A. Asal Usul Pembentukan dan Sistem Pemerintahan Bani Abbasiyah
1. Asal Usul Bani Abbasiyah
Berdirinya Daulah Abbasiyah di awali dengan 2 strategi, yaitu : satu dengan sistem mencari pendukung dan dan penyebaran ide secara rahasia, hal ini sudah berlangsung sejak akhir abad pertama hijriyah yang bermarkas di Syam dan tempatnya di Al.Hamimah, sistem ini berakhir dengan bergabungnya Abu Muslim Al.Khurasani pada jam'iyah yang sepakat atas terbentuknya daulah Abbasiyah. Sedangkan strategi kedua di lanjutkan dengan terang- terangan dan himbauan-himbauan di forum resmi untuk mendirikan Daulah Abbasiyah yang berlanjut dengan peperangan melawan daulah Umaiyyah [1] . Dari dua strategi yang di terapkan oleh Muhammad bin Al.Abasy dan kawan-kawannya sejak akhir abad pertama sampai 132 H akhirnya membuahkan hasil dengan berdirinya Daulah Abbasiyah.
Dinasti Bani Abbas terbentuk melalui proses perebutan kekuasaan dari bani Umaiyah sebagaimana di sebutkan di atas. Dengan dasar pemikiran bahwa kekuasaan harus berasal dari keturunan yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, maka Abu Abbas al.Saffah yang di dukung oleh seorang panglima yang gagah perkasa, yaitu Abu Muslim Al.Khurasani serta berbagai kelompok pemberontak, seperti kaum syi'ah, oposisi pimpinan al.Mukhtar, dan lainnya berhasil mengalahkan Khalifah Bani Umaiyah terakhir, yaitu Khalifah Marwan II pada tahun 750 M/132 H.
Berbagai teknis di terapkan oleh pengikut Abu Abbas As-Saffah, seperti sambil berdagang dan melaksanakan haji di balik itu terprogram bahwa mereka menyebarkan ide dan mencari pendukung terbentuknya daulah.Karena pendirian daulah ini tidak semudah membolak balikkan telapak tangan, tetapi memerlukan tenaga dan usaha usaha sampai mengorbankan nyawa dalam jumlah yang tidak sedikit. Dan ini bisa terlihat dari peperangan yang terjadi antara Daulah Umaiyah dan pendukung berdirinya Daulah Abbasiyah seperti peristiwa 11 Jumadil akhir 132 H dalam waktu itu terbunuh 300 orang dari Daulah Umaiyah dan termasuk Ibrahim Bin Al.Walid bin Abdi Malik saudara dari Yazid [2] .
Faktor-faktor pendorong berdirinya Daulah Abbasiyah dan penyebab suksesnya:
a. Banyak terjadi perselisihan anatara intern Bani Umaiyah pada dekade pemerintahannya hal ini di antara penyebabnya memperebutkan kursi Pemerintahannya.
b. Pendeknya masa jabatan khalifah di akhir-akhir pemerintahan Bani Umaiyyah Seperti khalifah Yazid bin Al.Walid lebih kurang memerintah selama 6 bulan.
c. kesombongan pembesar-pembesar bani Umayyah pada akhir-akhir Pemerintahannya.
d. Timbulnya dukungan dari Al-Mawali (non-Arab).
e. Hilangnya kecintaan rakyat pada akhir-akhir pemerintahan baniumaiyah.
Dari berbagai penyebab-penyebab di atas dan dengan ketidak senangan Mawali pada Daulah Umayyah mengakibatkan runtuhnya Daulah dan berdiri Daulah Bani Abbas hal ini dapat di lihat dengan bantuan para Mawalli dari Khurasan dan Persi. Misalnya bergabungnya Abu muslim Al.Khurasani, ia berhasil menjadi pimpinan di khurasan yang pada awalnya di bawah kekuasaan Bani Umaiyah.
2. Sistem Pemerintahan Bani Abbasiyah
Sistem pemerintahan bani Abbasiyah meniru cara Umaiyah.Dasar dasar pemerintahan Abbasiyah di letakkan oleh khalifah kedua, Abu Ja'far Al.Mansyur. Sistem pemerintahan kekhalifahannya di ambil dari nilai-nilai persia.Para khalifah Abbasiyah memperoleh kekuasaan untuk mengatur negara langsung dari allah bukan dari rakyat, yang berbeda dari sistem kekhalifahan yang di pilih oleh rakyat. Sistem politik Abbasiyah yang di jalankan antara lain, yaitu:
a. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, Gubernur,panglima dan pegawai lainnya bayak di angkat dari golongan Mawali turunan Persia.
b. Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat Kegiatan politik, ekonomi, social dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
d. Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
e. Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan
tugas dalam mengatur pemerintahannya.
Kekuasaan mereka yang tertinggi di letakkan pada ulama' sehingga pemerintahannya menerapkan sistem teokrasi. Khalifah bukan saja berkuasa di bidang pemerintahan duniawi juga berhak memimpin agama yang berdasarkan
Pemerintahannya pada agama. Khalifah Abbasiyah juga memakai Gelar imam kepada untuk menunjukkan aspek keagamaannya. Namun dalam hal pengangkatan mahkota, Abbasiyah meniru sistem yang di laksanakan oleh bani Umaiyah, yakni menetapkan 2 oarang putra mahkota sebagai pengganti pendahulunya yang berakibat fatal karena dapat menimbulkan pertikaian di antara putra mahkota. Tetapi traidisi mengangkat 2 putra mahkota ini tidak berjalan selama masa Abbasiyah.
B. Perluasan Wilayah Masa Bani Abbasiyah.
Sebagaimana yang telah di terangkan sebelumnya, bahwa sanya propaganda gerakan bani Abbas di bedakan dalam 2 bentuk. Yaitu, propaganda secara terang terangan dan propaganda secara rahasia. Dalam propaganda yang di lakukan secara rahasia itu mereka telah melakukan persiapan yang benar benar matang, baik secara pemikiran maupun situasi dan kondisi. Maka pada tahun 127 H, para pemimpin gerakan bani Abbas memutuskan untuk melakukan propaganda secara terang- terangan setelah mereka mendapat dukungan dari Syi'ah, Khawarij, dan Kelompok Mawali.
Setelah gerakan propaganda di anggap cukup, maka di lakukannya penyerbuan yang pertama ke daerah Khurasan.pada waktu itu pemerintahan Bani Umaiyah menempatkan Nashr ibn Saiyar sebagai gubernur di sana. Penyerbuan ini di pimpin oleh Abu Muslim Al.Khurasan dan dalam penyerbuan tersebut gerakan Bani Abbas memperoleh kemenangan. Karena permohonan bantuan yang di pinta Nashir pada pemerintahan pusat dan Gubernur Irak tidak di gubris.Setelah gerakan Bani Abbas menguasai Khurasan, mereka melanjutkan penyerangan ke Irak dan dapat di kuasai dan juga akhirnya penaklukan-penaklukan tersebut sampai ke Kufah. Setelah daerah-daerah tersebut bisa di kuasai, masih ada 2 kekuasaan yang belum di taklukkan : yaitu khalifah Marwan Ibn Muhammad yang berpusat di semenanjung tanah arab dan Yazid Ibn Umar Ibn Hubairah yang berpusat di Wasit. [3]
Untuk menghadapi Marwan, Abdul Abbas as-Saffah memimpin pamannya Abdullah Ibn Ali untuk memimpin sejumlah tentara. Di pihak Marwan telah di persiapkan sekitar 120.000 orang.Kedua pasukan bertempur di lembah sungai azzab salah satu cabang dari sungai Dajlah/Tigris.pertempuran berlangsung begitu sengit, karena tentara jumlah besar dalam pihak Marwan berhadapan dengan semangat yang berkobar-kobar dari pihak Abdul Abbas. Marwan berada di pihak yang kalah dan mundur ke Harran.Kemudian di kejar oleh tentara Abul Abbas pimpinan Abdullah Ibn Ali, hingga akhirnya mundur sampai Qinsirrin, Hims dan terakhir ke Damsyik. Tetapi tentara marwan tetap di kejar dan kota-kota tersebut jatuh ke tangan Abdullah Ibn Ali. Namun kelompok dari Bani abbas tetap mengejar pasukan Marwan, tetapi pengejarannya di serahkan kepada saudaranya,Saleh Ibn Ali. Setelah tiba di desa busir terletak di daerah bani suwief, terjadilah pertempuran antara kelompok bani Abbas dan bani Umaiyah.Dalam pertempuran itu pihak Marwan mengalami kekalahan, bahkan ia sendiri mati terbunuh.
C. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Sains dan Teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan pada waktu itu di pengaruhi oleh 2 hal:
1. Asimilasi bangsa Arab dengan non arab
2. Munculnya gerakan penerjemah.
Ilmu yang berkembang pada waktu itu adalah ilmu agama dan ilmu umum.
1. Kemajuan Ilmu-Ilmu Agama
a. Ilmu Tafsir
Tafsir yang berkembang pada saat itu ada 2, yaitu tafsir Bil ma'tsur yaitu metode penafsiran al.qur'an dengan menggunakan hadist-hadist rasul. Sedangkan tafsir bil ra'yi yaitu metode penafsiran al.qur'an dengan menggunakan akal pikiran.
Di antara ahli tafsir bil ma'tsur antara lain:
1) Ibnu jarir At-Thibari.
2) Ibnu Athiyah Al.Andalusi
3) )As-Suda'i
Adapun para ahli tafsir bil ra'yi anatara lain:
1) Abu Bakar Asam
2) Abu Muslim Muhammad Bin Bahr Isfahany.
3) Ibnu Jaru Al.-Asadu.
4) Abu Yunus Abdul Salam.
b. Ilmu Hadist
Di antara Ahli Hadist yang ternama adalah :
1) Imam Bukhori, karyanya yang terkenal yaitu al.Jamius Shohih(Shohih Bukhori)
2) Imam Muslim, Kayanya yang terkenal adalah Shohih Muslim)
3) Ibnu Majah, Karyanya sunan Ibnu Majah.
4) Abu Dawud, Karyanya sunan Abu Dawud
5) An-Nasa'I, karyanya Sunan an-Nasa'i
c. Ilmu Kalam
Ilmu kalam lahir karena beberapa alasan ,antara lain:
1) karena musuh islam ingin melumpuhkan islam dengan mempergunakan filsafat.
2) Hampir semua masalah, termasuk masalah agama berkisar pada pola rasa, pola akal, pola ilmu.
Dalam ilmu kalam para teolog terfokus pada bidang akidah sebagai obyek
bahasan yang meliputi ke esaan Tuhan, sifat-sifat, perbuatan Tuhan dll. Pada masa ini para ulama' kalam terbagi menjadi 2 aliran, pertama aliran yang mengikuti pemikiran salaf yang di wakili oleh Mu'tazilah. Aliran salaf berpegang pada arti lafdiyah/tekstual dalam mengartikan ayat-ayat mutasabihat. Sedangkan aliran rasionalis memakai/ra'yu dalam mengartikan ayat [4] .
Di antara ulama' ilmu kalam yang terkenal ialah Abu Huzail al-Allaf, An-Nazzam, Bisri Ibnu Mu'tamir, Abu Ishaq Ibrahim mereka dari aliran Mu'tazilah. Sedangkan yang mewakili kelompok salaf adalah Aru bin Ubaid.
Jadi ilmu kalam(teologi pada zaman Abbasiyah ini tidak semata mengembangkan pemikiran agama tetapi mengembangkan juga pemikiran social, politik dam pemikiran yang statis agar berguna bagi perkembangan dan kemajuan Negara.
d. Ilmu Fiqih
Di antara kebanggan pemerintahan Abbasiyah adalah terdapatnya 4 ulama' fiqih yang terkenal pada saat itu dan sampai sekarang. Yaitu Imam Abu Hanifah (wafat 129 H), Imam Malik (wafat 179 H), Imam syafi'I ( wafat 204 H), Imam Ahmad bin Hambal (wafat 241 H). Ke empat ulama' fiqih tadi yang paling terkenal dalam dunia islam dan penyebarannya.
Pada masa ini ada 2 cara dalam mengambil hukum fikih yang kemudian menjadi aliran tersendiri,yaitu:
Ahl al.Hadist : aliran yang teguh pada nash-nash Al.qur'an dan hadist, karena mereka yang menghendaki hukum yang asli dari rasulullah dan mereka menolak hukum menurut akal. Pemuka aliran ini adalah Imam Malik, Imam Syafi'I, dan pengikut Sufyan As-sauri.
Ahl al-Ra'yi: aliran yang menggunakan akal pikiran dalam mengistimbatkan hukum di samping memakai al.qur'an dan hadist, aliran ini di pelopori oleh imam Abu Hanifah dan Fuqaha' Irak.
Dari sini kita dapat melihat, bahwa pemikiran umat islam (Fuqoha'), pada saat itu sangat maju sekali, dengan bukti lahirnya ulama' terkenal dan kitab-kitab termasyhur yang dapat kita pelajari sekarang,di antaranya Al.Muwatta', Fiqhu Akbar, Al.Musnat, Al.Umm dll.
e. Ilmu Tasawwuf
Di samping ilmu fiqih, pada zaman Abbasiyah juga muncul ilmu dan berkembang ilmu tasawwuf. Ilmu ini telah menaruh pengaruh yang besar bagi kebudayaan islam. Perkembangan ilmu ini di mulai dari perkumpulan-perkumpulan yang tidak resmi dan diskusi keagamaan, Ilmu tasawwuf ini menyebar di penjuru negeri islam di wilayah Abbasiyah yang di bawa oleh para sufi-sufi terkemuka, seperti:
v Al.Qusyairi, nama lengkapnya Abu Qasim Abdul karim bin Hawzin (wafat 465H). kitabnya yang terkenal adalah Ar-Risalah Al.Qusayairiyah.
v Abu Haffas Umar bin Muhammad Sahabuddin, karyanya Awariful Ma'arif
v Imam Al.Ghozali (wafat 502 H) salah satu Ulama' tasawwuf yang terkenal,kitabnya yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin yang memuat gabungan antara ilmu tasawwuf dan kemasyarakatan.
Dari uraian di atas tentang kemajuan-kemajuan ilmu agama pada zaman Abbasiyah kita harus mengakui betapa besarsumbangan ilmu agama pada saat itu terhadap keberagaman sampai saat ini.di antara yang berpengaruh adalah ilmu lughoh yang meliputi ilmu nahwu shorof, mantiq, balaghoh yang dalam masa ini akan sangat berguna khususnya dalam menterjemah bahasa asing dan karya-karya sastra.
2. Kemajuan Ilmu-Ilmu Umum
a.Ilmu kedokteran
Ilmu kedokteran tumbuh dan dan berkembang pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid abad 9 M.Hal ini di tandai dengan berdirinya rumah sakit yang di dirikan oleh Harun Ar-Rasyid yang selanjutnya berkembang menjadi 34 rumah sakit islam.Rumah sakit ini di lengkapi dengan ruangan khusus wanita, apotik dan yang terpenting di setiap rumah sakit di lengkapi dengan perpustakaan media serta tempat-tempat kursus kedokteran dan pengobatan. Pada masa ini juga di bentuk klinik-klinik keliling yang melayani pengobatan di seluruh penjuru negeri khusus nya untuk orang-orang tak mampu. [5]
Ulama' yang terkenal pada masa ini yaitu Ar-Razi dan Ibnu Sina.Ar-Razi di kenal sebagai ahli kedokteran islam yang cakap dan dan ahli kimia terbesar abad pertengahan, beliau juga di kenal sebagai penemu benang Fontanel yang berguna untuk menjahit luka akibat pembedahan dan sebagainya. Ibnu Sina pada masa itu juga di kenal sebagai ahli kedokteran islam, karyanya yang paling terkanal sampai sekarang yaitu kitab Qanun Fi-Thibb.
Jadi kemajuan ilmu ilmu kedokteran pada Daulah Abbasiyah ini yang menjadikan petunjuk/yang mengilhami kemajuan ilmu yang kedokteran barat sekarang ini. Bahkan kitab-kitab Ibnu Sina sampai sekarang masih di kaji di Universitas di Eropa.
b. llmu Filsafat
Filsafat berkembang pesat pada masa Daulah Abbasiyah terutama masa Khalifah Al Ma'mun dan Harun Ar-Rasyid karena pada saat itu kitab-kitab filsafat, khususnya Yunani sudah di terjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Secara umum dalam bidang filsafat orang-orang islam masih banyak mengambil dari filsafat Yunani seperti filsafat Greek dan Copti c , hal ini bagi umat islam saat itu merupakan kepentingan yang utama(Tracending Importance), pengambilan ini hanya berupa ide-ide yang pertama kali pada masa Al.Ma'mun, seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Rush yang masih mengambil ide dari Aristoteles. [6]
Sedangkan tokoh tokoh dalam biadang filsafat ini antara lain:
v Abu Yusuf bin Ishaq Al Kindi (wafat 873 M) di kenal sebagai filusuf arab yang memperkenalkan filsafat Yunani di kalangan kaum Muslimin.
v Ibnu Sina (Avicenna) lahir pada tahun 980 Mdi Buchoro dalam ilmu filsafat. Beliau banyak mengarang buku di antaranya As-Sifa',Al Isyrana,Ti'su Rasail filHikmah yang sebagian besar memuat hubungan agama dengan filsafat.
v Al Farabi, lahir di Turkistan tahun 870 M beliau beguru di Baghdad untuk mempelajari sains dan filsafat,banyak belajar dari guru kristen.
v Ibnu Rush (Averoush)(wafat 594 M) dalam hal filsafat beliau banyak mengambil dari ide-ide aristoteles,dia banyak mengulas hubungan antara filsafat dan syari'at.
c. Ilmu Kimia
Dalam bidang ilmu Kimia ilmuwan yang terkenal adalah Jabir Ibnu Hayyan yang di beri gelar "Bapak Ilmu Kimia Arab"dia banyak mengemukakan teori uap,pelelehan,syublimasi dll.dalam teorinya Jabir Ibnu Hayyan mengatakan, bahwa logam seperti timah putih/hitam,besi dan tembaga bisa di rubah menjadi perak dengan menggunakan zat rahasia hingga pada sampai akhir hayatnya beliau masih melakukan eksperimen tentang hal ini.Jabir bin Hayyan ini merupakan perintis eksperimen pertama dalam dunia islam.di antara eksperimennya yang kemudian menjadi teori adalah : Teori Sublimasi,Teori Pengasaman,Teori penyulingan dll.
Dari penemu-penemu teori baru oleh Jabir Ibnu Hayyan dan para Ilmuwan pada Daulah Abbasiyah ini, kemakmuran dan kesejahteraan ini semakin bertambah baik, hasil-hasil eksperimen di terapkan pada kehidupan masyarakat.
d. Ilmu Astronomi
Ulama' yang ahli dalam bidang Astronomi adalah Al.Khawarizmi (wafat 846 H) beliau banyak membuat tabel-tabel tentang letak negara, peta dunia, penetapan bujur-bujur panjang semua tempat di muka bumi sekalius mengukur jarak antara negara satu dengan yang lainnya.teori ini di kumpulkan kemudian di sebarkan di Masyarakat.
Selain Al Khawarizmi ada ulama' yang bernama Ibnu Kardabah yang banyak menemukan teori perbintangan dan ilmu falak.Ibnu Kardabah juga banyak menulis buku tentang Astronomi, di antaranya Al Mashalih Wal Mawallik,Al Buldan,Al JIhani dan Al.Mukhtasar. Dengan di temukannya ilmu Astronomi, umat islam bisa menjual hasil pertaniannya dan kerajinannya ke luar negeri, sekaligus mendatangkan hasil karya dari negeri lain untuk di jual di negeri islam.Pemerintahan Abbasiyah semakin kaya karena setiap hasil perdagangan (Ekspor/Impor) di kenakan pajak untuk negara, kemauan oleh negara di salurkan untuk orang yang miskin. [7]
e. Ilmu Matematika
Dalam ilmu ini orang arab (Islam) memberikan sumbangan yang besar sekali bagi peradaban manusia dengan menemukan"Angka Arab" seperti yang kita pakai sampai sekarang (123456789). Orang-orang islam di bawah pimpinan Ibnu Haitam dan Al.Khawarizmi membuat teori matematika, di antaranya adalah teori Al Jabar, cara menghitung akar kaudrat dan desimal. pada perkembangan selanjutnya Ibnu Haitam berhasil menemukan ilmu untuk mengukur sudut yamh di beri nama Trigonometri. [8]
Di samping ilmu yang sudah di terangkan di atas tadi, masih ada bebrapa ilmu yang di temukan tapi belum banyak berkembang zaman Abbasiyah ini, penemuan-penemuan ilmu ini masih belum di bukukan secara sistematis, ilmu-ilmu itu adalah ilmu fisiks (Botani) yaitu ilmu tentang tumbuh-tumbuhan,ilmu fisika, ilmu Geografi dan ilmu Sejarah.
3. Kemajuan Bidang Politik
Kemajuan politik yang di peroleh oleh imperium Abbasiyah tidak saja membutuhkan penilaian dari "kaca mata"teori politik, tetapi lebih membutuhkan penilaian dari visi hati nurani, sebuah nurani politik tentang keadilan.namun demikian, dari pihak mana dan siapa keadilan itu akan di lihat, merupakan permasalahan yang tak kalah pentingnya untuk di pilah. Karena itu untuk menghindarkan keterjebakan kita dalam one interesting visi yang dapat menimbulkan timpangnya kesimpulan, maka pembahasan yang berimbang perlu di lakukan, yakni rekaman sejarah tentang "kelemahan-kelemahan" politik imperium Abbasiyah
Kebijakan politik Bani Abbasiyah yang memberikan tempat terhormat kepada Mawalli ternyata tidak di ikuti dengan perilaku yang sama kepada bangsa sendiri, keturunan Arab. Sejak dini, Khalifah pertama Bani Abbas telah menerapkan politik bumi hangus kepada Bani Umaiyah dan meminggirkan kaum Allawiyah (keturunan Sayyidina Ali)dari percaturan birokrasi. Abu Abbas membunuh semua keturunan Umaiyyah tanpa kenal kompromi. oleh dari itu beliau di juluki As-Saffah (sang pembantai).
Mengenai sisitem suksesi kekhalifahan, Bani Abbas tetap menganut Monarchi. Memang harus di akui, bahwa pengangkatan Abu Abbas sebagai Khalifah pertama adalah atas dasar Bai'at dan ketetapan pemilihan, tetapi untuk penggantinya mulai dari khalifah kedua dan seterusnya sudah di tetapkan berdasarkan keputusan keluarga.tampaknya sistem politik seperti ini sudah di rencanakan sejak awal, di mana ketika Abul Abbas naik tahta sudah di rancang menjadi pemimpin puncak.selain atas dasar political bargaining yang sudah di singgung di atas, hak kekuasaan puncak di dukung pula oleh hadist politik yang berbunyi: "Inna Ana Sultanullah Fi Ardhihi". [9]
Demikianlah sistem yang di anut Bani Abbas untuk menjaga keutuhan kekuasaanya agar jangan sampai jatuh ke tangan orang lain. Terutama kepada kaum Awwaliyah yang terus berusaha mancari peluang untuk naik tahta.
4. Kemajuan Bidang Ekonomi
a. Sektor Pertanian
Perhatian yang besar terhadap pembangunan pertanian dari Khalifah-khalifah Bani Abbas di tandai dengan suatu gerakan revolusi hijau di daerah-daerah subur di lembah sungai Dajlah dan Effrat. Gerakan ini di mulai dengan pembangunan bendungan-bendungan dan kanal di berbagai tempat, sehingga air melimpah menelusuri lembah dan dataran rendah yamg sangat luas, yang menurut catatan al-Baghdadi mencapai 36.000.000 jarib(sekitar 9.000.000 Hektar). Kemudian untuk mempermudah angkutan pertanian, di bangun sarana perhubungan ke segala penjuru, baik melalui darat maupun sungai. [10]
b. Sektor Industri
Kebijakan Bani Abbas pada sektor pembangunan industri pada prinsipnya mengacu pada penggalian sumber daya alam dengan memanfaatkan tenaga-tenaga insani yang mulai terdidik di bidang penguasaan teknologi padat karya. Kecenderungan ini bertilak dari kondisi objektif bahwa wilayah yang cukup luas banyak menyimpan benda-benda galian yang feasible dan marketable seperti perak , timah, tembaga, besi bahan tembikar dan marmer, garam serta belerang. Oleh karenanya, sifat Industri yang di kembangkan masih bersifat pembuatan bahan baku (atau yang di kenal dengan industri hulu), yakni dalam bidang penambangan. Sedangkan dalam industri hilir pembuatan barang jadi masih terbatas pada kegiatan yang di lakukan secara manual.
5. Kemajuan Bidang Seni Budaya
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat islam yang merupakan wakil paling menonjol dari arsitektur islam. Oleh karena itu masjid merupakan seni arsitektur islam yang yang tidak ada tandingannya.Salah satu bangunan Masjid yang di dirikan pada masa pemerintahan Bani Abbas adalah bangunan Masjid Samarra, di Baghdad. Masjid ini sangat indah yang mewakili keindahan seni arsitektur pada zamannya. Masjid ini di lengkapi oleh Sahn(sebuah lengkungan menyerupai bentuk piring) ,di sekeliling Sahn di lengkapi dengan serambi-serambi. Pada setiap sudut masjid di dirikan mercu berbentuk bulattang terbuat dari batu bata.
Hal terpenting lainnya dari gaya dan seni Arsitektur Masjid Samarra adalah tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut di bangun dengan menggunakan batu bata. Tiang yang di bangun dari batu bata itu berbentuk segi delapan dan di dirikan di atas dasar segi empat.
Selain Masjid Samarra yang memiliki seni arsitektur bangunan yang luar biasa, Masjid Ibnu Thulun juga memiliki keistimewaan dari segi seni bangunan atau arsitekturnya.Masjid ini di dirikan pada tahun 876 M oleh Ahmad bin Thulun,salah seorang penguasa di wilayah Mesir.
D. Faktor-Faktor Kemunduran Dinasti Abbasiyah
Faktor-faktor yang menyebabkan Bani Abbasiyah runtuh anatara lain
1. Luasnya wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah sementara kominitas pusat dengan daerah sulit di lakukan,di samping itu tingkat kepercayaan (saling percaya) di kalangan para penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat rendah.
2. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ,ketergantungan Khalifahkepada militer sangat tinggi.
3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang di keluarkan untuk
menggaji tentara bayaran sangat mahal.
Perpecahan politik tidak merintangi jalur-jalur perdagangan yang melewati kota Baghdad.Tetapi setelah perkembangan ekonomi politik semakin semakin merosot,maka kekuasaan khalifah menjadi lemah,bahkan di dalam kota Baghdad sendiri sudah tidak bisa di kendalikan.Kehidupan istana yang mewah dan berorkrasi yang melampaui batas telah membawa akibat keborosan anggaran belanja dan penyusutan keuangan yang di kemudian hari di perberat oleh pengurusan atau hilangnya sumber-sumber logam oleh tindakan para penyerbu yang mengusai sebagian besar wilayah Baghdad.
Buku Refrensi :,
Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya 2014
Ah, Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, digilib.uinsby.ac.id.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Prenamedia Group,Jakarta, 2016.
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Group, Jakarta 2016.
Hammis Syafaq dkk, Pengantar Studi islam, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya 2017
[1] Hasan ibrahim Hasan, Tarikh Al.islam Jilid II Cet.9,Maktabah Syaksiyah Misriyah dalam Samsul
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Cet 6, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),hal 65.
[2] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, hal. 66.
[3] Ahmad Syalabi ,Al-Tarikh……hal 37 dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam , digilib.uinsby.ac.id,.
[4] Montgomery Watt,Kejayaan Islam,trj,(Yogyakarta: Tiara Wacana,1990),hal.142 dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,2014), hal 161.
[5] Philip K.Hitti,The history dalam Ah.Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal 167
[6] Ahmad Amin,Duhurul Islam…… hal. 143-145 dalam Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam, digilib.uinsby.ac.id
[7] Philip K.Hitti,History…….hal. 144-145
[8] Montgomery Watt,Kejayaan Islam…..hal.236
[9] Hasan Ahmad Mahmud,Al Alam al-Islami fi al Asr al-Abbasi (Mesir:Dar al Fikr,1997) hal 114
[10] Al-Khatib Baghdadi,Tarikh Baghdad au Madinat Al-Islam, dalam Hasan Ibrahim Hasan,hal.304
Download File Dinasti Abbasiyah/Khilafah Bani Abbasiyah (Format Doc.)
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku