiran kepada manusia.
Namun, dengan akal yang terbatas, manusia sering kali berselisih, bermusuhan,
berdebat, salig membenci, saling memaki satu sama lain, saling mencela terhadap
saudaranya sendiri, bahkan saling mengkafirkan sehingga tidak mampu membuat
pedoman hidup yang baik pada kehidupan manusia untuk kebahagiaan yang di ridhoi
Allah.
Maka dari itu Allah SWT mengutus para
Nabi dan Rasul-Nya untuk memperbaiki sifat buruk dalam kehidupan manusia agar
menuju ke jalan kebenaran yang di ridhoi-Nya. Tugas mereka sangatlah berat dan
hanya hamba-hamba Allah yang sanggup melakukan hal itu sebagai Nabi dan Rasul
atas seizin Allah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian Nabi dan Rasul ?
2.
Apa saja Sifat- Sifat Nabi dan Rasul?
3.
Apa saja Tugas-tugas Nabi dan Rasul?
4.
Bagaimana Tanda kerasulan dan kenabian Muhammad SAW?
5.
Bagaimana Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul
terakhir?
6.
Apa saja
Mukjizat Nabi Muhammad SAW?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui dan
memahami Pengertian Nabi dan Rasul
2.
Mengetahui dan
memahami Sifat- Sifat Nabi dan Rasul
3.
Mengetahui dan
memahami Tugas-tugas Nabi dan Rasul
4.
Mengetahui dan
memahami Tanda kerasulan dan kenabian Muhammad SAW
5.
Mengetahui dan
memahami Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul
terakhir
6.
Mengetahui dan memahami Mukjizat
Nabi Muhammad SAW
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Nabi dan Rasul
Nabi
adalah seseorang berjenis kelamin pria yang mendapat wahyu dari Allah untuk
dirinya sendiri, tanpa ada kewajiban untuk menyampaikan wahyu kepada orang
lain.
Sedangkan
Rosul dari kata “risalah” yang
berarti penyampaian.
Rosul adalah
seseorang berjenis kelamin pria yang mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya
dan diwajibkan untuk menyampaikan kepada orang lain atau umatnya.
Dalam hadist At-Turmudzy diriwayatkan: Dari Abi Zar رضي الله عنه bahwa
Rasulullahﷺ bersabda keika ditanya tentang jumlah para nabi, “(Jumlah para
nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124 ribu) nabi” “Lalu berapa
jumlah Rosul diantara mereka?” Beliau
menjawab: “Tiga ratus dua belas(312)” (HR At-Turmudzy)[1]
B.
Sifat- Sifat Nabi dan
Rasul
1. Sifat-Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul
Nabi
dan Rasul memiliki sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan
risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka 4 sifat
kesempurnaan bagi nabi dan rasul, yaitu : [2]
a)
Siddiq (Jujur)
Siddiq
berarti benar dan perkataan dan perbuatan. Jadi mustahil jika seorang nabi dan
rosul adalah seorang pembohong yang suka berbohong.Setiap rasul pasti jujur
dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia
baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari
Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang
disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari
Allah.Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan
mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak
mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur.
Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para
rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang
Allah kita tinggalkan.
Allah berfirman:
فَانتَهُواْ عَنْهُ نَهَاكُمْ
وَمَا هُ فَخُذُو الرَّسُولُ آتَاكُمُ
وَمَآ
Artinya:
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (al-Hasyr, 7) [3]
b)
Amanah (Dipercaya)
Amanah
artinya terpercaya atau dapat dipercaya. Jadi mustahil jika seorang nabi dan
rosul adalah seorang pengkhianat yang suka khianat.Amanah berarti bisa
dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap
rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul
akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang
dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika.
Allah berfirman:
أَمِينٌ
رَسُولٌ لَكُمْ
إِنِّي
Artinya:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara’ 143) [4]
Maka
hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan,
pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul
tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya.
c)
Tabligh (Menyampaikan)
Tabligh
adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah SWT kepada orang lain. Jadi
mustahil jika seorang nabi dan rosul menyembunyikan dan merahasiakan wahyu /
risalah Alaah SWT.Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada
manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya
hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu
kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah
disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran
wahyu itu.
Allah berfirman
حَسِيباً
بِاللَّهِ وَكَفَى اللَّهَ إِلاَّ أَحَداً يَخْشَوْنَ وَلاَ وَيَخْشَوْنَهُ اللَّهِ رِسَالاَتِ
يُبَلِّغُونَ الَّذِينَ
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah
Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang
(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”
(al-Ahzab, 39). [5]
Hal
ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk
tidak disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi
manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib dan
menyembunyikan adalah hal yang terlaknat dan tercela.
d)
Fathonah (Cerdas)
Fathonah
adalah cerdas, pandai atau pintar. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul
adalah seorang yang bodoh dan tidak mengerti apa-apa.Dalam menyampaikan risalah
Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu
yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki
sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi
orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.Maka diharuskan bagi kita
untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam
penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus
pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya
maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan
satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Allah berfirman:
قَوْمِهِ
عَلَى إِبْرَاهِيمَ آتَيْنَاهَآ
حُجَّتُنَآ وَتِلْكَ
Artinya
: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada
Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83) [6]
2. Sifat-Sifat Mustahil Bagi Nabi dan Rasul
Adapun
kebalikan dari sifat sifat wajib para rasul adalah sifat sifat mustahil yaitu :
a)
Kidzib
Mempunyai
arti bohong atau dusta, Sifat ini merupakan sifat yang tidak mungkin di miliki
oleh para nabi dan rosul karena mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Sifat
ini merupakan kebalikan dari sifat amanah.
b)
Khianat
Artinya
tidak dapat dipercaya, Mustahil bagi para nabi dan rosul memiliki sifat khinat
karena mereka adalah utusan Allah yang terjaga guna menyampaikan wahyu Allah
kepada umatnya. Jadi sangat mustahil atau tidak mungkin mereka memiliki sifat ini.
Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat amanah.
c)
Kitman
Kitman
mempunyai arti menyembunyikan wahyu, Seperti telas dijelaskan diatas nabi dan
rosul merupakan manusia pilihan Allah SWT untuk menyampaikan risalah kepada
umat mereka jadi sangat tidak mungkin mereka memiliki sifat menyembunyikan
wahyu. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat tabligh.
d)
Jahlun/baladah
Jahlun
mempunyai arti bodoh, Para Nabi dan Rasul Allah merupakan manusia pintar yang
dipilih oleh Allah SWT untuk menyampaikan agama-Nya kepada manusia dan
melakukan berbagai tindakan kebaikan agar mereka bisa menjadi suri tauladan
bagi umatnya. Sehingga sangat tidak mungkin mereka mempunyai sifat jahlun atau
bodoh.
3. Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rasul
Allah
telah mengutus para rasul kepada manusia dan telah dihiasi dengan sifat
kesempurnaan melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas
dari fitrah kemanusian yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai
seorang manusia biasa yang berprilaku sebagaimana manusia. Adapun sifat Jaiz
bagi para nabi dan rasul adalah Al-A’roodlu Al-Basyariyah. Seperti yang di sebutkan dalam Al-Qur’an, yang
artinya: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti
apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum”. (QS.
Al-Mukminun/23:33) [7]
Sifat-sifat
yang tidak terdapat pada selain rasul ada dua, yaitu: [8]
a.
Ismaturrasul
Orang yang
terjaga atau terlindungi dari dosa dan salah dalm kemampuan pemahaman agama,
ketaatan dan menyampaikan wahyu Allah SWT.
b.
Iltizamurrasul
Orang orang
yang selalu komitmen dengan apapun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan
berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah allah meskipun untuk menjalankan
perintah Allah harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik
dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya.
C.
Tugas-tugas Nabi dan Rasul
Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat manusia
dengan membawa tugas-tugas tertentu. Adapun tugas-tugas yang Allah berikan
kepada para Rasul antara lain sebagai berikut:
1.
Menegakkan Kalimat tauhid (kalimat : Laa ilaaha illallaah)
Firman
Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an : "Dan Kami tidak
mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan
kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku maka sembahlah
Aku."
(QS.
Al-Anbiya 21: Ayat 25)
2. Menyeru
manusia untuk menyembah hanya kepada Allah.
Firman
Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada
tiap-tiap umat untuk menyerukan : “Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut….”
(QS. An-Nahl: 36)
3. Membawa
Rahmat
Allah
SWT berfirman didalam kitab suci Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS.
Al-Anbiya: 107)
4.
Memberikan petunjuk kejalan yang benar
Allah
SWT berfirman : “Sesungguhnya Kami
mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan…” (QS. Fathir: 24)
5. Memberi
peringatan kepada manusia
Allah
SWT berfirman : “Dan tidaklah Kami
mengutus para Rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan
…” (QS. Al-An’am: 48)
6. Memberi
suri teladan yang baik
Nabi
Muhammad SAW bersabda :“Sesungguhnya
aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)
D. Tanda kerasulan dan
kenabian Muhammad SAW
1. Bisyarat (Pengabaran dari Kitab-Kitab
sebelumnya) – البشارات
Kitab-kitab
Allah sebelum Al-Qur’an telah memberi kabar gembira tentang kenabian Muhammad
SAW sebelum beliau dilahirkan, bahkan kitab-kitab tersebut telah mengabarkan
sifat-sifat pribadi Nabi Muhammad, ciri-ciri negeri tempat kemunculannya,
keadaan kaumnya, dan kapan (waktu) beliau diutus. Allah SWT berfirman: yang artinya: “(yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.” (Al-A’raf:
157) [9]
Para Ahbar (ulama
Yahudi) dan Qissis (pendeta Nasrani) terdahulu telah memberikan berita gembira
dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sebelum beliau diutus. Allah SWT berfirman
membujuk dan mengingatkan orang-orang Arab musyrik yang telah mendengar berita
ini dari ulama Bani Israil agar mereka beriman: “Dan Sesungguhnya Al
Quran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang yang dahulu. Dan
apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil
mengetahuinya?” (Asy-Syu’ara: 196) [10]
Ketika Nabi
Muhammad SAW benar-benar diutus oleh Allah SWT, sebagian mereka dan ahli kitab
pun beriman kepada beliau dan yang lainnya tetap kafir. Dan alasan terbesar
keimanan mereka adalah kesesuaian bisyarat yang mereka dapatkan dalam Taurat
Dan Injil dengan pribadi Rasulullah SAW.
2. Mukjizat – المعجزات
Tidak ada seorang nabi yang diutus oleh Allah melainkan
diperkuat dengan mukjizat. Mukjizat itu ada yang berupa fisik (hissiah) dan ada
yang berbentuk ma’nawiyah.
a. Mukjizat hissiyah – حسية
Contoh mukjizat hissiah yang diberikan kepada Nabi
Muhammad di antaranya; menangisnya kayu kurma (mimbar) Rasulullah ketika Rasul
pindah ke mimbarnya yang baru, berdzikirnya batu-batu kerikil yang ada di
genggaman Rasul, keluarnya air dari sela-sela jemari beliau sehingga
semuanya dapat meminumnya, memperbanyak makanan yang sedikit sehingga cukup
untuk banyak orang, menyembuhkan dengan izin-Nya orang-orang yang beliau
doakan, berbicara dengan pohon dan kesaksian pohon itu atas kerasulannya, dan
momen-momen lain yang menakjubkan dll.
b. Mukjizat ma’nawiyah (mukjizat al-Qur’an)
– معنوية(القران)
Allah
SWT telah mengutus Muhammad SAW dengan membawa sebuah Kitab dari-Nya yang
mengandung mukjizat, ayat-ayat, dan bukti-bukti yang nyata kebenaran risalah
ilahiyyahnya. Mukjizat Qur’aniyah ini di antaranya
sebagai berikut:
1.
mukjizat
dalam kefasihan lafalnya, uslub(cara penyampaian) nya,
dan tarkib (susunan kata dan kalimat) nya. Al-Qur’an telah menantang
semua manusia dan jin untuk membuat semisalnya. Firman Allah SWT: Katakanlah: “Sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Al-Isra: 88)
2.
Al-Qur’an di antaranya
berisi akhbar ghaibiyyah (berita-berita ghaib) tentang masa lalu yang
jauh, juga tentang berita masa depan yang kemudian telah terjadi dan masih
terus akan terjadi di waktu mendatang. Allah SWT berfirman: “Itu adalah di
antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum
ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan
yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Hud: 49)
3.
Mukjizat dalam mempengaruhi jiwa manusia.
Jika Anda membacanya Anda akan merasakan pengaruh besar itu dalam jiwa Anda dan
ada perasaan bahwa yang sedang berbicara kepada Anda adalah Allah SWT. Ta’tsir (pengaruh)
Al-Qur’an terhadap jiwa ini akan semakin kuat dengan
peningkatan tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayatnya.
4.
Al-Qur’an adalah mukjizat karena kandungan petunjuk dan hukum-hukumnya yang
terbukti telah berhasil mencetak umat terbaik bagi manusia dan kemanusiaan. Firman
Allah SWT: “Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali
Imran: 110)
Sebuah
hal yang mustahil bila seorang ummiy dari padang pasir yang tidak dapat membaca
dan menulis dapat mendatangkan sendiri sistem hidup, hukum-hukum dan petunjuk
yang mampu memproduk generasi terbaik sepanjang zaman, lalu mereka menjadi
hakim dan pemimpin dunia yang terdiri dari berbagai bangsa dengan berbagai
budaya dan peradabannya masing-masing.
5.
Al-Qur’an adalah mukjizat karena kandungan keilmuannya dan pengungkapannya
atau isyaratnya terhadap hakikat ilmiyyah alam semesta. Seiring
kemajuan zaman semakin terungkap kebeznaran
dan keakuratan informasi Al-Qur’an.
6.
Al-Qur’an
adalah mukjizat karena telah mendatangkan berbagai hal yang agung lewat lisan
seorang ummiy yang tidak dapat membaca dan menulis. Allah SWT menyifati
Rasulullah SAW di depan musuh-musuhnya maupun para pengikutnya: “Dan kamu tidak pernah
membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis
suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis),
benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (Al-Ankabut: 48). Dukungan Allah SWT dalam bentuk lain kepada Rasulullah SAW yaitu awalnya hanya sedikit
orang-orang yang beriman kepada Muhammad SAW dan mereka disakiti bahkan
diperangi karena keimanan mereka oleh orang-orang musyrik. Kemudian Allah SWT
mendukung beliau dengan pertolongan dalam menghadapi musuh-musuh dakwah dengan
mengirimkan malaikat, rasa kantuk yang menimbulkan kedamaian, mengirimkan angin,
dan bantuan lain yang disaksikan sendiri oleh orang-orang kafir. Mereka yang
objektif berkata: “Tidak ada yang melakukan ini kecuali Allah SWT.”
Ketika Rasulullah SAW menampakkan mukjizatnya banyak
orang-orang yang tadinya kafir dan memusuhinya berubah menjadi beriman dan
berjihad dengan harta dan jiwa mereka demi meninggikan kalimat Allah SWT. Allah
berfirman : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (Fushshilat:
53)
E. Muhammad SAW sebagai nabi
dan rasul terakhir
Nabi
yaitu manusia yang dipilih Allah SWT
untuk menerima wahyu-Nya dan agar
di sampaikan kepada umatnya. Dan salah satu
bukti/dalil bahwa Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yakni terjemahan
dari Q.S. Al Ahzab (33) ayat 40 : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. Dari terjemahan ayat
tersebut menjelaskan hakikatnya Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthallib adalah
bapak seluruh manusia tidak hanya menjadi bapak bagi orang Jazirah Arab saja
dan beliau menjadi Rosululloh dan nabi terakhir yang pastinya bertugas
menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah.
Ibnu Abbas, sahabat
sekaligus ahli tafsir terkemuka di zaman Nabi mengomentari ayat di atas,
"Seolah-olah Allah berkehendak dengan firmanNya, kalaulah Allah tidak
menutup nabi-nabi dengan kenabian Muhammad, seolah Allah berfirman, pasti Aku
jadikan seorang Nabi di antara anaknya. Tapi Allah Maha Mengetahui terhadap
segala sesuatu. Kenapa tidak menjadikan salah satu anak Muhammad sebagai Nabi
dan Rasul karena memang Allah berkehendak Muhammad sebagai Nabi terakhir.”
Salah satu logika yang digunakan Ibnu Abbas adalah bukti sejarah yang
menunjukkan bahwa tiga putra beliau; dua dari khadijah, pertama, Qasim,
sehingga beliau SAW dipanggil Abul Qasim, lahir sebelum beliau diangkat menjadi
Nabi dan meninggal dalam usia 2 tahun. Kedua,
Abdullah yang dijuluki Ath-Thayyib dan Ath-Thahir karena ia dilahirkan dalam
Islam meninggal dunia setelah lahir beberapa hari. Ketiga, putra dari Mariah
Qibtiyah bernama Ibrahim meninggal dalam usia 16-18 bulan (Al-Wafa, halaman
536-537). Kalaulah putra beliau SAW, hidup sampai dewasa, tidak mustahil di
kemudian hari orang akan mendewakan salah satunya dan mengangkatnya sebagai
Nabi. Tapi Allah mentakdirkan tidak menjadikan seorang pun hidup sampai dewasa.
Ada
yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir. Bukan Rasul terakhir.
Namun hadits berikut
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul
terakhir. Rasulullah SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian
telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi
sesudahku". (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad
Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Berikut
adalah dalil-dalil tidak akan ada Nabi/Rasul baru
setelah Nabi Muhammad :
1. Q.S.
Al Ahzab 40: "Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di
antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi"
2. Imam
Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda: "Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti
orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah
bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian
orang-orang mengelilinginya dan mereka ta'juk lalu berkata: "kenapa kamu
tidak taruh batu ini.?" Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup
Nabi-nabi"
3. Imam
Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut'im RA bahwa Nabi SAW
bersabda: "Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya
Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya
Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada
Nabi setelahnya"
4. Abu Daud
dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad
SAW: "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan
saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku"
5. Khutbah
terakhir Rasulullah: "Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang
akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir.Karena itu,
wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan
kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan
Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan
pernah tersesat"
6. Rasulullah
SAW menjelaskan: "Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang
Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi
yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi
penerusku(Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
7. Rasulullah
SAW menegaskan: "Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang
sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan
sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia
menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang.
Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan
mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang
hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah
yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi". (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
8. Rasulullah
SAW menyatakan: "Allah telah memberkati aku dengan enam macam
kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: - Aku dikaruniai keahlian
berbicara yang efektif dan sempurna. - Aku diberi kemenangan karena musuh
gentar menghadapiku - Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. -Seluruh bumi
telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku.
Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat
ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air
tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan
membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. - Aku diutus
Allah untuk menyampaikan pesan suci-NYA bagi seluruh dunia. Dan jajaran
Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu
Majah)
9. Rasulullah
SAW menegaskan: "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada
akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". (Tirmidhi,
Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
10. Rasulullah
SAW menjelaskan: "Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan
kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul
pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan
kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya
adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang
sesudahku". (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab Asmaun-Nabi;
Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta', Kitab-u-Asma-in-Nabi;
Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).
11. Rasulullah
SAW menjelaskan: "Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi
pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan
Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku
yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman.
Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara
kamu". (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).
12. Abdur
Rahman bin Jubair melaporkan: "Saya mendengar Abdullah bin 'Amr
ibn-'As menceritakan bahwa Suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan
bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan
meninggalkan kita. Beliau berkata: "Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta
huruf", dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan:
"Tidak ada lagi Nabi sesudahku". (Musnad Ahmad, Marwiyat
Abdullah bin 'Amr ibn-'As).
13. Rasulullah
SAW berkata: "Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya
Mubashirat". Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau
berkata: Visi yang baik atau visi yang suci. (Musnad Ahmad, marwiyat Abu
Tufail, Nasa'i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya
wahyu Allah di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat
inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).
14. Rasulullah
SAW berkata kepada 'Ali, "Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan
Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku".(Bukhari
dan Muslim, Kitab Fada'il as-Sahaba).
15. Rasulullah
SAW berkata: "Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena
itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun". (Baihaqi,
Kitab-ul-Rouya; Tabrani).
F. Mukjizat Nabi Muhammad SAW
Setiap
Nabi yang diutus oleh Allah Azza wa Jalla diberi tanda dan mukjizatnya.
Mukjizat ini bergantung pada nabi tertentu, apa yang mereka percaya dan hal-hal
yang mereka mengerti.
Mukjizat
adalah kejadian luar biasa diluar akal manusia yang tidak
dimiliki oleh manusia yang lainnya, dikarenakan mukjizat hanya diberikan oleh
Allah epada para nabi dan rasul. Ada istilah lain yang dimili oleh seseorang
selain para nabi dan rasul yakni Karomah dan Ma’unah. Karomah adalah kejadian
luar biasa yang diberikan Allah kepada para wali Allah, sedangkan Ma’unah
adalah suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia biasa.
Nabi Muhammad mempunyai banyak sekali mukjizat , dan
Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al-quran (kitab yang didalamnya terdapat
penjelasansempurna mengenai hal-hal yang terdahulu dan yang akan datang). Ada pun mukjizat Nabi Muhammad yang lainnya
adalah: [11]
1. Tidak terlihat
Ketika Nabi berencana untuk hijrah ke Madinah, suku-suku
di Mekah berkonspirasi untuk membunuh beliau sekali dan untuk selamanya. Setiap
suku mengirim seorang pembunuh dan mereka mengelilingi rumah Nabi malam itu.
Tapi Nabi berjalan keluar tepat di depan mereka dan tidak ada yang melihatnya.
Mereka dibutakan padanya.
2. Do’anya dalam insiden pasir
Nabi
dan Abu Bakar sedang dalam perjalanan ke Madinah saat mereka diikuti oleh
seorang pembunuh bernama Suraqah. Ketika Abu Bakar khawatir, Nabi bersabda,
“Jangan sedih; Allah pasti bersama kita.” Kemudian beliau melirik Suraqa dan
kaki kudanya terjebak di pasir. Suraqa berhasil mendapatkan kaki kuda tapi
ketika dia mencoba mengikuti Nabi, kaki kudanya tersangkut dan terjebak lagi di
pasir. Suraqah menyadari ini di luar dirinya dan harus kembali.
3. Berbicara dengan Jin
Dalam
satu peristiwa, jin yang disebut “Hama” datang dalam wujud orang tua yang
membawa tongkat; dia menerima Islam Nabi Muhammad dan menginstruksikan kepada
Nabi untuk membacakan beberapa ayat Al-quran, yang dia dengarkan dan kemudian
berangkat pergi lagi.
4. Air mengalir dari tangannya yang diberkati
Pernah
Nabi bersama para sahabatnya sekitar 300 orang, di tempat bernama Zawra. Sudah
waktunya untuk melaksanakan shalat dzuhur, tapi mereka tidak dapat menemukan
air untuk berwudhu. Mereka kemudian menemukan air namun kecil, Nabi mencelupkan
tangannya ke dalam air yang itu kemudian keluarlah dari tangannya seperti air
mancur. Tiga ratus orang yang ada di sana kemudian berwudhu dan menggunakannya
untuk kebutuhan lain.
5. Perjalanan malam Isra’ dan Miraj
Inilah
salah satu mukjizat Nabi yang paling menakjubkan. Ini disebut Isra’ wal Mi’raj. Pada malam inilah
Nabi, di bawah bimbingan malaikat Jibril mengantar Nabi dari Ka’bah di Makkah
ke Masjid al-Aqsa di Yerusalem dan kemudian ke langit, ke langit yang tinggi
atas kehendak Allah Ta’ala. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu Nabi
sebelumnya diantaranya Musa, Isa dan Ibrahim. Beliau memimpin para Nabi dalam
doa. Beliau sampai di tempat yang sangat tinggi dimana beliau bisa mendengar
pena yang menulis perbuatan orang-orang. Beliau melihat surga dan neraka. Dan
beliau diangkat, untuk kemudian bertemu dengan Tuhannya, Yang Maha Besar.
Kejadian ini diceritakan dalam Alquran dan hadist.
6. Bulan terbelah
Orang-orang
musyrik pada zaman Nabi terus bersikeras bahwa mereka menginginkan sebuah
mukjizat. Mereka mengatakan bahwa mereka akan percaya jika Nabi dapat
menunjukkan kepada mereka pemisahan bulan menjadi dua. Ketika Allah memberikan
kemampuan kepada Nabi, dia memanggil mereka semua untuk bersaksi, dan bulan
terbelah menjadi dua. Dan memang itu adalah kejadian yang jelas. Tapi dalam
kesombongan mereka, mereka tetap menolak kebenaran. Kejadian ini juga
diceritakan dalam Alquran.
7. Benda dan hewan dapat berkomunikasi dengan Nabi
Pada
beberapa kesempatan, pohon, batu, gunung dan pasir akan menyapa Nabi saat dia
lewat. Suatu ketika, seorang Yahudi memanggang seekor kambing yang telah
diisinya dengan racun. Dia kemudian mengirimkan dan menyuguhkan kambing yang
sudah dipanggangnya tadi ke Nabi. Tapi sebelum Nabi menyentuh makanan tersebut,
kambing tersebut berbicara kepadanya dan memberitahukan kepadanya tentang racun
tersebut. Jadi dia menyuruh semua orang untuk menjauhkan diri dari hidangan
ini.
8. Orang mati mengabarkan Nabi Muhammad
Dalam
satu peristiwa, salah satu sahabat Nabi tiba-tiba terjatuh di pasar.
Orang-orang membawa tubuhnya ke rumahnya. Malam itu antara matahari terbenam
dan menjelang shalat malam, sementara para wanita menangis di sekelilingnya,
jenazah itu berseru: ‘Diam! Diam! ‘Lalu dia berkata:’ Muhammad adalah utusan
Tuhan! Damai sejahtera bagimu, wahai Rasulullah! ‘Dia berbicara dengan sangat
fasih untuk sementara waktu sehingga orang-orang padasaat itu terkejut dan
kemudian memeriksa jenazah itu. Tapi dia benar-benar mati.
9. Berkah Makanan
Nabi
memberi makan lebih dari seratus orang dari makanan yang sangat kecil. Setiap
kali beliau meletakkan tangannya yang diberkati pada makanan apapun, itu
menyebabkan bertambah dan semua orang bisa makan sampai kenyang dan masih
tersisa. Dalam satu kisah, beliau memberi minum lebih dari seratus pria dalam
satu cangkir susu. Setiap orang akan minum untuk mengisi dan lulus ke
berikutnya tanpa mengisi ulang. Dan masing-masing pria itu meminumnya, dan
cangkir itu masih awet dengan susu seolah tidak pernah disentuh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian-uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka nabi dan rasul
adalah seorang pria yang mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat jibril
untuk menyebarkan ajaran agama islam kepada para ummatnya. Nabi dan rosul juga
memiliki sifat-sifat yang baik untuk menjadi contoh para ummatnya. Nabi dan rasul
juga diberi mukjizat agar ummatnya lebih percaya bahwa nabi dan rasul itu
benar-benar telah diutus oleh Allah dalam menyebarkan agama yang diturunkan
oleh Allah. Nabi muhammad adalah nabi yang terakhir sekaligus nabi akhir zaman
yang mempunyai tugas yang sangat mulia yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia pada ummatnya.
B.
Saran
Demi kesempurnaan
makalah ini, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai “Nabi dan Rasul” oleh pembaca. Karena penulis pun masih
mempunyai banyak kekurangan dalam penjabaran permasalahannya. Sehingga, sangat
dibutuhkan kritik dan saran yang
konstruktif sebagai kontruksi perwujudannya.
Semoga makalah ini
tidak hanya sekedar bermanfaat, tetapi benar-benar bermanfaat secara nyata.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi pembaca pada umumnya dan para
penulis khususnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustakim,Muhtadi. pendidikan agama islam .Gresik:
PT. Temprina Media Grafika, 2014.
https://www.jalansirah.com/amp/10-mukjizat-nabi-muhammad.html
[1] http://perumnas1seladaraya.blogspot.com/2013/01/pengertian-serta-perbedaan-nabi-dan.html?m=1
diakses pada 19 september 2018 pukul 08.26
[2] https://www.kopi-ireng.com/2016/08/4-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-nabi.html?m=1, diakses pada tanggal 17 September 2018 pukul 16.47
[11] https://www.jalansirah.com/amp/10-mukjizat-nabi-muhammad.html, diakses pada tanggal 16 September 2018 pukul 20.04