Loading...

Dunia Islam Abad XIX dan XX - Sejarah Peradaban Islam (Muhammad Nurruddin) C7


PERADABAN ISLAM ABAD XIX

A. Penetrasi Kolonial Barat Terhadap Dunia Islam

Pada akhir abad ke-18, beberapa hal penting yang menandai permulaan tekanan penetrasi Barat terhadap Islam. Pertama perang antara Turki dengan Rusia(1768-1774 M) yang berakhir dengan adanya perjanjian Traktat Kainarji. Perjanjian ini sangat menguntungkan Rusia terutama di Laut Hitam dan Semenanjung Balkan. Kedua penaklukan Mesir dan invasi Perancis oleh Napoleon Bonaparte terhadap Palestina tahun 1798 M. Ketiga Proklamasi kemerdekaan Montenegro dari kekuasaan Turki pada tahun 1799. [1]


Banyak penelitian yang dilakukan demi mengetahui rahasia alam, dan usaha yang dilakukan untuk menaklukkan lautan dan penjelajahan benua yang sebelumnya masih diselimuti kegelapan. Setelah Chriptoper Colombus menemukan Benua Amerika (1492 M) Vasco Da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498 M), benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh kebawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan ini sungguh tak terkira nilainya, Eropa menjadi maju pada dunia perdagangan karena tidak bergantung lagi akan jalur lama yaitu jalur umat Islam. Lintas perdagangan yang pada awalnya lewat daratan di wilayah Islam, beralih ke lautan. Kemajuan Barat dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan masin uap yang kemudian melahirkan revolusi industri, teknologi perkapalan dan militer berkembang pesat. [2]

Sejak saat itu Eropa jadi penguasa lautan dan mulai dari itu kongsi-kongsi dagang Eropa bermunculan dikawasan Timur. Dan dengan kekuatan ekonomi yang maningkat diakibatkannya Eropa kemudian menjelma menjadi kekuatan politik yang segera mendesak dunia islam.

Metode yang dipakai ini adalah metode penjajahan baru dengan cara menghancurkan system perekonomian bangsa. Berbeda dengan perang salib yang menggunakan kontak fisik dan kekuatan serta jumlah pasukan, terbukti lebih ampuh. Tetapi Perang salib merupakan awal dari penetrasi Dunia Barat memasuki Dunia Islam. Dimulai ketika mereka bergerak dari tanah mereka(Eropa) menuju ketanah suci (Jerusalem). Awalnya mereka hanya bergerak untuk kepentingan agama. Seiring dengan waktu, tanah dan harta pun mengiringi langkah mereka, menjarah kota-kota Islam untuk mengambil kekayaannya. [3]

Permainan politik dunia Barat tidak kalah penting, politik yang terkenal kotor dan sering memonopolikan daerah jajahannya pada saat itu mulai asik berjalan. Semakin lama, politik mereka mendesak pihak dunia Islam dalam artian Turki. Tak hanya masalah politik yang begitu merugikan, bahkan mereka meminta secara paksa hasil bumi umat islam. Hanya beberapa saat sejak kejayaan Islam mulai meredup, mereka mengambil kesempatan dengan memanfaatkan celah yang kosong untuk masuk ketubuh dunia Islam. [4]

Satu per satu negeri-negeri yang dibawah kekuasaan Turki jatuh ketangan Barat. Al Jazair berhasil direbut Perancis 1830, disusul Tunisia pada tahun 1881, dan Maghribi (Maroko) pada tahun 1911. Pada tahun yang sama (1911) Libia jatuh ketangan Italia, pada tahun 1882 Inggris berhasil merebut Mesir dan pada tahun 1917 menyusul Irak jatuh ketangan Inggris. [5]

Melihat paparan diatas kita bisa mengetahui bahwa umat Islam jika terlalu berfokus kepada urusan ibadah itu juga tidak sepenuhnya baik dikarenakan kita hidup terus bersaing , jadi juga harus mementingkan segi ilmu pengetahuan, politik, ekonomi dan lain-lain maka dari semua itu haruslah diimbangi. Agar kejadian yang terjadi pada abad ke XIX tidak terjadi lagi dimasa sekarang. Karena itu nantinya akan berpengaruh kepada masa depan. Yang sebenernya Islam telah sangat berjaya tapi karena meremehkan ilmu pengetahuan akhirnya mereka kalah dari orang-orang barat.

B. Kemunduran Dunia Islam

Pada akhirnya kekuatan islam semakin lama semakin melemah sejalan dengan penaklukan Barat, Inggris dan Perancis terhadap kerajaan Islam. Pada akhirnya pada abad 20 munculah gerakan-gerakan pembebasan yang akan mengembalikan kejayaan islam seperti sedia kala. [6]

Turki yang punya posisi strategis sempat berhasil mengendalikan perdagangan dan seharusnya dapat menguntungkan pihak Islam, tetapi politik yang sudah tertanam oleh pihak barat terlalu kuat, maka mendorong kisruhnya disegala bidang kehidupan seperti ekonomi dan agama.

Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam secara eksternal kita rujuk paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti kasus kekhalifahan Turkey Us mani, kekuatan Islam yang terus bertahan hingga abad ke-20. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah dimana negara-negara Islam berada adalah gersang, sehingga penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini memaksa mereka untuk bergantung, seperti Nil, Eufrat dan Tigris. Secara agricultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang miskin. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor alam yang cukup penting adalah Pertama, negara-negara Islam seperti Mesir, Syiria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai bencana alam. Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan oleh rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq.

Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syiria, Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu berada diantara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi target invasi pihak luar.

Faktor eksternal. Faktor eksternal yang berperan dalam kejatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang terjadi dari 1096-1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. "Perang Salib", menurut Bernard Lewis, "pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya". Sedangkan tentara Mongol menyerang negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Buhkara dan Khawarizm, dilanjutkan ke Persia (1220-1221). Pada tahun 1258 mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan serangan ke Syiria dan Mesir. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir. [7]

Apapun yang terjadi pada dunia Islam yang sekarang, tak lepas dari apa yang dilakukan oleh para leluhurnya. Termasuk doktrin-doktrin barat yang membuat Negara mereka mundur dan di kuasai oleh pihak barat. [8]

Kemunduran Islam, ketika ambisi dunia barat sudah mencapai titik maksimum, umat islam yang sudah kehilangan kepercayaan kepada para pemimpinnya karena kekacauan ini. Diseluruh kerajaan Islam yang berdomisili di Timur Tengah. Akibatnya kemerosotan terjadi seiring bertambahnya tahun. Krisis yang terjadi tak kunjung berhenti, kesenjangan sosial dimana-mana dan menurunnya moral umat islam. [9]

Hal itu semua terjadi kerena penetrasi yang dialkukan terhadap dunia Islam oleh orang Eropa. Keadaan dunia islam pada abad XIX mengalami kemunduran akibat penetrasi yang dilakukan oleh bangsa Barat, sedangkan bangsa Barat sendiri semakin berjaya. Eropa mendapati persenjataan-persejataan yang tidak dimiliki sebelumnya bahkan tidak terbesit di dalam mimpinya tetapi mereka mendapatkannya. [10]

Dari sini dapat disimpulkan bahwa bangsa Eropa awalnya tidak memiliki apa-apa tetapi berkat ilmu-ilmu dari dunia Islam mereka mendapatkan kesempatan dari Allah untuk mempelajarinya tetapi cara yang mereka lakukan salah yaitu melakukan penetrasi terhadap dunia-dunia Islam dan menguasai pemerintahan Negara-Negara Islam. Tetapi kemunduran ini bukan hanya akibat dari dalam diri umat Islam karena mereka lengah dan tidak terus-menerus mempelajari ilmu-ilmu islam yang berada dalam Al-Quran. [11]

Menggaris bawah yang dijelaskan diatas bahwa ilmu didalam Al-Qur'an belum sepenuhnya terpelajari maka tugas dari umat Islam untuk menggali informasi itu soalnya dilihat dari peristiwa diatas orang barat bisa menjadi jaya karena berhasil dalam ilmu pengetahuan yang berhasil mereka dapatkan. Maka dari itu Ibadah penting tapi jangan lupakan betapa pentingnya juga Ilmu pengetahuan.

PERADAPAN ISLAM ABAD XX

A. Proses Pembebasan Diri Dari Kolonialisme Barat

Munculnya gerakan pembaharuan dalam Islam, merupakan wujud dari bentuk kesadaran umat islam dari ketinggalan dan keterbelakangan mereka. Banyak persoalan yang dihadapi umat Islam , baik persoalan internal seperti adanya penyimpangan ajaran Islam dari ajaran senarnya, persaingan antar penguasa muslim, dan sebagainya; serta persoalan eksternal umat yang ditimbulkan dari tekanan penjajahan bangsa-bangsa Barat, yang menuntut segera diatasi dan dipecahkan masalahnya. [12]

Gerakan Modernisme islam untuk meraih kebangkitan dunia Islam telah berpengaruh sedemikian kuat keseluruhan wilayah dunia Islam, sehingga membangkitkan kekuatan baru untuk melepaskan diri dari kekuasaan imperialisme Barat. Sudah sangat banyak perubahan yang di datangkan oleh bangsa Barat selama masa penjajahan. Bangsa Barat ingin memecah belahkan umat Islam dengan cara mengadu domba dan menghasut para pemimpin-pemimpin agar mau tunduk pada keinginan mereka. Tetapi pada akhirnya masyarakat Islam yang telah menyadari bawasanya mereka sangat tertinggal jauh dari bangsa Eropa yang telah menjajahnya sekian lama, mereka mulai memperbaiki dan membangun kekuatan-kekuatan bangsa serta menghimpun semangat solidaritas juang umat islam untuk melawan balik bangsa Barat yang telah menjajahnya. [13]

Gerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh umat Islam selalu dilibas ketika berhadapan dengan kolonialis Barat, karena taktik yang mereka gunakan jauh lebih maju dari yang digunakan umat Islam. Menurut seorang tokoh, untuk dapat mengalahkan dunia barat, islam harus belajar dari dunia Barat. Tetapi tidak semua kalangan Islam setuju. Masih banyak ulama yang mempertahankan untuk tidak bekerjasama. Dengan dengan demikian, terdapat dua kelompok pejuang kemerdekaan dengan basisnya masing-masing. [14]

Pada pertengahan abad XX terjadi perang dunia kedua yang melibatkan seluruh negara kolonialis. Seluruh daratan Eropa dilanda peperangan, disamping Amerika, Rusia dan Jepang. Kecamuk diperang ini disatu sisi melibatkan Jepang, Hitler dengan Nazi Jermannya dan Mussolini dengan Fasis Italianya, dan disisi lain terdapat Inggris, Perancis, dan Amerika yang bersekutu, serta Rusia. Pada saat perang itulah yang merupakan titik balik Negara Islam untuk mempersiapkan diri untuk melepaskan diri dari cengkraman dunia Barat. Saat mereka saling serang di Eropa, sebuah kesempatan emas untuk mengusir mereka dari dunia Islam. Tetapi untuk mewujudkan hal tersebut perlu persiapan yang matang dan terstruktur. Dan mulai saat itu negara-negara Muslim yang terjajah mempromasikan kemerdekaannya. [15]

Mereka mengirim cendekiawan-cendekiawan muda untuk mempelajari strategi yang digunakan oleh Dunia Barat untuk diterapkan. Tetapi tidak semua ulama atau pemimpin setuju dengan itu, ulama yang masih terkesan tradisional tidak akan mau bersikap kooperatif dengan Barat, terlebih lagi mengingat apa apa yang telah mereka lakukan pada Islam saat masa lalu. [16]

Menjelaskan dari pemaparan diatas munculnya proses pembebasan diri dari imperialis barat merupakan wujud bentuk kedaran dari diri mereka. Umat islam pada waktu itu punya banyak masalah berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dikarenakan umat islam pada waktu itu sudah mulai sadar bahwa mereka sudah banyak tertinggal dari bangsa Barat mereka pun mulai membangun dan memperbaiki dirinya serta mulai menghimpun solidaritas yang dimana rasa solidaritas ini sudah hampir hilang pada masa itu. Mereka juga mempersiapkan dirinya dengan cara mengirim beberapa cendekiawan untuk mempelari semua tentang Dunia Barat.

B. Gerakan-Gerakan Pembebasan; Pan Islamisme, Gerakan Nasionalisme

1. Gerakan Pan Islamisme

Gerakan Pan Islamisme adalah rasa solidaritas antara seluruh umat Islam, atau dengan kata lain bisa juga diartikan persatuan seluruh umat Islam. Gagasan Pan Islamisme muncul pada pertengahan abad ke-19. Pencetusnya adalah Syayid Jamaluddin al-Afghani (1839-1897 M). Al-Afghani yang melihat umat Islam berada dalam kemunduran yang sangat membahayakan, kemunduran ini bukan karena ajaran Islam, tetapi karena umat islam itu sendiri yang tidak mau berusaha merubah nasibnya sendiri. Umat Islam terpengaruh oleh faham fatalisme sehingga menjadi statis, tidak dinamis. [17]

Dilihat dari segi politik, menurut Al-Afghani, kemunduran umat islam disebabkan karena perpecahan dikalangan umat islam, pemerintahan yang absolut, mempercayakan pimpinan kepada orang yang tidak dipercaya, mengabaikan masalah kemiliteran, menyerahkan administrasi kepada orang orang yang tidak kompeten dan adanya intervensi asing. [18]

Dibuku lain dijelaskan bahwa menurut Al-Afghani kemunduran umat Islam sudah berada pada situasai yang sangat membahayakan, ditambah dengan Islam itu sendiri yang sudah tidak mau berusaha memperbaiki nasib Negara bahkan Agama mereka sendiri. Pemerintah yang absolute dan staf-staf administrasi yang kurang kompeten merupakan salah satu faktor Dunia Islam mengalami kemunduran. Campur tangannya pihak asing yang terlalu ikut campur soal politik dan ekonomi. Dan masalah kedisiplinan militer yang sudah tidak terurus dengan baik. [19]

Melihat kondisi umat islam ini, Al-Afghani insyaf, bahwa dunia islam yang lemah diancam oleh Barat yang kuat dan dinamis. Menurut Al-Afghani tidak ada jalan lain, kecuali mewujudkan kembali persaudaraan Islam di zaman klasik. Dengan persatuan dan kerja sama yang baik diantara umat islam, pada gilirannya akan dapat membela dan membebaskan diri dari intervensi dan penjajahan bangsa asing. Jadi untuk tujuan inilah, kelihatannya ide-ide Pan Islamisme ini dicetuskan dan dikobarkan di negara-negara islam yang sedang berada dalam kemunduran dan jajahan bangsa asing. [20]

Pan Islamisme ini mempunyai pengaruh besar, sebagai contoh. Sultan Abd. Hamid II (1876-1909) dari kerajaan Turki Usmani menyambut baik gagasan ini. Ia mendirikan organisasi propaganda Pan Islamisme, dan ia mengirimkan utusan-utusan yang tak terhitung jumlahnya ke negeri-negeri Islam, dengan membawa pesan dan harapan agar dapat bersiap-siap melepaskan diri dari penjajahan Barat. Propaganda ini berjalan selama 3 tahun. Efek inilah yang kemudian hari melahirkan pemimpin nasionalisme dikalangan umat Islam yang berjuang menuntut kemerdekaan negeri mereka dari kolonialisme Barat. [21]

Gerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh umat Islam selalu kandas ketika berhadapan dengan kolonialis Barat, karena teknologi dan militer mereka jauh lebih maju dari yang dimiliki umat Islam. menurut Afghani, untuk menanggapi tantangan Barat, umat Islam harus mempelajari contoh-contoh darinya. [22]

Memahami kata-kata diatas, bahwa pergerakan pemersatu umat islam pada waktu itu dengan berdirinya Pan Islamisme. Dimana Pan Islamisme punya tujuan mempersatukan umat islam yang pola pikirnya pada waktu itu terpengaruh oleh faham fatalisme sehingga mereka berpikiran statis tidak berpikiran dinamis. Gerakan Pan Islamisme ini dipandang cukup baik dan mendapat apresiasi yang tinggi dari penguasa saat itu yakni Sultan Abd. Hamid II, dengan menyambut gagasan itu ia juga mengirimkan utusan-utusan yang dikirim kenegeri-negeri islam dengan membawa pesan dan harapan agar umat Islam bersiap-siap melepaskan diri dari penjajahan Barat.

2. Gerakan Nasionalisme

Gerakan nasionalisme adalah gerakan kebangsaan. Gagasan ini berasal dari Barat yang masuk ke negeri-negeri Muslim melalui persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan Barat yang didirikan di negeri mereka.gagasan kebangsaan ini awalnya banyak mendapat tantangan dari pemuka-pemuka Islam karena dipandang tidak sesuai dengan semangat ukhuwah Islamiyah. Akan tetapi, ia berkembang cepat gagasan Pan Islamisme redup. Gerakan ini banyak muncul di negeri-negeri muslim, terutama setelah perang dunia pertama. [23]

a. Mesir

Masuknya Napoleon ke Mesir (1798) tanpa perlawanan yang berarti umat Islam kembali menyadarkan umat Islam akan kemerdekaan kebudayaannya. Pada masa selanjutnya memunculkan gagasan-gagasan besar bagi para pemikir dan pemimpin umat islam khususnya di Mesir. Patriotisme Mesir dipelopori oleh Al-Tahtawi (1801-1873) yang berpendirian bahwa Mesir dan negara lain baru bisa maju bila berada di bawah penguasa sendiri, bukan dibawah orang asing. Nasionalisme Mesir di pelopori oleh Musthafa Kamil (lahir 1874) yang mendirikan partai Hizb Al-Wathan untuk memperjuangkan kemerdekaan Mesir dari kekuasaan Inggris. Musthafa Kamil tidak berusia panjang. Ia meninggal pada tahun 1908 dalam usia 34 tahun. Perjuangannya dilanjutkan oleh Muhammad Faried Bey (1867-1919). Ia adalah pemimpin majalah "Al-Liwa". Lewat majalah ini ia mengumandangkan semangat nasionalisme. Setelah perang dunia pertama, gerakan nasionalisme dipelopori oleh Saad Zaghniul Pasya (1857-1927). Atas perjuangannya pada bulan Pebruari 1922 Mesir diakui kemerdekaannya dan Saad Zaghniul Pasya dijadikan sebagai perdana menteri pertama Mesir. [24]

b. Turki

Setelah perang dunia pertama, keadaan Turki Usmani itu bukan saja kehilangan daerah-daerah jajahannya, bahkan juga kehilangan negerinya sendiri terancam puna dari muka bumi. Tentara sekutu dari Inggris dan Perancis sudah menginjak ibu kota Turki Usmani, yaitu Istambul. Tetapi kebangkitan semangat nasionalisme dapat berhasil menghalaunya. Akhirnya, pada tanggal 25 Juli 1925 ditandatangani perjanjian Lausanue, dan pemerintah Mustafa Kamal mendapatkan pengakuan internasional. [25]

c. India-Pakistan

Sejak tahun 1857, setelah hancurnya kerajaan Mughal, India menjadi jajahan Inggris. Penduduk India yang kebanyakan dari umat Hindu dan Islam. Masing-masing selalu berusaha melepaskan diri dari jajahan Inggris. Pembaharu-pembaharu di India mempunyai peranan masing-masing. Sengaja atau tidak, dalam perwujudan Pakistan, Sayyid Ahmad Khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan, Sayyid Amir Ali denga n idenya bahwa islam tidak menentang ilmu pengetahuan dan kemajuan modern, dan Iqbal dengan ide dinamikanya, amat membantu bagi usaha Jinnah dalam menggerakkan umat Islam di India, yang seratus tahun lalu masih merupakan masyarakat yang berada dalam kemunduran, untuk mencapai negara dan masyarakat Islam modern di anak benua India. [26]

Menggaris bawahi pernyataan diatas bahwa umat Islam butuh gerakan yang bisa menyatukan semua umat islam. Gerakan Nasionalisme sendiri berarti gerakan kebangsaan dimana semua anggota bangsa haruslah saling bantu membantu untuk bisa tercapainya sebuah kebebasan dari imperialisme bangsa barat. Gerakan ini dimulai dari Mesir dan akhirnya bangsa lain mengikuti gerakan ini. Negara yang mengikuti antara lain Turki, India dan Pakistan. [27]

C. Masa Kebangkitan Islam

Inilah masa titik balik dimana masa kejayaan Islam yang bakit dari keterpurukan karena penjajahan Dunia Barat. Agama Islam yang bangkit dari tidurnya, tetapi pada kesempatan kali ini, ia benar-benar berbeda meskipun umat Islam sedang dalam kondisi terlena. [28]

Pengetahuan Islam yang mendalami berbagai disiplin ilmu harus dikuasai agar kebangkitan islam bukan hanya angan belakang. Islam tidak bersifat personal. Persoalan-persoalan kaum muslimin dari belahan dunia manapun menjadi persoalan bersama umat Islam. Seperti pada kasus Rohingnya, mereka yang bersalah, tetapi umat Islam dari berbagai belahan dunia manapun bergotong royong ikut membantu atau hanya ikut bersimpati sekalipun. Kebangkitan dari segala keterpurukan dari masalalu yang bersifat tidak bisa dilupakan. Hanya saja bisa bergerak maju menjauhinya. Seberapa besar potensi keimanan umat Islam dalam rangka membangkitkan Islam. [29]

Saat seluruh dunia berada dalam kekacauan perang, Islam bahu membahu menjauhi perang untuk dapat sekedar membenahio diri untuk lepas dari colonial kaum penjajah Barat. Hal itu sudah terwujud, maka umat islam harus menata ulang seluruh system agar dapat berfungsi normal seperti sediakala dengan bantuan dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tersebut. Inti dari topik ini adalah usaha kaum muslimin untuk dapat bangkit dari masa lalu penjajahan kaum kolonial. [30]

Menekankan pentingnya umat Muslim menguasai teknologi dan bersaing dengan pihak Barat, agar tidak terjadi lagi yang namnya pembodohan yang terjadi seperti pada masa lampau. Pendidikan yang berkualitas tinggi serta ekonomi yang seimbang ikut berperan serta menentukan bangkitnya Islam ini. Apa yang terjadi pada masa lampau hanya untuk dibuat pelajaran dan sejarah saja, agar umat Islam bisa mengantisipasi adanya gerak-gerik yang serupa dari pihak Barat. [31]

Memahami penjabaran diatas bahwa kebangkitan umat Islam bisa didapat bila kita mau berusahan baik bentuk fisik maupun lewat doa. Bentuk fisik yang harus diusahakan dengan mempelajari dan mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena jika umat Islam mau menerapkan disiplin ilmu maka umat islam akan terhindar dari yang namnya pembodohan sebab itu sangat berbahaya dan akan bisa timbulnya peristiwa seperti yang dulu yaitu umat Islam dibawah jajahan Bangsa Barat.

Daftar Pustaka

Fuad Ah.Zakki. (2014 ). Sejarah Peradapan Islam . Surabaya; UIN Sunan Ampel Press.

Nasution Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, jilid.I. Jakarta; UI Press. 1988

http/www.dakta.com/news/10276/ Hamid Fahmi Zarkasy

Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam. Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 2017/2018

Yatim Badri. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.



[1] Arthur Goldschmidt Jr, A Concise of History of The Midle East, dalam Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ) Hal. 211

[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Hal. 174-175

[3] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 143-144

[4] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 144

[5] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2015 ) Hal. 212

[6] Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam dalam Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 145

[7] Hamid Fahmi Zarkasy, "Faktor Kemunduran Peradaban Islam", dalam http/www.dakta.com/news/10276/ Hamid Fahmi Zarkasy. Diakses pada 8 Oktober 2018.

[8] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 145

[9] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 145

[10] Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam Dalam Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 145

[11] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 145-146

[12] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam dalam Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 149-150

[13] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017/2018 ) Hal. 149-150

[14] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 149-150

[15] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 149-150

[16] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018, Sejarah Peradaban Islam, Hal. 149-150

[17] Bernard Lewis, Kebangkitan Islam dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ). Hal 216-218

[18] Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ). Hal 216-218

[19] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam. (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 2017/2018) hal 151-152

[20] Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam, Hal 216-218

[21] Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam, Hal 216-218

[22] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, jilid.I, (Jakarta; UI Press, 1988), h.23

[23] L. Stoddart, The New Wort Of Islam dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ). Hal 218

[24] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ). Hal 218

[25] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam. Hal 218

[26] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam. Hal 218

[27] Philip K.Hitti, The History dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradapan Islam (Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014 ). Hal 219

[28] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 2017/2018). Hal 144-146

[29] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam . Hal 144-146

[30] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam . Hal 144-146

[31] Mahasiswa semester 1 Prodi PAI UIN Sunan Ampel Surabaya 2017/2018. Sejarah Peradaban Islam . Hal 144-146


Download Link




Download File Dunia Islam Abad XIX dan XX (Format Doc.)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku




Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop