A. KERAJAAN - KERAJAAN PASCA DINASTI ABBASIYAH
1. Dinasti Ustmaniyah di Turki (Turki Ustmani)
Nama dinasti ini sendiri diambil dari nama nenek moyang pertama bangsa Turki yang bernama Sultan Ustman Ibnu Sauji Ibnu Orthogol Ibnu Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp yang merupakan seorang kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Dinasti ini berkuasa sejak abaad ke-13 sampai abad ke-19. Raja pertamanya adalah Ustman.
Sepeninggal Ertoghrul, Ustman melanjutkan kekuasaan sang ayah dan kemudian Ustman dikenal sebagai pendiri kerajaan. Wilayah kekuasaan Ustman meliputi Semenanjung Balkan, Asia Kecil, Arab Timur Tengah, Mesir, dan Afrika Selatan. Dinasti ini berkuasa selama 7 abad denga 37 Sultan.
Berbeda dengan kerajaan lain yang mengalami masa kejayaan pada awal berdirinya kerajaan, Dinasti Ustmani ini mengalami kemunduran pada abad ke-17 karena pada abad ke-17 hingga abad ke-18 terjadi banyak perubahan penting dalam sejarah Turki Ustmani. Perseteruan antara pemerintah pusat dengan elit local untuk mengontrol pendapatan pajak dari rakyat muncul ke permukaan dan kekuasaan dialihkan dari pemerintah pusat kepada kelompok Janissari, ulama, dan keluarga Ustmani yang telah mapan dalam pemerintahan pusat. [1]
Kemunduran Turki diawali dengan kekacauan yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Muhammad III yang menggantiksn Murod III. Situasi ini dimanfaatkan oleh Australia sehingga dapat memukul mundur Dinasti Ustmani. Puncak. kehancuran pemerintahan Turki Ustmani pada abad ke-17 terjadi pada masa pemerintahan Mustofa (1617-1618).
Ketidakstabilan politik bangsa turki pada abad ke-17 mengakibatkan perekonomian negara merosot karena seringnya perang yang terjadi.
Walaupun dalam kehidupan politik dan ekonomi pada abad ke-17 dinasti Ustmani mengalami kemunduran namun dalam kehidupan seni budaya dinasti ini mengalami kemajuan. Di bidang syairyang menonjol pda abad ke-17 adalah Nefi' dan Syekh Al-Islam Zekeria Zade Yahyat Efend. Dalam bidang sastra, prosa dinasti Ustmani pada masa itu melahirkan dua tokoh, yaitu Katip Celebi dan Evia Celebi. Katip Celebi mengarang buku Kasf al-Zunun fi Asmaailkutub wal punun. Sementara Evia Celebi mengarang buku Seyahatname.
Meskipun dalam bidang seni budaya Dinasti Ustmani mengalami kemajuan namu dalam bidang IPTEK Dinasti Ustmani tidak mengalami kemajuan.
2. Dinasti Safawiyah di Persia
Nama dinasti ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Dinasti ini berdiri sejak tahun 1503-1722. Tarekat ini diberi nama tarekat syafawiyah, yang diambil dari nama pendirinya , Safi Al-Din. Nama ini dipertahankan sampai atrekat ini menjadi sebuah gerakan politik bahkan sampai gerakan ini menjadi sebuah Dinasti. [2]
Pendiri dinasti Syafawiyah adalah Syekh Ishak Safiuddin yang merupakan seorang mursyid tarekat yang mempunyai tugas dakwah agar umat islam secara murni berpegang teguh pada ajaran agama.
Keadaan politik dinasti Syafawiyah mulai bangkit setelah Abbas I naik tahta pada tahun 1587-1629. Setelah beliau naik tahta beliau menempuh langkah-langkah dalam memulihkan kehidupan politik, langka-langka itu antara lain:
a. Mengadakan pembenahan administrasi dengan cara pengaturan dan pengontrolan dari pusat.
b. Pemindahan ibukota ke Isfahan
c. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qiziblas atas kerajaan Syafawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri atas budak-budak yang berasal dari tawanan bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia ysng telah ada sejak Raja Tamh I.
d. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Ustmani
e. Berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pada saat kutbah jum'at [3]
Langkah-langkah tersebut berhasil membawa Dinasti Syafawiyah bangkit kembali dan berhasil merebut beberapa wilayah yang sempat lepas dari kekuasaan.
Pada masa pemerintahan Abbas kebijakan beragama tidak seperti para khalifah sebelumnya yang memaksakan agar Syi'ah menjadi agama negara. Namun Abbas lebih mengutamakan tolenransi beragama sehingga pada masa Abbas orang sunni dapat mengerjakan ibadahnya dengaan bebas. Tak hanya itu saja para pendeta Nasrani bebas mengembangkan ajaran agamanya karena sudah banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di kota Isfahan.
Kestabilan politik Dinasti Syafawi pada masa Abbas meneyebabkan kehidupan ekonomi Syafawi semakin berkembang, terlebih setelah pelabuhan gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini salah satu jalur dagang berhasil menjadi milik Dinasti Syafawi.
Selain kemajuan di sektor perdagangan, dinsti Syafawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian. Namun setelah Abbas I mangkat ekonomi, sedikit demi sedikit Dinasti Syafawi mulai mengalami kemunduran dan puncaknya pada masa pemerintahan Syafi Mirza.
Dalam sejarah islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang mempunyai peradaban tinggi jadi tidak mengherankan jika pada masa pemerintahan Syafawi kehidupan keilmuan dan seni terus berkembang.
3. Dinasti Mughal di India
Dinasti Mughal ini beridri seperempat abad setelah berdirinya Dinasti Syafawi, yaitu pada tahun 1526 sampai 1707. Diantara ketiga dinasti islam terbesar Dinasti ilah yang termuda. Dinasti Mughal bukan di nasti pertama di India. Awal kekuasaan Islam di India berawal pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayah.
Dinasti Mughal sendiri didirikan oleh Zahiruddin Babur, yang merupakan salah satu cucu dari Timur Lenk. Dinasti ini mempunyai sultan-sultan besar seperti, Akbar (1556-1606), Jengahir (1605-1627) dengan permaisurinya Nurjannah, Syah Jehan (1628-1658).
Pada masa pemerintahan akbar Dinasti tidak dijalankan dengan kekerasan, ia banyak menyatu dengan rakyat bahkan dengan rakyat yang beragama Hindhu. Akbar sendiri memilki tolesansi yang tinggi sehingga masyarakat yang beragama lain tidak di pandangnya sebagai orang lain. [4]
Dalam kehidupan politik, Akbar tidak memegang sendiri pemerintahan melainkan dibentuknya Menteri-menteri. Dan ia memerintahkan kepada pemungut pajak untuk tidak memungut pajak secara paksa.
Selain kemajuan dalam bidang politik dan ekonomi pada abad ke-17 Dinasti Mughal juga menglami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya.
A. DINASTI - DINASTI KECILMASA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH
1. Dinasti Umaiyyah di spanyol
Islam mulai menaklukkan spanyol pada masa Khalifah Al-Walid yaitu pada taahun 705-715M. Al-Walid memberikan izin kepada gubernurnya untuk mengirimkan pasukan militer ke Spanyol. Pada awalnya Musa bin Nusyair mengutus tharif bin Malik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang bertujuan menjajagi daerah-daerah sasaran. Kemudian ia mengutus Thariq bin Ziyad untuk memimpin 7.000 pasukan tantara. Thariq berlayar melalui laut tenga kemudian berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian diberi nama Gibraltar. [5]
Kedatangan pasukan Thariq di ketahui oleh Roderick sehingga Roderick langsung mengumpulkan pasukan penangkal sebanyak 25.000 tentara. Menyadari jumlah musuh yang jauh berbeda Thariq meminta bantuan keapad Musa bin Nusyair, akhirnya Thariq mendapat tambahan tantara sebanyak 12.000.
Pada hari Minggu 18 Juli 711M, kedua pasukan mnegadakn pertemuan di danau janda dekatmulut sungai Barbate. Pertemuan itu berlangsung selama 8 hari dengan kemenangan berpihak kepada pasukan Thariq. Pada waktu peperangan tantara Thariq mendapat bantuan dari pasukan Roderick yang membelot.
2. Dinasti Rustamiyah
Dinasti Rustamiyah berdiri pada tahun 160-296 di Aljazair
Barat yang dipelopori oleh Abdurrahman Ibn Rustam. Keberadaan dinasti ini meru pakan bentuk protes terhadap dominasi Arab sunni. Dinasti ini bersekutu dengan Bani Umayah di Spanyol. [6]
3. Dinasti Idrisiyah
Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut Syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172H/789M. dinasti ini merupakan Dinasti pertama yang beraliran Syi'ah yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukkan Syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk sangat halus. [7]
Idris sendiri merupakan salah seorang keturuna Nabi Muhammdad SAW, yaitu cucu dari hasan, putra Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian, dia mempunyai hubungan dengan imam-imam Syi'ah. [8]
Ada dua alasan mengapa Dinasti Idrisiyah ini mucul kemudian menjadi dinasti yang kokoh dan kuat, yaitu karena adanya dukungan dari bangsa Barbar dan letaknya yang jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah di Baghdad sehingga sulit untuk ditaklukan.
Pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah yang dipimpim oleh Harun Ar-Rasyid, ia sempat merasa berada dalam posisi terancam karena keberadaan Dinasti Idrisiyah. Oleh karena itu Haru Ar-Rasyid sempat mempunyai rencana mengirimkan pasukan untuk menaklukkan Dinasti tersebut. Namun karena letak geografisnya yang berjauhan maka diurungkanlah niat tersebut. Tetapi Harun Ar-Rasyid memakai alternatif dengan mengirimkan seorang mata-mata bernama Sulaiman bin Jarir yang berpura-pura sebagai penentang Daulah Abbasiyah sehingga Suliman mampu membunuh Idris dengan cara meracuninya.
Terbunuhnya Idris bukan berarti merupakn berakhirnya kekuasaan dinasti ini karen bangsa Barbar sudah sepakat untuk mengikrarkan kerajaan mereka sebagai kerajan yang merdeka dan independen.
4. Dinasti Aghlabiyah
Dinasti ini berdiri pada tahin 800-909M, didirikan oleh Ibrahim bin Aghlab, seorang yang dikenal mahir dalam bidang administrasi. Dinasti ini didirikan di Aljazariyah dan sisilia. Dengan kemampuannya dalam bidang adminisrasi, ia mampu mengatur roda pemerintahan dengan baik.
Dinasti ini merupakan tonggak penting dalam sejarah konflik berkepanjangan antara Asia dan Eropa. Di bawah kepemimpinan Ziyadatullah I, suatu armada bajak laut di kerahkan untuk menggoyangkan pesisir Italia, Perancis, Cosica, dan Sardina. Dinasti ini berkontribusi besar dalam penyebaran peradaban Islam di Eropa.
5. Dinasti Tuluniyah
Dinasti ini merupakan dinasti kecil pertama di Mesir yang mendapat hak otonom dari Baghdad. Dinasti ini didirikan oleh Ahmad Ibn Thulun yang merupakan seorang budak dari Asia Tengah.
Ahmad Ibn Thulun dikenal dengan kegagahan dan keberaniannya, dia juga seorang yang dermawan, hafidz, ahli di bidang sastra, syariat, dan militer [9]
Posisi Ahmad Ibn thulun yang secara politis sangat menguntungkan bagi penguatan kekuasaannya. Sehingga ada salah seorang saudara khalifah yang iri dengan posisi Ahmad Ibn Thulun sehingga ia berusaha merencanakan untuk menghasut khalifah Al-Mu'tamid agar menyerang Ahmad sehingga terjadilah benturan fisik antara Khalifah Al-Mu'tamid dengan Ahmad Ibn Thulun.
Setelah terjadi peperangan tersebut Ahmad Ibn Thulun menderita saakit, dan semakin lama sakitnya semakin parah sehingga ia meninggal pada tahun 270H dalam 50 tahun.
6. Dinasti Ikhsidiyah
Dinasti ini didirikan oleh Muhammad Ibn Tughi yang diberi gelar Al-Ikhsyid (pangeran). Muhammad Ibn Tughi diangkat menjadi gubernur di Mesir oleh Abbasiyah pada masa pemerintahan Ar-Radi karena jasanya yang telah mempertahankan dan memulihkan keadaan wilayah Nil dari serangan kaum fatimiah.
Ikhsidiyah sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam menyokong dan memperkuat wilayah Mesir. Karena pada sat itu Ikhsidiyah mempumyai kemiliteran yang tangguh dan kuat karena di topang oleh pasukan pengawal sejumlah 40.000 orang dan 800 orang pengawal pribadinya.
7. Dinasti Hamdaniyah
Dinasti ini didirikan oleh Hamdan Ibn Hamdun. Di masa hidupnya ia pernah ditangkap oleh khalifah Abbasiyah karena beraliansi dengan kaum khawarij untuk menentang kekuasaan Bani Abbas.
Wilayah kekuasaan dinasti ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu wilyah kekuasaan di Mosul dan wilayah kekuasaan di Halb.
[1] Dedi Supriyadi, Sejarah peradaban Islam, h. 248-249
[2] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, h.250-253
[3] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, h.255
[4] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, h.262
[5] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, h.118
[6] https://manhijismd.wordpress.com/2009/12/13/dinasti-dinasti-di-timur-dan-di-barat/ (diakses pada 04 Oktober 2018 pukul 01:13)
[7] Philip K. Hitti. History of the Arab, The Mac Millan Press, 1974, h.450 (dalam buku Sejarah Peradaban Islam h.157)
[8] C.E. Bosworth. Dinasti-dinasti Islam, Terj. Ilyas Hasan, 1980, h.42
[9] Philip K. Hitti, op. cit., h.452
Download File Dinasti-dinasti Kecil masa bani Abbas dan Kerajaan pasca Dinasti Abbasiyah
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku