ABU BAKAR AS-SIDDIQ
A. Biografi Abu Bakar As-Siddiq
Abdullah bin Abi Quhafa At-Tamimi itulah nama asli dari Abu Bakar. Ia adalah salah satu sahabat nabi yang utama. Ia lahir di Mekkah dari keluarga kaya Bani Tamim. [1]
Pada tahun kedua atau tahun ketiga tahun gajah Abu Bakar lahir. (dua tahun lebih muda daripada Rasulullah). Garis keturunan Abu Bakar bertemu dengan Rasulullah pada kakek yang ketujuh yaitu Murrah bin Kaab. [2]
Abu Bakar ialah sebutan yang diberikan oleh nabi karena ia orang pertama yang memeluk Islam (Assabiqunal Aw. Sepeninggal walun). Selain itu dia mendapat gelar As-Siddiq dari nabi karena ia selalu membenarkan nabi dalam berbagai peristiwa-peristiwa, terutama Isra' Mi'raj. Ia juga mendapat kepercayaan nabi untuk menangani tugas-tugas keagamaan apabila beliau sedang berhalangan. Ketika nabi sakit, Abu Bakar ditunjuk untuk menggantikan nabi untuk menjadi imam sholat. Sepeninggalnya nabi, Abu Bakar ditunjuk menjadi khalifah dan menjabat selama dua tahun tiga bulan sebelas hari. Jenazah Abu Bakar dimakamkan di samping makam Rasulullah.
B. Konsep Dasar Khilafah
Khilafah ialah bentuk masdar kholafa yang berarti sesuatu yang datang kemudian. Menurut Ahmad Hasan Firhat bentuk jama' khulafa memiliki arti "menggantikan ummat yang beriman setelah habis masanya". Khilafah memiliki arti secara umum atau universal dan berlaku untuk semua umat. QS al-Baqarah ayat 30 menjelaskan bahwa khilafah merupakan tugas positif yang ditugaskan kepada adam dan anak cucunya di bumi. Allah mengangat para khalifah di bumi juga untuk menyembah dan patuh terhadap-Nya. Hakikat Khalifah ialah mewakili sang maha kuasa yaitu Allah SWT. [3]
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Khalifah adalah wakil Allah untuk menjadi pemimpin di bumi ini dan patuh terhadap aturan-aturan-Nya, dan mengakui bahwa Allah merupakan pemilik alam ini yang sebenarnya dan tunduk kepada-Nya.
Menurut Abu Hayan, tugas umum khalifah adalah menengakan hukum secara benar dan adil. Khalifah dituntut menciptakan masyarakat religious agar memiliki hubungan dengan sang Rabb. [4]
Khalifah bertugas untuk menegakkan kebenaran di setiap aspek-aspek. Khalifah memimpin umat untuk menuju perkara yang benar dan meninggalkan perkara yang salah. Khalifah juga memimpin pemerintahan sehingga aspek dan kepentingan tentang sosial politik dan ekonomi terlaksana dengan baik, dan terwujud dalam pemerintahan Islam, seperti halnya "khalifah Rasulullah" yang memimpin masyarakat menggunakan priinsip-prinsip sosial dan berdasarkan syariat Islam.
Fungsi dari khlalifah secara umum yaitu mengatasi masalah-masalah manusia secara keseluruhan dan tidak terlepas dengan kewajiban membangun masyarakat yang taat terhadap agama. Namun tugas khalifah pasca Rasulullah wafat memiliki perbedaan yaitu khalifah berfungsi sebagai pemimpin umat dan aspek-aspek yang lain, namun tidak dengan tugas kerasulan. Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa khalifah pasca nabi mengemban tugas untuk memimpin umat muslim agar tetap terarah dan terhindar dari kemungkaran, dan tidak melepaskan syariat dan aturan Allah SWT.
C. Kondisi Sosial Pasca Wafatnya Rasul
Rasulullah wafat pada senin, bulan Rabiul Awal tahun 11 H. Berita duka dengan cepat menyebar kepada para sahabat. Orang-orang Makkah pada kala itu larut dalam kesidhan yang mendalam, bagaimana tidak mereka kehilangan sosok rasul yang sangat mereka cintai, orang yang paling mulia yang pernah menginjakkan kakinya di muka bumi ini. Sebelum nabi wafat, beliau banyak berpesan terhadap para sahabat salah satu psan beliau adalah tentang dunia. Janganlah berlomba-lomba mengejar dunia, agar dunia tidak membuat umatnya binasa sebagaimana umat-umat sebelumnya binasa karena dunia.
Terdapat masalah besar, dimana sepeninggalnya rasulullah, beliau tidak meninggalkan surat wasiat untuk meneruskan kepemimpinannya. Beberapa saat sepeninggalnya rasulullah, kaum Muhajirin dan kaum Anshar berkumpul di saqifah (aula) Bani Sa'idah untuk merundingkan siapa yang akan meneruskan kemimpinan Rasulullah. Kedua kaum menghendaki bahwa pemimpin dari masing-masing kelompoknya. Melihat situasi ini, Abu Bakar pun turun tangan dan memilih Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai calon khalifah. Pada saat bersamaan keduanya jutru mengangkat kedua tangan Abu Bakar seraya mengucapkan baiat untuk memilih Abu Bakar sebagai khalifah. [5]
Adapun hal-hal yang wajib kita amati adalah bagian dimana para sahabat dengan cepat memutuskan siapa penerus estafet kekhalifahan. Namun disini para sahabat memutuskan dengan musyawarah. Bahkan para sahabat lebih mendahulkan urusan ini karena mereka tahu betapa pentingnya kekosongan kepemimpinan agar tidak terjadi kudeta terhadap jabatan kekhalifahan dan tetap terjalin ukhuwah islamiyah.
Pemikiran para sahabat untuk menentukan siapa yang pantas untuk menjadi penerus kekhalifahan dengan cara bermusyawarah, bukan dengan debat yang tak jelas arah dan tujuan. Para sahabat juga berpegangan pada kejadian dimana Abu Bakar di tunjuk oleh nabi saat beliau sakit untuk menggantikannya menjadi imam sholat. Para sahabat juga menilik sosok dari Abu Bakar itu sendiri, dimana Abu Bakar ialah sosok yang menemani Rasulullah pada saat Hijrah, keagamaan dan kekeluargaan yang sangat dekat dengan Rasulullah serta Abu Bakar adalah sosok yang pintar dan rendah hati. Sehingga Abu Bakar pantas untuk menjadi khalifah sepeninggalnya nabi.
D. Problematika Masa Jabatan
Awal pemerintahan Abu Bakar diwarnai dengan berbagai pemberontakan dan kekacauan, diantaranya seperti muncul orang-orang murtad, dan orang-orang yang mengaku nabi, orang yang enggan membayar zakat, dan pemberontakan dari beberapa kelompok Arab. [6]
Orang-orang yang murtad ini disebabkan kadar keimanan mereka yang belum mantap, hingga pada saat wafatnya Rasulullah menggetarkan iman mereka sehingga mempertanyakan kebenaran Islam.
Para nabi-nabi palsu mulai bermunculan ketika awal pemerintahan Abu Bakar yaitu Aswad al-Ansi, Musailamah al-Kadzab, Thulaihah Ibnu Khuwalid, Saj'ah. Nabi-nabi palsu sebenarnya sudah ada sejak jaman Rasul masih hidup, namun mereka tidak melakukan aktifitasnya karena kewibawaan Rasulullah membuat mereka gugup.
Pemberontakan muncul karena mereka berpendapat bahwa janji yang mereka berpendapat bahwa janji yang mereka buat bersama Rasulullah telah habis masanya seiring dengan meninggalnya Rasulullah, oleh karena itu mereka memberontak. Dan mereka tidak mau taat dengan pemimpin yang baru yaitu Abu Bakar.
Orang-orang yang enggan membayar zakat beranggapan bahwa orang merdeka tidak wajib untuk membayar zakat. Hal ini disebabkan karena iman mereka yang kurang dan mereka berprinsip bahwa mereka tidak mau tunduk kepada siapapun orang yang menjabat selain pemuka agama.
Ketabahan dan kesabaran Abu Bakar di awal pemerintahanya diuji oleh Allah SWT. Abu Bakar berjanji dengan tegas untuk menindak persoalan-persoalan yang terjadi. Abu Bakar membentuk pasukan yang siap untuk memAbu Bakar membentuk pasukan yang siap untuk memerangi biang kekacauan umat. Dalam waktu yang cepat Abu Bakar mampu menumpas seluruh kekacaun dengan sukses.
Sebelum mengirim pasukan Abu Bakar terlebih dahulu mengirim surat kepada kaum atau olongan yang menyeleweng agar kembali kepada ajaran Islam. Abu Bakar juga mengingatkan mereka bahwa apabila tetap membangkang, ia siap untuk memerangi. Terbukti bahwa Abu Bakar memerangi golongan yang enggan membayar zakat yang dikenal dengan nama perang Riddah. Mereka beranggapan bahwa zakat yang dilakukan pada zaman nabi saja yang mampu menghapus dan membersihkan kesalahan-kesalahan orang yang berzakat. Begitupun dengan golongan kaum nabi palsu, Abu Bakar beserta bala tentaranya mampu menumpas dan berhasil dalam melaksanakan misinya tesebut. Abu Bakar mencapai kemenangan dan dapat menundukkan seluruh jaziran dan berhasil mengatasi pemberontakan kaum murtad.
Seperti pada masa Rasulullah kekuasaan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif masih di tangan Abu Bakar sebagai struktur pemerintahan yang belum jelas. [7]
Kebiasaan masyarakat Makkah bertanya tentang syariat dan agama langsung kepada Rasulullah, terbawa hingga Abu Bakar menjadi khalifah, masyarakat langsung mengadukan perkara yang ia hadapi kepada Abu Bakar untuk mendapat jawaban atau penyelesaian terhadap perkara mereka.
Dua tahun menjabat khalifah, Abu Bakar banyak memberikan sumbangsih yang sang penting untuk kemajuan Islam. Sehingga masyarakat kota Makkah percaya dan mendukung kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq.
E. Perkembangan dan Ekspansi
Abu Bakar melakukan ekspansi ke daerah sharia Rasulullah dan demi memantapkan keamanan Islam dari serbuan Persia dan Bizantium. Selanjutnya Abu Bakar mengirim pasukan menuju daerah Irak dan Suriah. [8]
Ekspansi di Irak dapat menguasai Al-Hirrah yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pasukan yang menuju Suriah dikomandani oleh Amru Ibn Ash, Yazid bin Abu Sufyan dan Syuhrabil bin Hasan. Pasukan yang dipimpin oleh Yazid dan Abu Sufyan mengalami sedikit kendala karena mereka menghadapi pasukan Bizantium yang memiliki kekuatan jauh lebih besar. Sesuai instruksi dari Abu Bakar, Khalid bin Walid segera menuju Suriah untuk membantu melawan tentara Bizantium. Pasukan yang dikirim Abu Bakar berhasil memenangkan pertempuran tapi sayang Abu Bakar tidak dapat menyaksikan kemenangan tersebut karena Abu Bakar sakit dan akhirnya Abu Bakar meninggal dunia.
Abu Bakar juga berjasa dalam pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an. Usaha ini dilakukan atas saran dari Umar bin Khattab. Nabi tidak pernah melakukan hal ini sehingga Abu Bakar sedikit berat pada awal mengerjakannya. [9]
Abu Bakar menyetujui dan menugaskan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an. Tak lupa Abu Bakar juga membangun Bait al-Mal. Bait al-Mal ini bertujuan untuk mengelola pengeluaran dan pemasukan negara, sehingga terjadi transparasi antara Abu Bakar dengan Masyarakat kota Makkah.
Memang Abu Bakar hanya memerintah dalam waktu yang singkat. Namun selama dua tahun masa jabatan ia banyak melakukan perkembangan untuk kemajuan Islam. Dan dapat mempersatukan kemabi suku-suku Arab yang terpecah. Selain itu beliau berhasil menegakkan kembali pemerintahan kota Madinah yang di ambang kehancuran. Masa-masa Abu Bakar meninggalkan jasa yang bermanfaat untuk kita.
Abu Bakar wafat as-Siddiq wafat pada umur 63 tahun. Sebelumnya Abu Bakar sakit selama 15 hari. Abu Bakar berwasiat agar Umar bin Khattab menjabat sebaga khalifah. Beliau menjabat kekhalifahan selama dua tahun tiga bulan. Beliau dikemakamkan di samping makam Rasulullah SAW.
UMAR BIN KHATTAB
A. Biografi Umar bin Khattab
Umar mempunyai nama lengkap yaitu Umar bin Khattab Ibn Nufail Ibn Abdul Al Aziz. Berasal dari keturunan dari Bani Adi Ibn Ka'ab Ibn Lu'ai. Silsilah Umar bertemu dengan Nabi pada Ka'ab yaitu moyang nabi yang kesembilan. [10]
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab adalah musuh paling keras yang menentang Rasulullah dan ajaranya. Bahkan ia terkenal dengan kekejamanya dan seringkali menyakiti kaum muslim. Namun, semua kehendak manusia sejatinya ada di bawah kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Ada tiga hal yang ditengarai menjadi alasan Umar bin Khattab memeluk Islam yaitu Qudrah Allah SWT, Doa Rasulullah dan Bacaan Al-Qur'an yang dibaca Fathimah kala itu.
Rasulullah pernah berdoa agar Allah memuliakan Islam dengan masuknya Abu Jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattab. Namun Allah lebih mencintai Umar bin Khattab dengan masuknya Umar bin Khattab kedalam agama Islam.
Umar adalah orang yang tegas pemberani, jujur, dan adil dalam bertindak. Itulah sebabnya Umar bin Khattab disegani di kalangan kaum Quraisy. Wujud ketakwaan Umar yang patut kita contoh adalah apabila Umar bin Khattab sedang beribadah, ia menggabungkan dua unsur yaitu takut dengan berharap. Umar pernah mengatakan, "Setiap hari telah dikatakan, telah meninggal dunia fulan bin fulan, dan pasti suatu hari kelak akan dikatakan telah meninggal dunia Umar.
Umar setelah memeluk islam mendadak berubah menjadi sosok yang mendukung Islam dengan gigih dan keberanian. Dan selanjutnya menjadi penasehat Nabi Muhammad sepanjang hidupnya.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar pasca wafatnya Rasulullah, Umar bertugas sebagai penasihat utama. Atas usulan Umar pula akhirnya Abu Bakar mulai mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an. Hingga Abu Bakar jatuh sakit dan berwasiat agar Umar bin Khattab menjadi khalifah berikutnya untuk melanjutkan estafet kepemimpnan.
B. Ekspansi Pada Masa Umar bin Khattab
Nabi Muhammad memiliki peran besar dalam perluasan agama Islam, hal itu juga tidak terlepas dari peran Umar bin Khattab dalam menaklukan daerah-daerah sekitar. [11]
Dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab, Islam dapat menaklukkan Syiria, hingga dapat membuka jalan menuju Mesir. Pasukan Amr bin Ash dapat menaklukan Mesir setelah mengepung Mesir selama 7 bulan, dan Cyrus pemimpin Romawi di Mesir mengajak kaum muslim untuk berdamai. Lalu ibukota dipindahkan menuju Iskandariah. Setelah itu Umar mengirim pasukan yang dibawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqqas untuk menundukkan Persia. Tahun 641 M akhirnya pasukan muslimin berhasil menaklukkan Persia. Membuktikan di mata dunia bahwa Islam itu kuat dibuktikan dengan penaklukkan Persia dan Romawi yang terhitung cepat.
Hal ini menjadi sejarah yang paling gemilang atas berhasil tersebarnya Islam di kota-kota besar yang strategis. Selain itu Umar juga membuat peraturan-peraturan dasar agar demokrasi tetap berjalan dengan baik. Bahkan Umar juga mengkaji ulang terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ada untuk mencapai kesejahteraan umat muslim. Dan inti dari segala peraturan Umar adalah Musyawarah.
C. Kebijakan-Kebijakan Umar bin Khattab
Ada beberapa kebijakan-kebijakan yang diatur oleh Umar bin khattab sebagai kepala negara saat itu diantaranya adalah:
1. Bidang Militer
Umar memiliki minat terhadap kemiliteran. Umar banyak mendirikan pusat kemiliteran di Madinah, Kufah, Basrah, Mesir, Damaskus, Hems, dan Palestina. [12]
Umar membuat peraturan dimana kekuatan militer mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan. Untuk mencegah serangan balik dari bangsa Romawi dan Persia. Selain itu kesejahteraan umat juga diperhatikan agar masyarakat selalu merasa aman, karena ada yang menjaga.
2. Bidang Sosial Politik
Perluasan wilayah kekuasaan Islam membuat Umar mengatur administrasi negara.
Delapan provinsi dibentuk untuk membagi wilayah administrasi negara yaitu: Makkah, Madinah, Kuffah, Syiria, Jazirah, Basrah, Palestina, dan Mesir. Dan pada masa Umar pula membentuk penusunan pemerintahan Islam dan peraturan pemerintahan yang tidak menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam.
3. Bidang Ekonomi
Umar mulai membentuk Bait al-Mal yaitu badan kebendaharaan negara yang dimana pada zaman Rasulullah masih belum berjalan dengan baik.
Harta negara mulai digunakan secara efisien agar tidak terjadi krisis keuangan negara. Dan tidak terjadi penyelewengan wewenang. Perkembangan bidang ekonomi pada masa Umar antara lain terbentuknya:
a. Al Kharaj
Pajak yang dikenakan terhadap pemilik tanah yang negerinya telah dikuasai oleh Islam.
b. Ghanimah
Semua harta rampasan perang yang ditemukan, disimpan dalam Bait al-Mal untuk sebagai pemasukan negara dan kesejahteraan umat.
c. Zakat
Sebagian harta yang dibayarkan oleh kaum muslim sesuai dengan syariat islam.
d. Jizyah
Pajak yang dibayar oleh non muslim agar mendapat perlindungan secara hukum.
e. Usyur
Pajak tanah milik negara yang dikelola oleh umat dan pajak bagi pedagan non muslim.
4. Bidang Pengadilan
Umar bin Khattab mempercayakan sebuah keadilan kepada hakim yang berwenang untuk memutuskan keadilan atas apa yerng terjadi di masyarakat. [13] Untuk memutuskan sebuah keadilan, harus melalui pembuktian perkara, baru kemudian hakim dapat menentukan hukuman atau keputusan yang adil dan pantas terhadap sebuah persoalan
5. Bidang Pertanian
Umar membangun kanal, irigasi, dan sumur-sumur untuk mengairi pertanian masyarakat Makkah pada kala itu, dan juga membangun kanal yang menghubugkan sungai Nil dengan laut Merah. Hal ini agar menunjang proses pendistribusian padi kepada negara-negara provinsi lancer dan tidak terhambat.
6. Bidang Pendidikan dan Penyebaran Islam
Membangun sarana pendidikan dan masjid untuk menunjang proses pembelajaran agama dan mendidik masalah penyebaran agama Islam. Menentukan kafilah haji dan memakai kalender Hijriyah.
D. Wafatnya Umar bin Khattab
Umar bin Khattab mejabat selama sepuluh tahun enam bulan empat hari. Kematian Umar bin Khattab menjadi kesedihan bagi masyarakat Makkah kala itu. Umar wafat saat hendak menunaikan shalat subuh di masjid Nabawi. Umar di tikam oleh budak Persia bernama Abu Lu'luah menggunakan pisau tajam. Umar terluka parah dan pada saat akan menemui ajalnya, umar mengangkat Syura yaitu badan pemilih yang akan memilih dan meneruskan estafet kekhalifahan. Umar bin Khattab tercatat wafat pada tanggal 1 Muharram 23 H.
[1] Sulthon, Mas'ud, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: 2014) h. 50
[2] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: UINSA Press 2016) h. 45
[3] Sulthon, Mas'ud, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 54
[4] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 46
[5] Hermanto, Skripsi: " Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung di Dalamnya" (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2014) h. 20
[6] Muhammad, Rahmatullah, Jurnal: Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq (Pontianak: 2014) h. 200
[7] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 50
[8] Muhammad, Rahmatullah, Jurnal: Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq, …, h. 202
[9] Muhammad, Rahmatullah, Jurnal: Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq, …, h. 202
[10] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h.55
[11] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 60
[12] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 66-68
[13] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, …, h. 70
Download File Khulafa ar-Rasyidin (Abu Bakar As-shiddiq dan Umar bin Khattab)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku
ConversionConversion EmoticonEmoticon