Loading...

Dinasti-dinasti Kecil masa bani Abbas dan Kerajaan pasca Dinasti Abbasiyah - Sejarah Peradaban Islam (Ayu Intan Fatimah) A6


KERAJAAN - KERAJAAN PASCA DINASTI ABBASIYAH

A. Kerajaan Usmaniyah di Turki (Turki Usmani)

Kerajaan Usmani di Turki atau bisa disebut dengan Turku Usmani awal mulanya adalah pendatang dari Asia Tengah yang untuk sementara menetap di Turkistan sebelum melanjutkan pengembaran ke berbagai wilayah lainnya. Mereka itu termasuk kabilah turki yang mendiami daerah oghuz, suku Kayi, karena terdapat tekanan serangan dari daerah mongol akhirnya mereka terpaksa mundur pada abad ke 13 M., mereka melarikan diri ke daerah Barat dan kemudian mendapat perlindungan dari salah seorang Shah Khwarizmi, Jalal Al-din Mangubirty, yang menunjuk suatu daerah padang rumput bagi kediaman mereka di barat laut Armenia, lalu mereka juga mencari pengungsian di tengah-tengah saudara mereka yaitu, orang-orang Turki Saljuk, di daratan tinggi, Asia kecil. Mereka masuk Islam ketika mereka pindah ke daerah Asia Tengah sekitar abad kesembilan atau kesepuluhan.


Dalam sejarah umat Islam, Usmani memiliki peranan yang sangat penting yaitu pengembangan dalam wilayah Islam. Yang dipimpin oleh usmannya sendiri , yang selanjutnya oleh anaknya, Orkhan, dan terus oleh penerusnya kemudian. Pada masa pemerintahan Orkhan (726 H. / 1326 M. hingga 761 H. / 1359 M., Thawashanli (1330 M.), Yang terakhir ini adalah bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki oleh Usmani. Ketika dipuncak kekuasaannya Usmani pernah berada di puncak kekuasaannya. Dan dalam sejarah umat Islam yang tidak terlupakan dalam jasanya adalah membuka kunci sejarah panjang, yakni menaklukan Konstantinopel (yang akhirnya diganti dengan Istanbul), mengakhiri kuasa Kaisar Romawi Timur (Bizantium) suatu perjuangan panjang yang belum berhasil semenjak masa al Khualafa' al-Rasyidin. [1]

Jadi, sebelum adanya Usman pada waktu itu Kerajaan Usmani masih di bawah pimpinan ayahnya Usman yaitu, Ertoghul. Setelah Ertoghul wafat tahun 1289 M., kepemimpinannya tersebut digantikan oleh putranya, Usman. Usman memerintah antara tahun 1290 M. dan 1326 M. sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II yang sudah banyak membantu untuk menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa dan akhirnya berhasil ia duduki benteng tersebut. Maka dari itu, putra Ertoghul inilah yang dianggap sebagai pendiri dari kerajaan Usmani.

Kemajuan-Kemajuan Kerajaan Turki Usmani

Kemajuan yang telah dicapai oleh Usmani dari bidang: politik, militer, kebudayaan, perekonomian dan bidang keagamaan. Dan juga Usmani banyak menaklukkan wilayah-wilayah lainnya serta ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesannya dalam perluasan wilayah Islam [2] :

1. Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ghanimah (harta perampasan perang).

2. Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga mudah digerakkan untuk tujuan penyerangan.

3. Semangat jihad dan ingin ikut dalam mengembangkan Islam.

4. Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibukota kerajaan, juga sangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia. Istanbul berada di dua benua dan dua laut, serta pernah menjadi pusat kebudayaan dunia, baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi Timur.

5. Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau balau yang gampang sekali untuk Usmani mengalahkannya.

Secara politis Usmani telah Berjaya mencapai puncak adi kuasa di masanya, berhasil memperluas wilayah Islam sampai tiga benua, dan berhasil mengelolah pemerintahan terpanjang dalam sejarah Islam (kurang lebih sampai 7 abad dengan 39 kepala pemerintahan (negara).

B. Kerajaan Safawi di Persia

Kerajaan Safawi bermula dari perjuangan Shafi al-Din al-Ardabily (1252-1334 M) yang telah mendirikan dan memimpin tarekat Safawiyah di Ardabil Azerbaijan. Shafi al-Din dikenal sebagai murid yang taat dari seseorang Mursyid syekh Taj al-In Ibrahim Zahidi (1218-1301 M) di kota Jilan dekat laut Kaspia, kemudian ia dijadikan menantu oleh gurunya dan sepeninggal gurunya ia menggatikan kedudukannya. Setelah sekh Shafi al-Din meninggal, kedudukannya diganti oleh anaknya bernama Khawaja Ali (1339-1427 M) dan selanjutnya kepemimpinan tarekat diteruskan oleh anaknya bernama Ibrahim sampai tahun 1447 M. [3]

Tarekat safawiyah yang sebenarnya itu tidak mencampuri urusan politik, sehingga kegiatan mereka itu berjalan dengan lancar dan cepat dalam perkembangannya serta berpengaruh di Persia, Syiria dan Anatolia. Tujuan tarekat ini pada awal berdirinya hanya untuk memerangi orang-orang ingkar, kemudian golongan yang mereka sebut "ahli-ahli bid'ah" (yatim, 1994: 139. Bandingkan dengan Hamka, 1981: 60). Tetapi pada perkembangan selanjutnya tidak bisa melepaskan urusan politik.

Perjalanan Tarekat Safawiyah menuju terbentuknya kerajaan Safawi dapat dibedakan menjadi dua fase. Fase pertama tarekat Safawiyah mempunyai dua corak, corak sunni pada masa pimpinan Safi al Din (1301-1334 M) dan masa Sadr al-Din (1334-1399 M) serta corak syi'ah pada masa Khawaja Ali (1399-1427 M) dengan sikap toleran dan masa Ibrahim (1427-1447 M) yang sangat ekstrim dengan Syi'ah Itsna Asyariyah.

C. Kerajaan Mughal di India

Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Dehli sebagai ibu kotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang pen ziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia Tengah pada abad ke 15. Kerajaan ini berdiri pada saat di Asia kecil berdiri tegak sebuah kerajaan Turki Usmani dan di Persia kerajaan Safawi. Ketiganya pada saat yang sama menjadi sebuah negara-negara adi kuasa di Dunia. Mereka juga menguasai perekonomian, politik serta militer dan mengembangkan kebudayaan. [4]

Jadi, kerajaan Mughal berdiri seperempat abad beridirinya Kerajaan Syafawi. Jadi, diantara ketiga kerajaan besar Islam kerajaan inilah yang paling termuda. Dan juga masing-masing dari ketiga kerajaan ini mempunyai masa kejayaan sendiri baik di bidang ekonomi, budaya, maupun arsitektur.

India pada saat itu dilanda persaingan dan peperangan untuk memperebutkan kekuasaan, sehingga India senantisa mengalami pergantian penguasa juga. Kekuasaan dinasti Ghaznawi dipatahkan oleh pengikut-pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke India pada tahun 1175 M, dan bertahan sampai tahun 1206 M. kemudian India jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi pendiri Dinasti mamuk India (1206-1290 M), kemudian ke tangan Dinasti Khalji (1296-1316) selanjutnya ke Dinasti Tughlug (1320-1413 M) dan dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang pada awal abad XVI dan membentuk kerajaan Mughal di India. [5]

Jadi sebelum kerajaan Mughal berdiri sebenarnya semenjak abad I hijriyah, Islam sudah masuk ke India. Ekspedisi pertama zaman khalifah Umar bin Khattab, tapi akhirnya khalifah Umar bin Khattab mencela penjarahan tersebut dan menariknya. Setelah itu, khalifah Umar bin Khattab wafat, barulah orang-orang Arab menaklukan Makran di Balukistan. Kemudian setelah kekuasaan Islam berada pada Dinasti Umaiyah di bawah khalifah Walid Ibn Abd al Malik, tenntara Islam sekali lagi mengadakan infasi ke wilayah India di bawah panglima Muhammad Ibn al-Qasim dan berhasil menguasai wilayah Sind. Dan pada tahun 871 M, orang-orang Arab sudah menghuni tetap di sana.

Kemajuan-Kemajuan pada Masa Kerajaan Mughal

Kemajuan-kemajuan yang pernah dicapai, diantaranya sebagai berikut: [6]

1. Politik

Di masa Akbar Kerajaan Maghul menganut sistem Monarchi Absolut, tidak mengenal undang-undang tertulis. Dan keputusan kerajaan adalah hukum tertinggi dibandingkan yang lainnya. Untuk mendekatkan hubungan dengan masyarakatnya raja memperlihatkan diri walaupun hanya lewat jendela.

2. Ekonomi

Dalam bidang ekonomi ini, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi sumber keuangan yang besar berada pada sektor pertanian. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri tersebut. Hasil pertanian tersebut yang terpenting saat itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayu-sayuran, rempah-rempahan, tembakau, kapas, nila, dan bahan bahan celupan. Hasil pertanian itu juga di ekspor ke Eropa Afrika, Arabia dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan.

3. Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Pada bidang ini, mereka membangun madrasah dan mendirikan perpustakaan. Maharaja-maharaja dan para bangsawan mendorong pendidikan ini dengan menghadiahkan tanah dan uang pada masjid-masjid dan takiah-takiah dan kepada para wali dan ulama-ulama. Bahkan raja Jehangir mengeluarkan undnag-undang bahwa apabila seorang kaya atau musafir meninggal dan tidak mempunyai ahli waris, maka hartanya diberikan ke tangan raja dan digunakan untuk perbaikan madrasah-madrasah dan takiah-takiah. Namun untuk kalangan wanita nampaknya terbatas dalam lingkungan keluarga-keluarga berada dan terpelajar saja.

4. Arsitektur dan Seni

Banyak sekali bangunan-bangunan indah dan kokoh yang dibangun dengan arsitektur yang mengagumkan pada zaman-zaman pemerintahan kerajaan Mughal misalnya Benteng Merah, Jama Masjid, Istana yang megah di Delhi dan Lahore dan makam makam raja. Yang paling istimewa lagi adalah Tajmahal (Mumtaz Mughal) yang dibangun oleh Syah Jehan secara khusus untuk tetap mengenang dan bernostalgia dengan permaisurinya tercinta yang cantik jelita dan putri dari kayangan yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

DINASTI -DINASTI KECIL MASA PEMERINTAHAN BANI ABBASIYAH

a. Dinasti Umaiyyah di Spanyol

Masuknya Islam di Spayol sekitar permulaan abad ke-8 M., telah membuka cakrawala baru dalam sejarah Islam. Dalam rentang waktu kurang lebih tujuh setengah abad, umat Islam di Spayol telah mencapai kemajuan yang pesat, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan figur-figur ilmuwan yang cemerlang di bidangnya masing-masing dan sampai sekarang pun masih ada. Mereka menjadi bahan rujukan para akademi, baik di barat maupun timur. [7]

Kemajuan peradaban di Spayol Islam pada saat ini berimbas pada bangkitnya Renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Spanyol adalah guru dari guru bagi Eropa dan Universitas Cordova, Toledo. Dan juga tidak hanya itu saja kemajuan yang ada di spanyol dalam lapangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga banyak sejarawan yang berpendapat bahw supremasi Islam tersebut sangat berpengaruh terhadap kemajuan Eropa. Berikut beberapa kemajuannya : [8]

1. Filsafat

Dalam bidang ini, Spanyol Islam telah merintis pembangunanya sekitar abad ke-9 M. minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan.

2. Sains

Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains. Dalam bidang matematika dan bidang pakar sains lainnya. Pakar yang sangat terkenal adalah Ibn. Sina, selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga dikenal sebagai seorang teknokrat dan ahli ekologi.

3. Bahasa Sastra dan Musik

Bahasa Arab dengan ketinggian sastra dan tata bahasanya telah mendorong lahirnya minat yang besar masyarakat Spayol. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya bahasa ini enjadi resmi, bahas pengantar, bahasa ilmu pengetahuan, dan administrasi.

4. Sejarah dan Geografi

Dalam bidang ini, Spanyol Islam khususnya wilayah Islam bagian barat telah banyak melahirkan penulis terkenal, seperi Ibn. Zubair dari Valancia, yang telah menulis sejarah tentang negeri-negeri muslim Mediterania serta Sisilia, dan lain-lain.

5. Fiqh

Umat islam Spanyol dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Madzhab ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman.

6. Kemajuan Pembangunan Fisik

Dalam pembangunan fisik umat Islam Spanyol telah membuat bangunan-bangunan fasilitas, seperti perpustakaan yang jumlahnya sangat banyak, gedung pertanian, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air, dan lain lain. Kemajuan pesat yang diraih umat Islam Spanyol khususnya dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan kebudayaan merupakan sebuah proses panjang yang didukung oleh faktor kerja sama yang baik antara para sarjana dan intelektual muslim dengan didukung oleh kebijakan pemerintah serta kemampuan ekonomi serta semangat keberagamaan dan persaudaraan yang kuat.

b. Dinasti Rustamiyah

Dinasti ini dipelopori oleh Abdurrahman ibn Rustam yang beraliran khawarij ibadiyah. Keberadaan dinasti ini, sebenarnya merupakan protes terhadap dominasi Arab yang sunni. Di timur, Kharijiyah merupakan sekte minoritas yang ekstrem dan kasar, sementara di barat, Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa dan lebih moderat. Ibu kotanya adalah Tahart yang berhubungan dengan kota Aures, Tripolitania dan Tunisia Selatan. Dinasti ini bersekutu dengan Bani Umayah di Spanyol karena terjerit oleh Idrisiyah yang Syi'i di barat dan Aghlabiyah yang Sunni di timur. Dinasti ini berakhir dengan jatuhnya Tahart ke tangan para penyebar dakwah Fatimiah tahun 296 H/909 M. Walaupun secara politis Rustamiyah di bawah kekuasaan Fatimiyah, tetapi ajaran Khawarij masih berkembang dan berpengaruh di beberapa wilayah Maghrib seperti Oase Mazb Aljazair, Pulau Jerba di Tunisia, dan Jabal Nefusa hingga kini. Tahart di masa Rustamiyah mengalami kemakmuran yang menakjubkan dan sebagai persinggahan di Utara di antara salah satu rute-rute kafilah trans-Sahara, juga merupakan pusat ilmu pengetahuan agama yang tinggi khususnya aliran Khawarij untuk seluruh Afrika Utara, dan bahkan di luar wilayah tersebut, seperti Oman, Zanzibar, dan Afrika Timur. [9]

c. Dinasti Idrisiyah

Dinasti ini didirikan oleh idris bin abdullah cucu hasan putra ali. Dinasti Idrisiyah merupakan Dinasti pertama pada masa pemerintahan Abbasiyah yang terpisah dari dunia Islam. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid merasa terancam dengan hadirnya Dinasti Idrisiyah, kemudian ia mengirimkan Sulaiman bin Jarir untuk menjadi mata-mata dan berpura-pura menentang daulah Abbasiyyah. [10]

Wilayah kekuasaan Dinasti Idrisiyah adalah Maghribi (Maroko). Dinasti ini adalah dinasti pertama yang beraliran syiah. Sultan Idrisiyah yang terbesar adalah Yahya IV (905-922 M). Idris ibnu Abdullah memilih Maroko sebagai peradabannya atau sebagai basis kekuatannya karena bangsa barbar di Maroko menerima kehadirannya dengan tangan terbuka dan Maroko itu cukup kondusif untuk mendirikan kekuasaan yang otonom.

d. Dinasti Aghlabiyah

Dinasti Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik berkepanjangan antara Asia dan Eropa. Yang di pimpin oleh Ziyadatullah I, suatu armada bajak laut dikerahkan untuk merebut Sisilia dari Bizantium dan berhasil dikuasai pada tahun 902 M. Bahkan, Renaisans di Italia terjadi karena transmisi ilmu pengetahuan melalui pulau ini. Dinasti ini juga terkenal karena di bidang Arsitektur, terutama dalam pembangunan masjid. Pada masa Ziyadatullah yang kemudiakan disempurnakan oleh Ibrahim II, berdiri dengan megahnya masjid yang besar, yaitu masjid Qairawan yang menaranya merupakan warisan dari bentuk bangunan tertua di Afrika. Oleh karena itu, Qairawan menjadi kota suci keempat setelah Mekah, Madinah dan Yerussalem. [11]

Dinasti ini menjadi tonggak terpenting dalam sejarah, di bawah pimpinan Ziyadatullah I, suatu armada bajak laut dikerahkan untuk merebut Sisila yang bertujuan untuk menyebarkan peradaban Islam hingga ke Eropa. Dinasti ini juga memiliki prestasi di bidang arsitektur terutama dalam pembangunan masjid. Masjid itu disebut juga sebagai masjid terindah dalam Islam karena ditata sedemikian indah. Lalu dibangun juga sebuah masjid di Tunisia, pada masa kekuasaan Ahmad, serta dibuat pula suatu pertanian dan irigasi untuk daerah Ifrikhyah yang kurang subur.

Pada akhir abad ke-9 posisi Dinasti Aghlabiyah di Ifrikhyah mengalami kemunduran, dengan masuknya propaganda Syi'ah yang dilancarkan oleh Abdullah Al-Syi'ah atas isyarat Ubaidillah Al-Mahdi. Dengan demikian, semakin berkurangnya pengaruh Aghlabiyah terhadap masyarakat, dikarenakan adanya kesenjangan sosial, berakhirnya riwayat Dinasti Aghlabiyah.

e. Dinasti Thuluniyah

Ahmad bin Thulun ini merupakan pendiri dari Dinasti ini. Menurut sumber terpercaya ayahnya, Thulun adalah salah satu budak yang berasal dari Farghanah, Turki, yang pada tahun 817 penguasa Samaniyah di Bukhara mempersembahkannya kepada Khalifah al-Makmun sebagai hadiah. [12] Pada saat itu, keadaan Mesir masih termasuk bagian dari wilayah Dinasti Abbasiyah yang sudah dikendalikan oleh bangsa Turki yang melebarkan sayap dan memegang kekuasaan tertiggi, pada masa pemerintahan khalifah Al-Watsiq. Akhirnya, dibuatlah pembagian wilayah supaya mudah dalam memantaunya. Dan Khalifah berpikir untuk menempatkan Ahmad mengawasi wilayah Mesir karena Ahmad merupakan seorang pemuda yang cakap, berpendidikan, pandai membaca al-Qur'an dan bersuara indah, santun, serta berwibawa dan terampil dalam memimpin.

Kemudian Ahmad pun pergi berangkat ke Mesir, dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia pun memimpin tentara dalam menghadapi gubernur Mesir pada tahun 868. Segera saja Ahmad mampu menguasai Mesir dengan leluasa setelah mencopot pejabat yang ditunjuk khalifah Abbasiyah. Ahmad juga memberikan pengumuman bahwasannya dia lah yang memiliki wilayah kekuasaannya. [13]

Ahmad melakukan pengawasannya di Mesir dengan sangat cakap dan dia pun akhirnya di percaya oleh Khalifah al-Watsiq. Dia ternyata tampil sebagai sosok pemimpin Islam di Mesir yang berwibawa dan di segani oleh para bangsawan Romawi. Hanya saja dinasti Thuluniyah ini berkuasa di Mesir dan Syuriah dalam waktu yang singkat, 38 tahun, yakni semenjak tahun 254-292 H/868-905 M.

f. Dinasti Ikhsidiyah

Kekuasaan mesir berada di bawah Dinasti Abbasiyah lagi pasca dinasti Thuluniyah runtuh. Meski demikian mesir menjadi sasaran kekacauan yang amat sangat kacau dan perpecahan selama tiga puluh tahun. Mengingat pengaruhnya Abbasiyah di Mesir sudah semakin melemah stelah Dinasti Thuluniyah runtuh sehingga sorang panglima perang Turki di Abbasiyah, ingin menguasai Mesir dan melepaskan diri dari Abbasiyah. Akhirnya ambisinya dari panglima perang itu yang bernama Muhammad bin Thugj al-Ikhsid, yang di aktualisasikan secara perlahan tapi pasti.

Semula khalifah Abbasiyah, Ar-Radhi, ingin menggandeng Muhammad menjadi sekutunya. Karenanya ia memberikan gelar al-Iksyid, sebuah gelar yang berbahasa Persia untuk gubernur. Dua tahun kemudian, Ikhsyid menguasai Syuriah pasca Muhammad bin Raiq wafat (330 H), tujuannya agar menambah kekuatan pasukannya dalam menghadapi Romawi. Satu tahun kemudian, Ikhsyid melebarkan pasukan sayapnya yang menjadi kekuatan kekuasannya yang akhirnya jatuh ke tanah suci Makkah dan Madinah, sehingga dinasti inilah yang mengawasidan mengurusi pelaksanaan haji. Sepeninggal Ikhsyid (335 H/946 M) lalu kepemimpinan ini digantikan oleh sang perdana menteri, Abu Misik Kafur dan juga memiliki tugas untuk melindungi kedua anak Ikhsyid yang masih kecil. Kepemimpinan yang di pimpin oleh Kafur pun mampu memperluas kekuasannya sampai menguasai Mesir, Syuriah dan Maroko. [14]

Dinasti Ikhsyidiyah berkuasa mulai tahun 323 H/934 M sampai pada tahun 358 H/969 M. Dinasti inilah yang membentang kekuasaannya sampai Thawus di Suriah bagian utara. Bahkan pada saat Kafur inilah, Dinasti Ikhsyidiyah mengalami kedigdayaan yang juga di takuti oleh Romawi.

g. Dinasti Hamdaniyah

Sejarah mencatat bahwa nama Hamdan adalah termasuk cabang kabilah Taghlib. Kabilah ini merupakan kabilah besar diantara anak cucu Rabilah bin Mudhar. Hamdan ini termasuk suku yang terbelakang. Mereka selalu berpindah membawa ternak, harta benda, dan kemah mereka, sebagaimana yang dilakukan suku-suku Arab.

Hamdan merupakan kakek dari dinasti hamdaniyah, adalah kepala suku yang mempunyai beberapa anak yang kelak selalu mengandalkan kemampuan dirinya sendiri. Mereka memiliki hidup keras dan menjadikan kekuatan adalah cara satu-satunya supaya dapat berdamai atau benteng pertahanan bagi mereka. Meskipun ada kata damai ataupun kerjasama itu pun hanya memiliki peluang sedikit. Hamdaniyah muncul ketika Dinasti Abbasiyah lemah. Saat itu, banyak Negara yang keemiran memerdekakan diri, terutama bangsa Turki, Persia, Kurdi, dan sebagian kabilah Arab. Kabilah Taghlib fanatik terhadap bangsa Arab. Mereka tidak suka melihat bangsa Turki menguasai pemerintahan Abbasiyah. Akhirnya pada tahun 330 H/ 942 M panglima yang bernama Hasan bin Abdullah al-Hamadani memasuki Baghdad bersama saudaranya, untuk membantu khalifah al-Muttaqi Billah. Lalu, hasan pun ditunjuk sebagai kepala selutuh pejabat dengan gelar Nasirud Daulah, sedangkan saudaranya, Ali, diberi gelar Saifud Daulah al-Hamdani. [15]

Dinasti hamdaniyah ini dikatakan sebagai kaum bar-bar, mengingat mereka sangat mengandalkan kekuatan fisik dalam berinteraksi dan tak ada kompromi kecuali sedikit sekali. Selain itu, sang pemimpin Saifud Daulah juga amat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga banyak ulama dan para ilmuwan yang betah tinggal di bawah kekuasaan dinasti Hamdaniyah ini.



[1] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal. 185.

[2] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam ..., hal 193.

[3] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam..., hal.194.

[4] Diakses dari https://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/kerajaan-islam-mughal-di-india.pdf , , hal. 1, pada 03 oktober 2018, pukul 18:17.

[5] Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspekny a (Jakarta: UI-Press, 2010), hal. 56-79

[6] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam..., hal. 203-205.

[7] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 120.

[8] Desi Supriyadi, Sejarah peradaban Islam..., hal. 120-123.

[10] Diakses dari http://www.academia.edu , pada tanggal 3 oktober 2018 , pada pukul 23.45.

[11] Dedi supriyadi, Sejarah Peradaban Islam..., hal.162.

[12] Philip K. Hitti, History of The Arabs, Terj. C.L.Yasin & D.S.Riyadi, (Jakarta: Serambi, 2002), hal. 573.

[13] Muzaiyana, Sejarah Perabadan Islam-2, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal. 81-82.

[14] Muzaiyana, Sejarah Peradaban Islam-2..., hal. 90-91.

[15] Muzaiyana, Sejarah Peradaban Islam-2..., hal. 92-93.


Download Link




Download File Dinasti-dinasti Kecil masa bani Abbas dan Kerajaan pasca Dinasti Abbasiyah
*Note !! : Format penulisan dalam file telah diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku




Gunakan Tampilan : Mode Desktop | Mode Desktop