Loading...

Dinasti-dinasti Kecil masa bani Abbas dan Kerajaan pasca Dinasti Abbasiyah - Sejarah Peradaban Islam (Luqman Hanif) A6


Kerajaan Pasca Dinasti Abbasiyah Dan Dinasti Kecil Pada Masa Bani Abbas

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sejarah Peradaban Islam



Dosen Pembimbing :

Dr. H. Ah Zakky Fuad, Ma.g

Oleh :

Luqman Hanif (D01218027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2018


BAB II

PEMBAHASAN

Kerajaan-Kerajaan Pasca Dinasti Abbasiyah

A. Dinasti Usmaniyah di Turki (Turki Usmani)


Kerajaan Usmani di Turki atau bisa disebut dengan Turki Usmani awal munculnya adalah pendatang dari Asia Tengah yang untuk sementara menetap di Turkistan sebelum melanjutkan pengembaraan ke berbagai wilayah lainya. Mereka itu termasuk kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara negeri China. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Karena tekanan-tekanan serangan Mongol pada abad ke-13 M., mereka melarikan diri ke daerah Barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia kecil [1] .

Pada zaman dahulu di sebelah barat gurun Gobi terdapat sebuah suku yang bernama Turki. Suku tersebut hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Masyarakat Turki memeluk agama Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10. Suku bangsa Turki lihai dalam berperang, pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan waktu yang singkat terbentuklah sebuah kekuatan politik yang besar.

Bangsa Turki memiliki dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah dunia. Yang pertama yaitu dinasti Turki Saljuk, dan yang kedua dinasti Turki Usmani.

Bangsa Turki terbagi menjadi berbagai macam suku-suku. Diantara suku tersebut bernama suku Oghuz, dari suku-suku tersebut terlahirlah sultan pertama dinasti Turki Usmani, yakni Usman.


B. Dinasti Safawiyah di Persia

Kerajaan Safawi bermula dari perjuangan Shafi al-Din al-Ardabily (1252-1334 M) yang telah mendirikan dan memimpin tarekat Safawiyah di Ardabil Azerbajian. Shafi al-Din dikenal sebagai murid yang taat dari seorang Mursyid syeikh Taj al-In Ibrahim Zahidi (1218-1301) di kota Jilan dekat laut Kaspia, kemudian ia dijadikan menantu oleh gurunya dan sepeninggalan gurunya ia menggantikan kedudukanya. Setelah syekh Shafi al-Din meninggal, kedudukanya di gantikan oleh anaknya bernama Sadr al-Din Musa (1334-1339). Sadr al-Din diganti oleh anaknya yang bernama Khawaja Ali (1339-1427) dan selanjutnya kepemimpinan tarekat diteruskan oleh anaknya bernama Ibrahim sampai tahun 1447 M [2] .

Kerajaan Safawi merupakan salah satu dari tiga kerajaan Islam terbesar. Kerajaan ini berpusat di Persia, atau yang disebut sekarang sebagai Iran.

Kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di sebuah kota yakni Azerbaijan. Tarekat tersebut diberi nama Tarekat Safawiyah yang di ambil dari nama pendirinya yakni Safi al-Din (1252-1334 M), nama tarekat digunakan terus sampai menjadi gerakan politik.


C. Dinasti Mughal di India

India pada saat itu dilanda persaingan dan peperangan untuk memperebutkan kekuasaan, sehingga India senantiasa mengalami pergantian penguasa. Suatu dinasti timbul untuk kemudian dijatuhkan dan diganti oleh yang lain. Kekuasaan Dinasti Ghasnawi dipatahkan oleh pengikut-pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke India pada tahun 1175 M, dan bertahan sampai tahun 1206 M. India kemudian jatu ke tangan Qutbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi pendiri Dinasti Mamuk di India (1206-1290), kemudian ke tangan Dinasti Khalji (1296-1316 M.) selanjutnya ke Dinasti Tughlug (1320-1413 M) dan dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang pada awal abad XVI dan membentuk kerajaan Mughal di India [3] .

Kerajaan Mughal adalah salah satu dari tiga kerajaan besar Islam dimasa periode pertengahan. Kerajaan ini berpusat di India dengan ibukota pemerintahan di Delhi.

Kerajaan Mughal memang tidak sebesar kekhilafahan Turki Usmani, tetapi ia dapat bertahan selama kurang lebih 3,5 abad, dan berhasil menguasai wilayah yang mayoritas agama nya Hindu, dan sementara agama Islam hanya minoritas.

Kerajan Mughal merupakan kekuasaan Islam yang terakhir di India (1526-1858 M). kerajaan Mogul atau Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530) salah satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, Penguasa Ferghana.


Dinasti-Dinasti Kecil Masa Pemerintahan Bani Abbas

A. Dinasti Idrisiyah (172-311 H/ 788-932 M)

Dinasti Idrisi didirikan oleh Idris ibn 'Abdullah cicit hasan putra 'Ali ra. Dia seorang tokoh Bani 'Alawiyyin (nisbah kepada 'Ali ibn Abu Thalib), suatu bani yang pada dasarnya selalu ingin merebut kekuasaan islam dari Banu Umayyah dan Bani Abbas. Oleh karna itu pemberontakan dilakukan berkali-kali terhadap pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah setelah mereka merasa tertipu dan dikecewakan [4] .

Kerajaan ini terletak di Maroko dan didirikan oleh Idris bin Abdullah. pada tahun 172 H./788 M, dia dibai'at sebagai imam dan berdirilah Dinasti Idrisi dengan Ibukota Walila. Sangat disayangkan, masa kepemimpinanya kurang lebih sekitar lima tahun. Ia terbunuh dengan meminum racun (177 H.793 M.) oleh seorang suruhan Khalifah Harun al-Rasyid dibunuh dikarnakan kekawatiranya akan ancaman Idris.

Sangat disayangkan sekali didalam kepemimpinan Dinasti Idris banyak sekali pemberontakan yang terjadi. Dan itulah yang mengakibatkan kehancuran Dinasti Idrisiyah.


B. Dinasti Aghlabiyah (184-296 H./800-909 M)

Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim ibn Aghlab anak dari seorang pejabaat Khurasan dari militer Bani Abbas. Pada tahun 179 H.795 M. Ibrahim memperoleh hadiah wilayah yang sekarang disebut Tunis dari Khalifa Harun al-Rasyid sebagai imbalan dari jasa-jasa Ibrahim dan kepatuhanya membayar pajak tahunan, juga dimungkinkan adanya ,Motif-motif lain. Pemberian hadiah ini sekaligus dengan hak-hak otonominya serta hak penggantian amir-amir selanjutnya [5] .

Dinasti Aghlabi adalah salah satu dinasti islam di Afrika Utara yang berkuasa kurang lebih selama 100 tahun (800-909 M). Dinasti Aghlabi didirikan oleh Ibrahim ibn Aghlab anak dari seorang militer Bani Abbas.

Masa kepemimpinan Dinasti Aghlabi banyak sekali kemajuan yang diperoleh salah satunya yakni mampu membangun armada tangguh, dapat membuat masjid besar, megah dan monumental, dan masih banyak lagi kemajuan yang diperoleh.


C. Dinasti Thuluniyah (254-292 H./868-905 M)

Dinasti Thuluni mewakili dinasti lokal pertama Mesir dan Suriah yang memperoleh otonom Baghdad. Ahmad ibn Thulun seorang prajurit Turki "seperti orang-orang Turki lainya" memperoleh peluang besar untuk menjabat dilingkungan istana. Ayah ibn Thulun sebagai komandan pengawal istana. Ibn Thulun sudah barang tentu dibesarkan dilingkungan militer yang keras dan ketat. Inilah yang melatar belakangi garis politik Ibn Thulun selanjutnya [6] .

Dinasti Thuluniyah merupakan dinasti yang memperoleh hak otonom dari pemerintahan dinasti Abbasiyah. Dinasti Thuluniyah didirikan oleh Ahmad ibn Thulun, beliau seorang prajurit Turki. Beliau dikenal juga sebagai sosok yang pemberani, dermawan, hafidz, ahli dalam bidang sastra, syari'at, dan militer.

Dimasa kepemimpinan beliau juga memiliki prestasi yang menonjol salah satunya ialah irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat, dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan Islam.


D. Dinasti Ikhsidiyah (323-358 H/935-969 M)

Untuk tiga tahun berikutnya, Mesir diperintah oleh wali yang tunduk kepada Baghdad, tetapi tahun 232 H./935 M. Seorang perwira Turki lainya, Muhammad ibn Tughj ditunjuk untuk menjabat sebagai wali. Meskipun tugas baru tersebut dalam situasi sulit, namun ia berhasil mendudukkan dirinya sebagai wali di Mesir (321 H./ 395 M). Pertanda dari posisinya yang kuat itu adalah gelar Ikhsid yang diberikan oleh khalifah yang tampaknya semacam membawa otonom [7] .

Dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Thught al-Ikhsyid. Gelar Ikhsyid diperoleh ketika ia di angkat sebagai gubernur Mesir, dari khalifah Ar-Radhi, atas jasanya yang mempertahankan dan memulihkan keadaan Nil dari serangan kaum Fatimiyah yang berpusat di Afrika Utara. Dinasti ini mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyokong dan memperkuat wilayah Mesir.


E. Dinasti Hamdaniyah (293-394 H./905-1004 M.)

Pada waktu Dinasti Ikhsidi berkuasa di sebelah Utara Mesir muncul pila dinasti lain sebagai sainganya, Dinasti Hamdani yang SYN. Nama dinasti di nisbahkan kepada pendirinya, Hamdan ibn Hamdun, seorang yang berasal dari suku Arab Taghlib [8] .

Dinasti Hamdani didirikan oleh Hamdan ibn Hamdun, nama dinasti ini dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Hamdan ibn Hamdun yang bergelar al-Haija. Beliau berasal dari suku Arab yaitu suku Taghlib. Kerajaan ini terbagi menjadi dua pihak, Mosul dan Aleppo. Dinasti Hamdaniayah terkenal sebagai pelindung sastra Arab terutama sayf al-Dalwah.


F. Dinasti Umayyah di Spanyol (662-750 )

Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dirintis oleh Abdurrahman I (Al-Dhakhil), cucu Hisyam bin Abdul Malik, Khalifah kesepuluh dari Bani Umayyah di Damaskus. Ketika terjadi revolusi yang dilancarkan oleh Bani Abbas pada 750 M., keluarga Bai Umayyah dibasmi habis, sisanya dikecar sedikit orang yang dapat meloloskan diri. Ia menuju ke beberapa negara dan termasuk ke Afrika Utara. Dari sana ia berhasil memasuki daratan Spanyol. Melalui berbagai usaha ia dapat menyusun kekuatan, sehingga pada akhirnya ia pun melakukan penaklukan disejumlah wilayah. Untuk memperkuat kedudukanya, Abdurrahman I (Al-Dakhil), mendatangkan 40.000 orang Berber dari Afrika Utara, melatih mereka kemiliteran secara ketat [9] .

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu penerus Bani Umayyah yang bernama ad-Dakhil berhasil meloloskan diri dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia (Spanyol). Di negara Spanyol sebagian umat Islam masih setia menganut Bani Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya sendiri sebagai ami (pemimpin) dengan pusat kekuasaanya berada di Cordoba.


G. Dinasti Rustamiyyah (160-296/777-909)

Dinasti ini dipelopori oleh Abdurrahman ibn Rustam yang beraliran khawarij ibadiyah. Keberadaan dinasti ini yang radikal, equalitarian dan religio-politis sebenarnya merupakan protes terhadap dominasi Arab yang sunni. Di timur, Kharijiyah merupakan sekte minoritas yang ekstrem dan kasar, sementara di barat, Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa dan lebih moderat [10] .

Dinasti Rustamiyah berdiri pada tahun 160-296 di Aljazair Barat, yang dipelopori oleh Abdurrahman ibn Rustam yang beraliran Khawarij Ibadiyah. Keberadaan Dinasti tersebut sebenarnya merupakan protes terhadap dominasi Arab yang sunni. Ibukotanya ialah Tahart yang berhubungan dengan kota Aures, Tripolitani dan Tunisia Selatan.

Dinasti ini bersekutu dengan bani umayyah di Spanyol, karena terjepit oleh Idrisiyah dan Aglabiyah. Dinasti ini berakhir dengan jatuhnya Tahart ke tangan para penyebar Dakwah Fatamiyah.



[1] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam. digilib.uinsby.ac.id hal.181.07/10/2018

[2] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam... hal.193. 07/10/2018

[3] Ah. Zakki Fuad. Sejarah Peradaban Islam... hal.197. 07/10/2018

[4] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam (Malang, UMM Press.2004). hal. 77.

[5] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam... hal.193.

[6] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam... hal.81.

[7] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam... hal.83.

[8] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam... hal.84.

[9] Moh. Nurhakim. Sejarah Peradaban Islam... hal.121.

[10] C. E. Boswort, Dinasti-Dinasti Islam, Terj. Ilyas Hasan, (Bandung: MIZAN, 1980), hal. 44.


Download Link




Download File Dinasti-dinasti Kecil masa bani Abbas dan Kerajaan pasca Dinasti Abbasiyah (Format Docx.)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku




Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop