Loading...

Pembahasan Dinasti Abbasiyah/Khilafah Bani Abbasiyah - Sejarah Peradaban Islam (Ni'matul Alfien) A5


Sejarah Khilafah Abbasiyah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu:

Dr. H. Ah. Zakki Fuad, M.Ag

Oleh:

Ni'mathul Alfien

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2018

A. Sejarah Berdirinya Pemerintahan Abbasiyah

Sejarah telah memberi pembuktian bahwa eksistensi umat islam di masa lalu tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan negara Eropa sangat tertinggal jauh sehingga mendapatkan sebutan The Dark Age (Zaman Kegelapan), sementara peradaban umat Islam mendapatkan sebutan yang sangat istimewa yaitu The Golden Age (Zaman Keemasan). Pada masa peradaban Islam sampai pada masa kejayaan pada Khilafah Abbasiyah.


Khilafah Abbasiyah menjadi pesaing berat Khilafah Umayyah karena ingin membangun peradaban Islam agar lebih jaya dari Khilafah Umayyah. Sejarah persaingan dua kubu sudah dimulai sejak dahulu, yaitu Bani Hasyim dan Bani Umayyah. Perselisihan mereka ini berjalan lebih dari seratus tahun sebelum Rasulullah SAW lahir.

Perubahan dari kekuasaan Khilafah Umayyah berganti menjadi Khilafah Abbasiyah diiringi dengan pertumpahan darah. Meskipun dari kedua kelompok ini sama-sama beragama Islam, akan tetapi perubahan kekuasaan pemerintahan ini melalui perjalanan panjang dalam sejarah. Di kisahkan bahwa berkuasanya Khilafah Abbasiyah ini saat akan berakhirnya Khilafah Umayyah I, saat itu terjadi berbagai macam kekacauan yang terjadi yang disebabkan yaitu, penindasan yang terjadi terus menerus kepada pengikut Ali bin Abi Thalib dan bani Hasyim, merendahkan kaum muslim yang non-Arab, pelanggaran ajaran agama islam dan HAM. [1]

Oleh karena itu bani Hasyim mencari jalan keluar dengan mendirikan sebuah gerakan rahasia untuk menumbangkan bani Umayyah. Dalam gerakan ini menghimpun;

1. Keturunan Ali (Alawiyin) dipimpin oleh Abu Salamah

2. Keturunan Abbas (Abbasiyah) dipimpin oleh Ibrahim al-Iman

3. Keturunan bangsa Persia dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasany

Pada tahun 132 H./750 M. runtuhlah Khilafah Umayyah dengan terbunuhnya Marwan. Dari peristiwa tersebut, berdirilah Pemerintahan Abbasiyah yang dimulai dengan diangkatnya khalifah pertama, Abdullah ibn Muhammad, dengan menyandang gelar Abu al-Abbas al-Saffah pada tahun 132-136H./750-754M. Dan juga menggunakan Kuffah sebagai pusat pemerintahannya. Abdullah Ibn Muhammad Ibn Ali al-Abbas yang memiliki peran penting dalam perkembangan buku-buku sejarah dengan menggunakan nama Abul Abbas. Berdirinya pemerintahan khilafah Abbasiyah menjadi suatu kehormatan untuk kalangan Bani Hasyim karena menjadi salah satu keinginan agar kekhalifahan setelah Rasulullah SAW wafat diberikan kepada keluarga Beliau dan saudara-saudaranya. [2]

Pada masa pemerintahan Abbasiyah mulailah masuk pengaruh bangsa Persia. Pengaruh ini sangat dirasakan saat pemerintahan telah di pindahkan ke Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan. Hal ini membuka jalan untuk zaman baru yang diawali dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan juga kemajuan peradaban Islam. Masa pemerintahan Abbasiyah mengalami pergantian dalam mengembangkan masa pemerintahan sehingga terbagi menjadi lima periode sehubungan dengan corak pemerintahannya masing-masing. Di samping itu menurut asal-usul penguasa selama masa 508 tahun Khilafah Abbasiyah mengalami tiga kali pergeseran penguasa, yaitu Bani Abbas, Bani Buwaihi, dan Bani seljuk. [3]

Adapun susunan penguasa saat Khilafah Abbasiyah sebagai berikut:

a) Bani Abbas (750-932 M.)

1. Khalifah Abu Abas al-Saffah (750-754 M.)

2. Khalifah Abu Jakfar al-Mansur (754-775 M.)

3. Khalifah al-Mahdi (775-785 M.)

4. Khalifah al Hadi (775-776 M.)

5. Khalifah Harun al-Rasyid (776-809 M.)

6. Khalifah al-Amin (809-813 M.)

7. Khalifah al-Makmun (813-633 M.)

8. Khalifdah al-Mu'tasim (833-842 M.)

9. Khalifah al-Wasiq ( 842-847 M.)

10. Khalifah al-Mutawakkil (847-861 M.)

b) Bani Buwaihi (932-107 5M.)

1. Khalifah al-Kahir (932-934 M.)

2. Khalifah al-Radi (934-940 M.)

3. Khalifah al-Mustaqi (943-944 M.)

4. Khalifah al-Muktakfi (944-946 M.)

5. Khalifal al-Mufi (946-974 M.)

c) Bani Saljuk

1. Khalifah al-Muktadi (1075-1048 M.)

2. Khalifah al-Mustazhir (1074-1118 M.)

3. Khalifah al-Mustasid (1118-1135 M.)

Bedasarkan pergeseran pemerintahan dan perubahan politik, pemerintahan Abbasiyah dibagi menjadi lima periode yaitu:

1. Periode Pertama (132 H/750M - 232H/847M), periode ini memiliki pengaruh besar pada kebijakan perluasan daerah. Dasar-dasar pemerintahan telah dibangun Abu Abbas al-Saffah dan Abu Ja'far al-Mansur, dan puncak kejayaan pemerintahan Abbasiyah beraa pada tujuh khalifah sesudahnya. Dan zaman keemasaan dimulai pada pemerintahan pengganti Ja'far, dan sampai pada puncaknya yaitu pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid.

2. Periode Kedua (232H/847M - 334H/945M) pada periode ini pengaruh Turki mulai masuk. Kebijakan dimulai oleh Khalifah al-Mu'tasim dengan memilih anasir turki dalam ketentaraan Khilafah Abbasiyah. Hal ini menjadi awal dari periode khalifah yang lemah. Karena pemberontakan banyak terjadi. Hal ini menjadi salah satu faktor kemunduran Khilafah Abbasiyah.

3. Periode Ketiga (334 H/945 M - 447 H/1055 M), periode pada masa ini dikuasai oleh bani Buwaihi yang mana disebut juga masa Persia kedua. Keadaan pemerintah menjadi semakin buruk dari masa-masa sebelumnya, karena bani Buwaihi menganut aliran Syi'ah. Oleh karena itu kedudukan Khalifah tidak lebih sebagai pegawai saja yang diperintah dan tidak diberi gaji sepeserpun.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M - 590 H/l194 M), pada masa ini kekuasaan dimiliki oleh bani Saljuk yang disebut juga dengan pengaruh Turki kedua. Kehadiran pemerintahan pada periode ini melumpuhkan kekuatan bani Buwaihi di Baghdad.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M - 656 H/1258 M), periode ini menjadikan Khalifah bebas dari pengaruh dari dinasti apapun, akan tetapi pemerintahannya hanya efektif disekitar kota Baghdad saja dan diakhiri dengan invasi oleh bangsa Mongol.

B. Wilayah Ekspansi Masa Khilafah Abbassiyah

Pada masa pemerintahan Abbasiyah kekuasaan islam semakin bertambah luas dan Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan. Ekspansi wilayah dan pengaruh Islam bergerak dari wilayah Timur Asia Tengah dari perbatasan India dan ke China. Wilayah ini dikuasai pemerintah Abbasiyah sangat luas. Hal ini karena wilayah ini telah dikuasai oleh pemerintahan sebelumnya yaitu Khilafah Umayyah meliputi: Yaman Utara dan Selatan, Hijaz, Kuwait, Irak, Oman, Palestina, Yordania, Iran, Mesir, Lebanon, Tunisia, Aljazair, Maroko, Afghanistan, Spanyol, dan Pakistan. Daerah-daerah ini belum sepenuhnya berada pada wilayah pemerintahan Umayyah, akan tetapi saat pemerintahan Abbasiyah ekspansi wilayah dan penyiaran ajaran Islam terus dikembangkan hingga daerah Turki, Armenia, dan juga sekitar Laut Kaspia. [4]

C. Peranan Khilafah Abbasiyah dalam Perkembangan Peradaban Islam

Pada masa pemerintahan Abbasiyah memiliki peranan penting dalam kemajuan dalam bidang Agama, Filsafat dan juga Sains. Hal ini dikarenakan keberadaan Baghdad yang menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan. Kota Baghdad tidak hanya menjadi pusat ibukota dan pusat ilmu pengetahuan saja, melainkan menjadi salah satu pusat dari perdangangan, dan kajian teknologi. Maka dari itu pada zaman ini dijuluki dengan era keemasan bagi umat Islam karena pada era ini umat Islam sudah sampai pada puncaknya seperti, kekayaan yang melimpah, ekspansi wilayah yang luas membentang hingga ke penjuru dunia. [5]

Dibawah ini beberapa rincian peranan pemerintahan Abbasiyah dalam perkembangan peradaban Islam:

1. Bidang Agama:

Pada era keemasan ilmu pengetahuan dan Agama ilmu-ilmu agama berkembang secara luas disertai tokoh-tokoh agama yang berpengaruh:

a. Ilmu Tafsir

Saat itu ilmu tafsir sedang berkembang dengan pesat, apalagi banyaknya orang non-Arab masuk islam yang tidak mengerti bahasa Arab. Dan penafsiran makna dari Al-Qur'an sangat dibutuhkan. Salah satu karya tafsiran pertama yang sengaja disesuaikan dengan sistematika Al-Qur'an adalah milik Al Farra'. Dan pada zaman Abbasiyah muncul ahli Tafsir yang terkenal yaitu Abu Yunus Abdus Salam al-Qozwani yang menganut aliran Tafsir bi al-Ra'yi.

b. Ilmu Hadist

Kajian hadist merupakan sumber hukum setelah Al-Qur'an berkembang dengan cara menelusuri keotentikan sebuah hadist. Pada zaman ini telah berhasil membut pembukuan hadist. Salah satunya adalah Kutub as-Sittah hadist yang disusun oleh enam orang ulama ternama yaitu Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Turmudzi, Ibnu Majjah, Imam Nasa'i, Abu Daud.

c. Ilmu Kalam

Pada zaman Abbasiyah ilmu kalam mempelajari tentang keesaan Tuhan, perbuatan Tuhan dan lain sebagainya. Tapi tidak hanya itu ilmu ini juga mengembangkan pemikirang tentang sosial, politik hingga mengembangkan pemikiran umat islam saat itu yang tidak statis, hal ini menunjukkan bahwa ilmu kalam sangat berguna bagi kemajuan negara dan kemaslahatan umat. Diantara tokoh ulama ilmu kalam yang terkenal saat itu ialah Abu Huzail al-Allaf, An-Nazzam, Bisri Ibnu Mu'tamir, Abu Ishaq Ibrahim mereka ini berasal dari aliran Mu'tazila, dan kelompok salaf diwakili oleh Amru bin Ubaid.

d. Ilmu Fiqih

Ulama pada zaman Abbasiyah memberikan peran penting dalam ilmu fiqih ini yaitu dengan munculnya empat ulama yang terkenal hingga saat ini, yaitu Imam Hanifa, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal.

e. Ilmu Tasawuf

Kemajuan dalam ilmu ini berawal dari perkumpulan tak resmi yang membahas tentang agama yang biasanya disebut dengan Halaqah dan dzikir terus-menerus.

Tokoh dalam ilmu ini lebih dikenal dengan sufi. Beberapa sufi yang terkemuka saat pemerintahan Abbasiyah , yaitu al-Qusyairi, Abu Haffas Umar, al-Ghazali. [6]

2. Bidang Filsafat:

Filsafat pada saat itu berkembang sangat cepat terutama saat masa Khalifah al-Ma'mun dan Khalifah Harun Ar Rasyid karena saat itu buku-buku Filsafat sudah banyak diterjemahkan dalam bahasa Arab. Saat itu juga banyak sekali muncul tokoh-tokoh filsafat, yaitu al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rush.

3. Bidang Sains

Berkembangnya ilmu sains ditandai dengan adanya universitas-universitas Islam yang didirikan di Iraq dan juga Baghdad. Dan dalam ilmu ini muncul ilmu sains yaitu:

a. Ilmu kedokteran, ilmu ini berkembang saat masa pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid dapat disimpulkan dengan adanya rumah sakit yang didirikan Beliau saat itu hingga berkembang menjadi 34 rumah sakit islam. Tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah Ar Razi dan Ibnu Sina

b. Ilmu Kimia, pada zaman Abbasiyah memiliki ilmuwan yang sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu kimia yaitu Jabir Ibnu Hayyam hingga mendapatkan gelar yaitu "Bapak Ilmu Kimia Arab"

c. Ilmu Astronomi, ilmu ini awalnya digunakan untuk menentukan kiblat oleh para pelaut, pedangan dan lainnya yang sedang menyiarkan agama islam diluar negeri. Ulama yang memiliki peran penting pada zaman Abbasiyah ini adala al-Khawarizimi.

d. Ilmu Matematika, dalam kajian ilmu matematika ini ilmuwan zaman Abbasiyah memberikan peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu matematika yaitu dengan menemukan angka yang kita gunakan hingga saat ini. Disisi lain ilmuwan muslim saat itu juga menemukan sebuah teori yaitu Al Jabar yang di pelopori oleh Ibnu Haitam dan al Khawarizimi. Ibnu Haitam juga menemukan teori tentang Trigonometri.

4. Bidang Politik

Sistem pemerintahan Abbasiyah menganut monarki. Meskipun pengangkatan Abul Abbas bedasarkan Bai'at dan ketetapan pemilihan oleh umat muslim sebagai Khalifah pertama tapi untuk pergantian Khalifah-khalifah selanjutnya ditetapkan atas keputusan keluarga. Sistem politik ini seperti sudah direncanakan sebelumnya, saat Abul Abbas menjabat sebagai Khalifah saat menjadi pemimpin puncak. Hak kekuasaan yang dimiliki oleh Khalifah pertama saat itu didukung oleh hadist politik yang berbunyi "Inna Ana Sulthanullah fi Ardhihi". Hal itu menjadikan Bani Abbas memiliki keutuhan kekuasaan yang sangat dijaga agar tidak jatuh kepada tangan orang lain. [7]

5. Bidang Ekonomi

Pusat ekonomi perdagangan dunia terletak di Basrah, Iraq, Siraf, dan Laut Persia. Lalu bergeser menuju Kairo. Pada pemerintahan Abbasiyah Baghdad menempati pusat perdagangan saat itu. Berikut cabang kegiatan ekonomi yang mengambil peran penting dalam kemajuan pemerintahan Abbasiyah:

a. Pertanian, pemerintah saat itu menggunakan sistem irigasi modern dengan menggunakan Sungai Eufrat dan juga Tigris, Khalifah sangat menghargai dan membela buruh tani, meringankan beban pajak hasil bumi.

b. Perindustrian, saat itu Khalifah memberikan saran untuk umat muslim untuk membuka berbagai industri, hingga ada beberapa kota yang saat itu industrinya sangat terkenal, salah satunya industri kertas.

c. Perdagangan, para pedagang saat itu gencar melakukan kegiatan ekspor dan impor hingga para pedagang membangun sumur dan tempat-tempat istirahat yang dilewati kafilah dagang, mereka juga membangun armada dagang. [8]

6. Bidang Militer

Pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid membentuk sebuah departemen pertahanan dan keamanan yang dikenal dengan Diwanul Jundi yang mengatur segala organisasi militer. Organisasi ini terdiri dari pengawal Khalifah (Haras), pasukan tetap (Jund), pasukan sukarela (Thawwi'ah), pasukan infanteri (Harbiyah), pasukan pemanah (Ramiyah), dan pasukan kaveleri (Fursan). Pasukan ini di dominasi oleh bangsa Persia, akan tetapi juga ada relawan yang berasal dari bangsa Badui, dan juga petani. Khalifah Ar Rasyid memiliki kekuatan militer yang sangat dikagumi sehingga wilayah ekspansi pemerintah Abbasiyah membentang luas dari Afrika Utara hingga Hindukush.

7. Bidang Seni dan Budaya

Para Khalifah saat itu berorientasi pada perluasan ekspansi wilayah kekuasaan menjadikan ilmu pengetahuan, seni dan budaya mengalami perkembangan. Diantara perkembangan seni dan budaya yang terjadi antara lain:

a. Arsitektur, perkembangan budaya dalam pemerintahan Abbasiyah dapat dilihat dari peninggalan bangunan-bangunan bersejarah seperti masjid, yaitu Masjid Jami' Al-Mansur, Masjid Raya Ar-Risyalah, Masjid Jami' Qasr al-Khilafah, Masjid Kuffah, Masjid Sammara.

b. Seni sastra, dunia sastra mengalami kemajuan. Pusat kota yaitu Baghdad menjadi pusat tempat sastrawan, yakni Abu Atahiyah, Abu Nawas, Abu Tamam, al-Buhtury.

c. Seni bunyi dan musik, pada umumnya para Khalifah Abassiyah menyukai musik dan lagu dari para tokoh terkenal, yaitu al-Farabi, az-Zuman, az-Zalah, Khalifah Hakam II. [9]

D. Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Khilafah Abbasiyah

1. Jatuhnya kota Baghdad dan Hancurnya Perpustakaan Baitul Hikmah, meluasnya wilayah kekuasaan pemerintahan Abbasiyah sedangkan komunikasi antara pusat kota dengan daerah sulit dicapai. Sehingga tingkat kepercayaan kalangan penguasa pemerintahan dengan pelaksana pemerintahan rendah sekali.

2. Kemerosotan Ekonomi, menurunnya pendapatan negara disebabkan dengan menyempitnya wilayah kekuasaan pemerintahan Abbasiyah sehingga terjadinya kerusuhan antar masyarakat, banyaknya masyarakat yang tidak membayar pajak bumi, kehidupan para penguasa pemerintahan dan pejabat yang sangat mewah.

3. Munculnya aliran-aliran sesat, fanatisme kesukuan, Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah. AlManshûr berusaha keras memberantasnya, bahkan al-Mahdi merasa perlu mendirikan jawatan khusus untuk mengawasi kegiatan orang-orang zindiq dan melakukan mihnah dengan tujuan memberantas bid'ah. Akan tetapi, semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara ahlus Sunnah dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada konfl ik bersenjata yang menumpahkan darah di kedua belah pihak. Gerakan al-Afsyin dan Qaramithah adalah contoh konfl ik bersenjata itu.

4. Ancaman yang berasal dari luar, Perang Salib yang berlangsung sangat panjang menelan banyak korban jiwa.

5. Serangan dari bangsa mongol, serangan yang berasal dari tentara mongol secara langsung menyebabkan kemunduran pemerintahan Abbasiyah dan kehancuran Baitul Hikmah di kota Baghdad, saat itu Khalifah al-Mu'tasim menjadi penguasa terakhir pada sejarah pemerintahan Abbasiyah. Serangan dari tentara mongol itu dibawah pimpinan Hulagu Khan adalah peristiwa yang sangat menyedihkan menelan waktu dan pengorbanan yang sangat panjang, pusat ilmu pengetahuan, berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan dihancurkan dengan keji dan buku-buku di bakar. Serangan ini berlangsung selama 40 hari yang mengorbankan dua juta jiwa.



[1] Muhaimin, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media) h. 222-223.

[2] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: UINSA Press 2014) h. 154

[3] Karim, M Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007)

[4] Bagaskara, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta:1969)

[5] Ibid,. h. 156-157

[6] Ibid,. h. 158-162

[7] Ibid,. h. 163-173

[8] Riyadi, H. Fuad, The Golden Age Of Islam (Kudus: Bayt al Hikmah)h. 114

[9] Sylaby, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka al Husna, 1993)


Download Link




Download File Dinasti Abbasiyah/Khilafah Bani Abbasiyah
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku




Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop